M. Muttaqwiati

M. Muttaqwiati dengan M tak terdefinisi, demikian bapa ibu memberikan nama untuknya. Ia alumni jurusan Kimia IKIP Malang dan sekarang menjadi praktisi PAUD di r...

Selengkapnya
Navigasi Web

SEPULUH TERAKHIR

Senja ini kusapa Romadhonku dengan bening yang kusimpan di ceruk hati.

Sepuluh jari terakhir mulai patah satu persatu namun Romadhonku tak mampu membatik sempurna di kanvas yang kugelar sejak hari pertama.

Entahlah..

Riuh itu tak juga memberi jeda agar aku bisa tenang berdiam diri sambil merambati dzikir satusatu hingga tangga itu tergapai di bulan yang setahun hanya satu.

Tuhan..

Ampuni aku atas semua lemah diri..

Meski tertatih cahaya itu ingin kumiliki.

(Bus Umum menuju Pulang)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah inspiratif

17 Jun
Balas

Makasih, P Eko apresiasinya

18 Jun

Subhanallah

17 Jun
Balas

Bagus bu puisinya

16 Jun
Balas

Terimakasih

18 Jun



search

New Post