Mohamad Ridwan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

A H M A D

Ahmad adalah siswa SMK yang ada di kota Bekasi, pergaulannya sungguh di luar kebiasaan siswa pada umumnya, bolos sekolah dan tawuran antar pelajar sudah menjadi rutinitas sehari-hari, nasihat dari guru dan orang tua pun sudah tidak dihiraukan lagi.

Pada suatu ketika Ahmad di gelandang ke kantor polisi karena kedapatan membawa senjata tajam di tas ranselnya. Orang tua terutama ibu nya hanya bisa menangis dan pasrah mendengar kabar tersebut sehingga menyerahkan sepenuhnya ke pihak yang berwajib atas perbuatan anaknya itu, walaupun harus di bina dalam jeruji besi orang tua nya tetap tabah, polisi menahan dia selama seminggu dengan tujuan untuk memberikan efek jera kepada para siswa yang membandel.

Setelah kepulangan dari lembaga permasyarakatan Ahmad tidak lagi diterima oleh kedua orang tua dan adik-adiknya yaitu Budi dan Yanti, sontak saja kejadian itu membuat dia bingung harus tinggal dimana, sauda-saudaranya dan teman-temannya pun tidak mau menerima kehadiran dia di rumahnya, bagai jatuh tertimpa tangga stelah d usir oleh keluarga Ahmad pun dikeluarkan di sekolahnya.

Hari berganti hari kehidupan Ahmad pun semakin tak menentu, hidupnya layaknya gelandangan, tidur di emperan toko pasar dan makan pun seadanya dengan mengharapkan belas kasihan orang. Namun dalam hatinya Ahmad menyadari betul bahwa nasib yang dialami nya kini akibat dari ulah dia sendiri yang tidak menuruti nasihat dari kedua orang tua dan gurunya, penyesalan pun semakin mendalam ketika menyadari bahwa dia telah membuat malu keluarganya sendiri.

Sampai pada suatu saat ketika Ahmad masih terlelap tidur di depan toko pada waktu itu jam menunjukkan pukul 03:15 Ahmad dikagetkan dengan suara seorang sopir truk pengangkut sayuran yang sedang kebingungan karena tidak ada orang yang bisa menurunkan sayuran d mobilnya sedangkan para kuli pasar waktu itu pada sibuk menurunkan sayuran d mobil yang lain. Ahmad diminta sang sopir untuk membantu menurunkan muatan d mobilnya.

Setelah selesai menurunkan sayuran dari truk, Ahmad mendapat imbalan yang lumayan cukup untuk makan sehari, terbesit dalam pikirannya daripada dia terus menerus mengharapkan belas kasihan orang, lebih baik ikut bekerja sebagai kuli.

Kemudian Ahmad meminta ikut bekerja kepada sopir truk itu, bagai gayung bersambut yang kebetulan sang sopir memang sedang membutuhkan pekerja sebagai kuli panggul di mobilnya

Dengan hati yang senang esoknya Ahmad ikut mengirim sayuran ke daerah Sumatera.

Sesampainya ditempat tujuan seperti biasa Ahmad menurunkan muatan di truknya.

Masalah pun terjadi saat Ahmad beristirahat karena terlalu lelah dengan pekerjaannya diapun tertidur di tempat istirahat yang agak jauh dari mobilnya, ketika terbangun ternyata mobil truk itu sudah tidak ada di tempat, sontak saja Ahmad kaget dan kebingungan kemana harus mencari mobil truk itu, bahkan tidak seorang pun yang tahu kemana perginya.

Karena sudah terlalu lelah Ahmad pun duduk di sebuah teras mushola, pada waktu itu hampir mendekati waktu ashar, tak selang lama adzan berkumandang, para jemaah mulai berdatangan untuk menunaikan ibadah sholat ashar. Ahmad yang masih nampak kebingungan masih terdiam di teras mushola sampai para jemaah bubar selesai sholat.

Sampai orang terakhir keluar dari mushola itu adalah sang imam yang dikenal dengan sebutan Ustadz Ali, dia melihat Ahmad yang dari tadi hanya duduk di teras mushola tanpa ikut melaksanakan solat ashar berjamaah, dengan rasa penasaran Ustadz Ali pun bertanya kepada Ahmad kenapa hanya duduk saja dan terlihat resah, kemudian Ahmad menceritakan kejadian yang dialaminya yang telah diusir oleh keluarga nya di Bekasi hingga sampai terasing ke daerah Sumatra.

Mendengar cerita Ahmad itu, Ustadz Ali merasa kasian dan mengajak untuk sementara waktu tinggal bersama keluarga Ustadz Ali sebagai pengurus hewan ternak dua ekor sapi dan tiga ekor domba yang dipelihara nya, tentu saja Ahmad merasa sangat senang dengan tawaran itu dan mau tinggal bersama ustadz Ali.

Selain merawat hewan ternak Ahmad juga belajar ilmu agama dengan tekun kepada ustadz Ali.

Setelah cukup lama Ahmad sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ustadz Ali dan diberinya seekor anak domba. Tentunya Ahmad merasa sangat gembira dan dia rawat anak domba tersebut bersama hewan peliharaan ustadz Ali,

Tujuh tahun sudah Ahmad menjalani hari-hari nya, ilmu agama yang dipelajarinya sudah mantap, dan domba hasil pemberian ustadz Ali pun sudah bertambah banyak bahkan bukan hanya domba kini dia juga memiliki beberapa ekor sapi, uang hasil ternaknya sebagian dia sumbangkan ke anak-anak yatim dan sebagian lagi dia gunakan untuk membangun pondok pesantren untuk anak yang kurang mampu.

Hingga pada suatu hari Ahmad diajak oleh ustadz Ali ke bandara untuk menjemput putrinya yang telah lulus kuliah di Kairo Mesir, Ahmad terkaget mendengar apa yang diucapkan ustadz Ali karena selama ini dia samasekali tidak tahu kalau ustadz Ali mempunyai seorang anak perempuan yang sedang kuliah di luar negeri.

Ahmad bersama ustadz Ali pun berangkat ke bandara mereka hanya berdua saja sedangkan istri ustadz Ali sendiri sudah wafat sejak putrinya masih kecil.

Sesampainya di bandara Ahmad pun bertemu dengan wanita yang sangat cantik jelita, kulitnya yang mulus putih di bungkus dengan pakaian syar'i menambah keanggunan sebagai seorang wanita, lelaki manapun takan mampu berkedip memandangnya, demikian dengan Ahmad yang hanya bisa terpaku tanpa kata, tidak lain dia adalah putri ustadz Ali, yang bernama Sarah.

Waktu pun berlalu, Sarah mengamalkan ilmu agama nya dengan mengajar anak-anak yatim di pesantren yang didirikan oleh Ahmad, karena seringnya bertemu Ahmad dan Sarah ternyata masing-masing memiliki rasa suka, namun keduanya sama-sama menyimpan rasa, kejadian itu ternyata diketahui oleh ustadz Ali, tanpa berpikir lama ustadz Ali pun menikahkan mereka.

Setelah mereka menikah pondok pesantrennya berkembang pesat banyak santri yang berdatangan dari luar pulau Sumatra bahkan dari luar negeri yang menimba ilmu agama d sana. Ahmad menjadi tersohor sehingga banyak panggilan kepadanya untuk mengisi tabligh-tabligh Akbar.

Ahmad kini telah mampu untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima yaitu menunaikan ibadah haji. Berdua dengan sang istri Akhmad pun berangkat ke Mekkah.

Sepulangnya dari Mekkah Ahmad teringat akan keluarganya dan ingin sekali pulang ke kampung halamannya untuk memberi tahu kedua orang tua bahwa kini ia telah berubah bukan seperti Ahmad yang dulu lagi, dimana selalu menyusahkan dan membuat malu keluarga karena tingkah lakunya yang kurang baik.

Karena rindunya akan kedua orang tua semakin tebal, bersama Sarah sang istri, Ahmad pun akhirnya pulang ke kampung halaman.

Sesampainya di sana di salah satu pelosok kota Bekasi,

Ahmad merasa sangat asing dengan keadaan sekitar karena kini telah jauh berbeda, dan yang lebih mengagetkan lagi rumah tinggal yang ditempatinya dulu kini telah rata dengan tanah, konon menurut penduduk sekitar akan di bangun sebuah pabrik. Kejadian itu tentu membuat Ahmad kecewa karena masih belum bisa bertemu kedua orang tuanya.

Ketua RT penduduk disekitar menyebutkan bahwa kedua orang tuanya sudah lama tidak tinggal d kampung itu dan mereka pindah ke daerah Karawang, Ahmad pun langsung menuju tempat yang dimaksud, kemudian sampailah Ahmad di alamat yang d arahkan oleh ketua RT tadi, dan melihat sebuah rumah yang sepi seperti tak berpenghuni, Ahmad hanya berdiri d depan rumah itu dan bergumam dalam hatinya ‘apakah aku salah alamat ?

Kemudian Ahmad memberanikan diri untuk mengetuk pintu dan mengucap salam, setelah ketuk pintu dan salam berulang-ulang, barulah terdengar suara sahutan salam dari dalam rumah seperti suara seorang remaja, ketika pintu rumah itu terbuka benar saja seorang remaja yang berbeda d balik pintu tersebut, keduanya saling bertatapan, remaja itu pun keheranan ada seorang nampak seperti ulama besar datang ke rumahnya.

Bapak mencari siapa? Tanya remaja itu kepada Ahmad, Kamu Budi kan? Ahmad balik bertanya seolah meyakinkan dirinya bahwa remaja itu adalah Budi yang tidak lain adalah adiknya sendiri,

Iya saya Budi, bapa mau ketemu siapa? Tanya Budi lagi, saya Ahmad kakakmu bud, Ahmad coba meyakinkan Budi.

Oh kak Ahmad…. Kemana saja kakak selama ini? Tanya Budi sambil memeluk Ahmad. Ahmad pun tidak bs menjawab, mereka hanya berpelukkan dengan menetes kan air mata.

Sementara Sarah hanya bisa berdiri diam terpaku melihat kakak beradik melepas kerinduan dan sesekali mengusap air mata yang menetes di pipinya.

Setelah kakak pergi dari rumah sesungguhnya kami sangat merindukan kakak, begitu pun dengan ayah dan ibu.. Kata Budi sambil menatap wajah Ahmad yang seakan tidak percaya telah bertemu kakaknya. Lalu dimana Yanti adikmu bud? Dimana ayah dan ibu? Tanya Ahmad dengan penasaran. Yanti ada di kamar kak, Ia sedang tidur kecapean setelah pulang sekolah. Jawab Budi. Terus ayah dan ibu dimana mereka bud? Tanya Ahmad lagi. Budi diam sejenak sambil menundukkan kepalanya, ayah.. dan ibu… sudah meninggal kak. Jawab Budi dengan terbata-bata, apa??.. meninggal???... Tanya Ahmad seakan tak percaya, Iya mereka sudah meninggal, jawab Budi sambil tertunduk lemas…

Mereka berdua terdiam sejenak hanya rintihan tangis kecil yang terdengar, Sarah pun hanya bisa menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya karena tak kuasa Mendengar kabar tersebut.

Lalu kamu tinggal sama siapa di rumah ini? Tanya Ahmad,

kami tinggal disini hanya berdua dengan Yanti kak, dan saya bekerja sebagai petugas kebersihan untuk memenuhi kebutuhan hidup kami berdua, jawab Budi.

Ahmad kembali memeluk Budi seakan-akan sangat terpukul dan tak kuasa Mendengar perkataannya.

Ya sudah lah bud, setelah Yanti bangun tidur kita berziarah ke makam ayah dan ibu.

Ahmad coba menenangkan Budi sambil mengelus pundaknya

Tidak selang lama mereka pun pergi berziarah ke makam orang tuanya yang lokasi nya tidak jauh dari dari situ.

Setelah sepulang dari makam Ahmad mengajak kedua adiknya untuk tinggal di Sumatra di pesantren bersama santri lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asalkan kita mau berusaha, maka Allah pun akan memberikan jalan yang terbaik bagi kita. Mantafff jiwa, ceritanya. Lanjuuuut.... nanda. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.

27 Mar
Balas

Cerita yang menginspirasi bagi insan yang memiliki latar belakang yg buruk mampu berubah menkadi baik. semoga kita bisa tetap istiqomah berbuat baik dan terus meningkatkan kualitas kebaikan kita.

09 Mar
Balas

Semoga saja begitu, terima kasih atas apresiasinya dan kunjungan ny

09 Mar
Balas



search

New Post