KHUTBAH IDUL FITRI 1439 H

METAMORFOSIS MANUSIA MENJADI MUTTAQIN

(disampaikan pada khutbah Idul Fitri di Masjid Jami’ Darussalam Sokaraja Kidul)

Jumat, 15 Juni 2018

Oleh : Mohammad Husain

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله اكبر ×9 الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرةواصيلا لااله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد

الحمدلله الذى جعل الا عْيادَ بالَا فْراحِ والسّرورِ وضا عَفَ لِلمطيعين جَز يْلَ الاُجورِ وكمّلَ الضِّيا فةَ فى يوم العيدلِعُموم المؤمنين بسمْعيهم المَشكورُ فسبحان مَن حرّمَ صَوْ مَه وَ اَوْجَب فِطرهُ وحَذَّرَفيه من الغُرورِ اشهدان لااله الاالله وحده لاشريك له العفوُّالغفور, واشهدان سيدنا محمدًا عبده ورسوله الحَبيبُ الشّكورُصلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه الذين يَرْجونَ تِجا رةً لن تبورَ

امّا بعد :فيا عبا دالله اوصيكم وايّا ي بتقوى الله واصْبروا ورابطوا لعلكم تفلحون

Saudara-saudara kaum muslimin jamaah sholat Idul Fitri yang dimulyakan Allah.

Pagi yang mulia, sakral dan penuh hidmat ini kita semua bersyukur diberikan Anugerah dan Keberkahan pada hari kemenangan , hari raya Idul Fitri setelah kita mengikuti diklat illahi menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan ini. Semoga kita ditetapkan menjadi orang-orang yang bertaqwa (Muttaqiin) sebagai buah dari puasa kita. Selanjutnya kita pelihara dan jaga dengan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Semoga Sholawat dan salam senantiasa tersanjungkan kepada manusia yang mulia, keluarganya yang agung, sahabatnya yang setia dan umatnya yang kelak mendapatkan syafaatnya dari nabi agung Muhammad Saw. Dan tak lupa kita doakan segenap kaum muslimin yang pada hari ini merayakan hari raya Idul Fitri diberikan keselamatan dan kesejahteraan, yang pulang kampung diberikan kelancaran, yang sakit diberikan kesembuhan, yang rumit diberikan kemudahan yang belum bisa bersama kita beribadah semoga Allah akan segera memberikan hidayah Nya.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Walillahil hamd

Hadirin Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah

Pada hari yang berbahagia ini kita juga merasa sedih kehilangan bulan Ramadan, bulan yang mulia, syahrul maghfiroh,syahrul ibadah dan syahrul mubarokah. Semoga kita masih diberikan kesempatan untuk berjumpa lagi pada Ramadan yang akan datang. Semoga amaliah Ramadan yang kita lakukan tidak sirna tetap bisa menjaga sholatnya masjid tidak kosong kembali, membaca Qur’annya bukan tamat sudah bacaan Qur’annya, Al Qur’an tetap dibuka di meja jangan tersimpan rapat dalam almari, mengeluarkan zakat dan sedekahnya, berbuat kebaikan sesama. Pahala yang kita dapatkan pada bulan puasa masih tergantung antara langit dan bumi sebelum kita mengeluarkan zakat fitrah. Melalui zakat jiwa (zakat fitrah) dan zakat mal dapat membersihkan jiwa dan harta kita untuk bisa kembali kepada fitrah kesucian manusia. Dalam Al quran surah Al A’la ayat 14-15 disebutkan :

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰى ِ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰى

“Sungguh beruntung orang yang mensucikan diri”. “Dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia sholat”

Perintah mengeluarkan zakat fitrah mulai disyariatkan pada tahun ke dua Hijrah, dua hari sebelum hari raya Idul Fitri dengan turunnya ayat tersebut. Menurut riwayat Abu Sa’id al Hudhri dan Ibnu Umar bahwa yang dimaksud dengan mensucikan diri adalah membayar zakat fitrah, sedangkan sholat yang dimaksud adalah sholat Idul Fitri.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Walillahil hamd

Hadirin Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah

Manusia merupakan mahluk Allah yang mesterius. Diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling sempurna baik secara fisik (Hardware) maupun secara ruhani (sofware), namun manusia di balik kesempurnaanya manusia juga bisa menjadi mahluk yang paling rendah derajatnya seperti yang tertuang dalam surat At -Tin ayat ayat 4-5 :

لقد خلقنا الانسن فى احسن تقويم ـ ثم ردنه اسفل سفلين

Manusia yang memiliki ruhani yang tidak sehat atau memiliki ahlak yang buruk jauh lebih berbahaya dan memiliki derajat yang paling rendah dibandingkan dengan mahluk yang lainnya. Hewan tidak bisa melakukan kejahatan tetapi manusia berpotensi untuk bisa melakukan berbagai macam kejahatan, permusuhan dan perusakan, pembunuhan bahkan bunuh diri. Dalam Al Quran surat Al Baqoroh ayat 30 dijelaskan :

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَالَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Walillahil hamd

Hadirin Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah

Itulah sebabnya seperti yang tercantum dalam surat Al Baqoroh 183, bahwa kita diperintahkan oleh Allah untuk menjalankan puasa agar kita bisa menjadi orang-orang yang bertakwa. Menjadi orang yang bertakwa merupakan proses metamorfosis yaitu perubahan menuju kesempurnaan. Ulat bermetamorfosis menjadi kupu yang semua orang senang baik keindahan warnanya, keelokan bentuknya dan bermanfaat prilakunya. Di dalam proses berpuasa kita dilatih untuk membuang dan menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela: berkata bohong, memfitnah, sumpah palsu, mencari kejelekan orang lain, memandang sesuatu dengan syahwat atau secara luas bisa diartikan mengumbar nafsu dan ambisius. Sifat-sifat tersebut kita tanggalkan dan berganti menjadi orang yang jujur, tanggung jawab, berketeguhan hati, sabar, ihlas dan tangguh menghadapi segala rintangan. Karakter tersebut merupakan untaian bunga takwa yang akan berbuah menjadi keindahan rasa dan rupa. Hatinya menjadi bijaksana selalu berniat baik, lisannya memberikan kesejukan dan kedamaian, tangannya berkarya membantu semua orang, matanya dapat memperlihatkan kebenaran dan telinganya dapat mendengar semua berita baik yang menyelamatkan bukan penyebar berita hoak yang menyesatkan, kakinya siap mengantar kemanapun untuk mendatangi kebaikan.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Walillahil hamd

Hadirin Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah

Buah Takwa ini akan merajut kesalehan ritual dan juga kesalehan sosial seperti dijelaskan dalam Surat Annisa ayat 36 :

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَالْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَـارِ الْجُـنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَـنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرَا

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh (baik karena jaraknya atau karena perbedaan agama), teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"(QS. An-Nisa' 4: Ayat 36)

Hidup butuh keseimbangan antara kepentingan dunia dengan kepentingan akhirat. Keseimbangan ini juga digambarkan ada 3 ayat yang selalu berpasangan tidak pernah ada perintah Allah yang terpisah, yaitu :

1. واقيموالصلاةوات الزكات : Dirikanlah sholat dan keluarkanlah zakat

2. ان شكر لى والولديك : Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tua mu

3. واطيع الله واطيع الرسول : Taatlah kepada Allah dan kepada utusan Allah

Jika kita hanya melakukan sholat tetapi tidak mengeluarkan zakat, maka sholatnya ditolak;

Jika kita hanya bersyukur kepada Allah tetapi tidak kepada orang tua, maka syukurnya ditolak;

Jika kita hanya Taat kepada Allah tetapi tidak kepada utusan Allah, maka taatnya ditolak.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Walillahil hamd

Hadirin Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah

Dengan demikian perubahan yang revolusioner pada karakter orang yang bertakwa dari hasil puasa akan menjadikan manusia mengalami metemorfosis menjadi manusia paripurna yang sempurna yang diturunkan oleh Allah Swt untuk umat manusia. Imam Ghozali menyatakan bahwa manusia merupakan “Profil Mahluk Percontohan”. Momentum Idul Fitri yang mulia dan penuh berkah ini kita gunakan untuk saling menghapus semua noda dan dosa. Rasulullah Muhammad Saw, bersabda :

“Janganlah kamu memutuskan hubungan persaudaraan, jangan saling bertolak belakang, jangan saling emosi, jangan saling dengki dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim tidak menyapa (karena bermusuhan) saudaranya selama di atas tiga hari (HR. Bukhari dan Muslim)

Untuk mewujudkan kondusifitas keamanan,mari kita sukseskan pilkada kabupaten Banyumas dan Jawa Tengah pada tanggal 27 Juni 2018 dengan penuh persaudaraan tidak ada permusuhan. Boleh beda pilihannya tetapi tetap guyub rukun membangun negeri, karena orang yang beriman cinta tanah air.

Semoga dengan puasa Ramadan dan Idul Fitri ini, kita benar-benar telah kembali kepada hakekat fitrah keaslian kita, sebagai manusia yang suci dan mulia, jangan kita kotori lagi :

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰٮهَا- وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰٮهَا

" Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) - dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (QS As Syam : 9-10)

جعلنا الله وايّا كم من العا ئدين الفا ئزين المقبولين , كلّ عامٍ وانتم بخير, وبا رك لنا فى القرا ن العظيم,ونفعنا بما فيه من الايا ت والذكرالحكيم,انه هوالبرّالرؤف الرحيم,وقل ربّ اغفروارحم وانت خير الرّاحمين