BELAJAR DARI KEKALAHAN
Kalah menang dalam lomba itu biasa. Keputusan panitia seharusnya diterima wajar saja. Tak perlu diratapi, apalagi sampai putus asa.
Karena itu saya kecewa berat dengan adanya WA salah satu peserta kepada panitia lomba. Sengaja saya buat tulisan terbuka. Tentu dengan menyembunyikan identitas pengirimnya. Agar setelah ini tidak ada yang nekat kembali melakukannya.
Ini adalah 3 teks WA yang saya maksudkan:
Naskah saya untuk lomba Merdeka belajar memang tidak layak ya Mas?
Berarti naskah saya tidak layak ya Mas, karena tidak masuk dalam 100 naskah
Saya 4 kali ikut lomba di MG hanya sekali yang katut Buku **********, kayaknya saya harus berhenti menulis mas, karena sebenarnya saya tidak bisa menulis, kirim naskah puisi dan cerpen untuk majalah literasi juga tidak masuk 🙏
Beruntung WA ini tidak dikirimkan langsung ke saya. Kalau itu terjadi, mungkin sudah saya selesaikan secara adat. Saking ngawur dan tidak sopannya dia kepada panitia.
Saya beri tahu Anda. WA ini akhirnya terbaca juga oleh saya. Padahal mestinya Anda nggak ingin saya membacanya, kan?
Setelah membaca tulisan saya ini, mungkin Anda ingin langsung ambil HP. Lalu mendamprat anggota panitia saya, kok bisa-bisanya WA pribadi bocor ke orang lain?
Stop ya. Berhenti. Tim panitia jumlahnya banyak. Tiap satu orang menjumpai masalah, biasanya di-share ke grup WA koordinasi. Dari situlah saya mendapati pesan Anda ini.
Saya sebenarnya pengin marah sambil melempar apa saja yang ada di meja. Tapi kasihan HP dan laptop saya. Bukan salahnya. Saya mau ngeremus cabe 1 kilogram sekali telan. Tapi saya toh masih waras. Jadi itu saya urungkan saja, ketimbang perut mules dan diare sepanjang hari.
Mending saya lampiaskan kemarahan melalui tulisan seperti ini. Agar para penulis lain juga tahu, bahwa yang seperti ini kesalahan besar. Jangan ada yang berani melakukannya lagi. Setelah ini.
FYI, semua lomba yang digagas MediaGuru, tujuan akhirnya adalah kemampuan penulis yang semakin meningkat. Bagi pemenang lomba, dilarang jumawa karena merasa paling hebat. Teruslah mengasah kemampuan, karena lomba berikutnya bisa jadi kompetisinya lebih ketat.
Buat yang kalah juga jangan gampang menyerah. Terima dengan lapang dada. Baca buku-buku hasil lomba berisi tulisan para pemenang. Pelajari mengapa mereka bisa menang dan Anda tidak. Insya Allah itu akan mengasah kemampuan Anda menjadi lebih baik dan semakin baik.
Tapi kalau kekalahan ini membuat Anda frustasi, dan memutuskan nggak mau menulis lagi, ya silakan saja. Itu pilihan Anda. Sangat disayangkan sebenarnya. Tapi apa boleh buat, itu keputusan Anda, bukan urusan saya.
Surabaya, 9 April 2020
Mohammad Ihsan
CEO Gurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga para juri istikamah dan tahan godaan
Saya pernah mengalaminya saat jd juri. Rasanya sesek juga ada yg protes kenapa yg menang si A, B, C. Intinya koq bukan dia. Lha yg jd juri juga tdk hanya saya. Saya bilang aja semuanya sebenarnya PEMENANG. Hanya saja hadiahnya terbatas. Jd gak cukup kl semua hrs dpt laptop. Emang benar, kita tidak terbiasa menghadapi kekalahan. Saya juga tidak menang. Dan tidak protes juga. Karena saya tidak mengirimkan naskah.Ngaciiiir.....
Ahh, Bunda... Hadapi kekalahan dgn senyum manis sembari menikmati brownis dan teh manis. Gitu saja ya Bunda. .
Jawabannya keren dan cerdas.
Ikut lomba mestinya jangan disertai ambisi utk menang. Motivasi lomba adlh utk melatih kemampuan diri. Jika ambisi bersiaplah berujung kecewa. Kalau sering kecewa lama2.bisa ke cewe, hehe... Woles bro...
Setuju pak, berlapang dada itu terpenting
Smg pak CEO Ihsan sabar dan ke depannya tdk ada lagi yg komen spt itu.
Kekalahan hari ini bukan berarti mati. Introspeksi akan lebih berarti dari pada mengutuk diri. Semoga tidak ada lagi yang memiliki karakter demikian. Terima kasih tulisannya, Pak CEO. Ini jadi pembelajaran bagi saya.
Semoga kedepannya tidak ada lagi nyeleneh bin ngawur kayak gitu, Komandan.
Mudahan tidak terjadi lagi, Pak.
Kalah menang itu biasa, namanya lomba. Terima kasih Ndan atas pencerahannya.
Menang atau kalah sama2 belajar. Yg kalah belajar memperbaiki tulisan yang menang pun demikian. Harus semakin baik tulisannya sebagai rasa tanggung jawab ataas kemenangannya.Semua dalam proses belajar.
Siap ikut lomba kan berarti harus siap juga konsekwensinya menang atau kalah...kita juga sering mengingatkan siswa kalau memang jangan merasa tinggi hati dan kalau kalah jangan putus asa...coba dan coba lagi .. Semoga yang menulis wa segera insyap dan kembali mengumpulkan semangat untuk pantang menyerah!
Saya tidak menang dan saya tetap semangat. Justru jadi tambah penasaran. Seperti lagu bang H Rhoma Irama Sungguh aku jadi penasaran, sampai kapanpun akan kuperjuangkan untuk bisa ikut lomba. Menang kalah hal biasa
Pembelajaran untuk semua Bukan hanya yang nulis wa
Pembelajaran untuk semua Bukan hanya yang nulis wa
Semoga jd pembelajaran buat kita semua..
Ikut lomba atau kompetisi di Gurusiana harusnya tujuannya untuk menguji kompetensi dan menambah wawasan. Menang kalah itu urusan belakangan. Semoga tim MGI tetap sabar.
Ini peringatan bg kita semua..' hati hati dalam bertutur, keputusan juri tdk dpt diganggu gugat.Smnt pak CEO..sukses sllu untuk MG
Ya itulah warna--warni dan dinamika kehidupan seseorang dan juga Media Guru. Kata mantan presiden pertama RI, Soekarno, 'Biasa dalam revolusi". Tetap semangat menulis dan luruskan niat. Semoga!
Selama tahun 2020 saya ikut lomba hampir tiap bulan sejak april.. dan sampai desember cm 3 kali yg lolos... Alhamdulillah
Wah, segitunya ya. Semoga jadi pembelajaran.
Ya Allah, semoga segenap tim media guru tetap diberikan kesabaran
Pembelajaran buat kita semua.
Astaghfirullaah. Semoga segera insaf (yang mengirim WA).
Belajar dari kekalahan atau kesalahan adalah ciri orang yang ingin maju. Semoga di masa yang akan datang tidak ada lagi yang tidak mau menerima kekurangannya,,, sebaiknya terima dan akui kekurangan, untuk selanjutnya pelajari dan perbaiki agar lebih baik.
sabar pak komandan.
Gelagatnya nih bakal jadi cover buku selanjutnya ya Pak CEO itu yang saya tangkap Barokallah Salam untuk panitia yang membahana MGI selalu di mata dan hati Bravo Admin -Adminah
Gelagatnya nih bakal jadi cover buku selanjutnya ya Pak CEO itu yang saya tangkap Barokallah Salam untuk panitia yang membahana MGI selalu di mata dan hati Bravo Admin -Adminah
Mudah2 orang yg mengirim tsb membaca postingan Bapak ini, jangan sampai ngerebus cabe ya Pak (apalagi cabe "rawit setan", itu nama rawit di t4 saya Pak), semoga Bapak sehat selalu, Aamiin.
Mungkin lain kali di ubah yg menang di buatkan buku antoogi, nah yang kalah dikirimi sembako hehehe...kagak ngomel dia dah.......peace..pak ihsan
Bismillah. Sabar ya,CEO
Semoga tak ada lagi yg menulis seperti itu, ya Pak.
Pengalaman yang berhikmah. Mari jadikan pelajaran. Aamin
Smg tdk ada lg yg sprt itu. Berani ikt lomba y terima menang / kalah. Saran...sebelum ngomong / nulis y dipikirkan terlebih dahulu jgn smpai menyinggung perasaan orang lain ya.
Hiiiii...ikut mangkel sebenarnya. Ikhlas dan sabar serta Istiqomah untuk para juri. Barakallahu
baik Ndan, saya untuk tahun ini mgg gagal 2 kali, tapi tahun kemarin Alhamdulillah lolos setiap lomba, tapi Alhamdulillah saya tidak pernah japri panitia, takut di lempar sama hp dan leptop dan belum siap untuk Ndan viralkan kayak gini hehehe... insyaallah terus semangat Ndan
Semoga kejadian seperti ini tak terjadi lagi
Kalau ana sih pak CEO, menulis itu paling banyak bagi saya adalah hiburan dan curhatan, tidak merusak kenyamanan bila tidak menang dalam lomba, toh ana baru sekali menang, ndak masalah ...Karena memang sekali baru yang sempat mengirim tulisan pd lomba2 menulis,
Semoga tidak ada lagi yang seperti itu..
Menang pada dasarnya adalah lecutan untuk selalu belajar. Selalu berbenah dan pantang menyerah. Siap belajar, siap dibimbing. Bismillah. Terus berjuang.
Haha....kalah menang itu biasa Ndan dalam lomba.. yang luar biasa itu jika tidak ikut lomba...malah pengen menang...haha...salam hormat dan semangat.
Terimakasih pak CEO, suntikan yang enak tenan
Ambisinya terlalu tinggi. Semoga tidak terjadi lagi
Hmmm..no coment dah...khawatir ada yg tambah galau...
Salah niat dalam menulis berujung kecewa. Muncullah penyesalan. Tak mampu mengendalikan akhirnya merusak diri sendiri. Parahnya lagi menyalahkan orang lain.
Jangan ngremus cabai, Bah. Bahaya.. betul sekali setiap kali ikut tdk berhasil paling tidak saya selalu merasa memenangkan diiri saya sendiri, dari keminderan berani mencoba dan berlatih terima kasih Abah CEO untuk selalu mengingatkan
Kita semua di sini adalah guru. Menjadi refleksi diri buat kita membaca kisah ini. Kita selalu mengingatkan anak didik kita untuk punya jiwa sportif dan pantang menyerah. Saya jadi jadi sedih sekali. Maafkan mereka ya Pak CEO dan para juri, mungkin saat itu mereka sedang khilaf..
Mudah-mudahan tidak terjadi lagi...
waduh, smg tdk ada lg yg spt itu. smg yg membaca artikel ini jg bisa ambil hikmah dan terus belajar
Nama saya tertulis di sana saja bagi saya sudah juara.
Salut buat tim yg sudah bekerja keras. Terima kasih..
Ya Allah. Semoga yang wa segera diberi hikmah.
Lapang dada kuncinya
Assalamualaikum. Pak Ceo. Smg sukses slluBarakallah... Ngeri juga bacanya kok smpai segitunya
Semakin gagal semakin semangat jadikan kegagalan itu motivasi untuk memperbaiki tulisan,, mudahan kedepan nya akan lebih baik lagi
Untung saja identitas tidak dituliskan. Cukuplah saya merasa.... Salah dalam membuat opini, tidak sesuai tema lomba.
Buat pembelajaran, tetap sabar.
Wah..ini tulisan amat penting pak kumendan, banyak p3mbelajaran di dalamnya.Siap pak kumendan kita sikapi dengan baik.mks
Lapang dada dan instrokesi diri, belum rejekinya menang lomba, sabar pak CEO sabar menghadapi orang banyak macam macam karakter
Semoga untuk masa yang akan datang, tidak ada lagi yang berbuat demikian, pak..
Belajar dari kekalahan perlu untuk mengukur kemampuan diri. Tak selamanya dlm setiap perlombaan kita selalu menang. Ada masa kita mengakui keunggulan orang lain.
Sabar Dan... Hidup itu penuh dengan dinamika
Semoga kekalahan menjadi pembelajaran dan kemenangan menjadi pemicu untuk berkarya yang lebih baik lagi. Jadi tak layak jika menyombongkan diri karena kemenangan. Terima kasih ulasannya
Sebenarnya ketidak puasan , atau kecewa yang teramat dalam itu, dituangkan saja kedalam tulisan ..dalam bentuk karya , .belajar..belajar dan belajar terus melatih menjinakkan aksara....berarti ada kriteria yg masih kurang yang belum mampu kita penuhi.. . Pembelajaran berharga semoga kita ttp menghormati sebaris kalimat yg selau ada di kegiatan lomba manapun, " Keputusan juri mutlak tidak bisa diganggu gugat.."
Semoga kita semua tetap istiqomah.
Ngeri pak, hehehe
Subhanallah, kenapa begitu, istiqomah saja la
turut prihatin pak....smg hanya ini saja yg demikian
Aku ngak kalah kok, cuma mengalah aja ,he he..jalanku masih panjang...Terimakasih untuk cerpen memang belum jago. Alias betina yang pantang mengerah
INI TULISAN NYA PAK KOMANDAN DI TANGGAL 9 APRIL DULU, BERARTI SUDAH 10 BULAN YANG LALU , Tapi di share lagi sekarang , apakah mungkin ada masalah yang sama lagi muncul di bulan ini ? Semoga saja tidak ada yang sedang kecewa dan marah hari ini, marilah kita bersikap bijak ,
Semoga bapak tetap sabar menghadapi berbagai karakter peserta
Semangat....semangat. Untung Komandan tdk jd makan 1 kg cabe. Bisa gagal lomba bulan depan kalau kejadian mkn cabe segitu byk nya. Hehe....Smg semua ini mjd pelajaran bagi kita semua.
Semoga yang sedang mengalami keterpurukan mendapat kasih sayangNya untuk mendapat hidayah. Kehidupan di dunia hanya sementara ada urusan yang lebih berat yaitu urusan akherat. Semoga dengan mengingat akherat hati dan batin kita menerima apa yg terjadi di dunia ini adalah suatu ujianNYA.
Terima kasih Pak CEO. mendapat pembelajaran berharga
Sepertinya itu curahan hati yg belum juara. Kira kira dimana kekurangan nya sehingga tidak masuk nominasi.
Waduh, saya koq jadi merinding... Membayangkan seandainya beneran bertatap muka... Lihat Pak CEO marah
Sangat relevan ulasannya ndan, saya tgl 9 April itu masih jauh belum mengenal MGI.. hehehe. Tetap semangat
Sangat relevan ulasannya ndan, saya tgl 9 April itu masih jauh belum mengenal MGI.. hehehe. Tetap semangat
Saya sering kalah, tapi ya tetap santai dan instropeksi. Karena tujuannya mengasah diri meningkatkan kemampuan menulis. Menang kalah dalam lomba hal biasa, hehe..
Betul pak CEO, dalam perlombaan pasti ada kalah menang. Kalah menang sesungguhnya hanyalah bonus. Bonus yang rajin ikut lomba dan semuanya adalah PEMENANG, karena telah MENULIS dan MENGIRIMKAN naskahnya.
Apapun hasilnya itulah yg terbaik Pak Komdan.. Kalau sy legowo aja..dari yang baik ada yang terbaik lagi...Mkasih uda bisa gabung di gurusiana dan MGI Pak Ceo
Astaghfirullahal Adhiim
Kalo saya tdk marah apalagi kecewa karena memang ndk ikut hehehe...tp sy berusaha istiqomah menulis tiap hari via tantangan. Itu aja sih..
Saya sudah 4 kali ikut lomba tantangan, bulan Februari adalah awal saya mengikuti tantangan dengan syarat lolos tantangan 30 hari.. keempatnya belum ada yang lolos. Tapi saya mengerti kemampuan saya yang masih amatir, maka saya nggak kecewa. Yang penting semangat terus untuk ikut lomba yang diselenggarakan oleh gurusiana meskipun saya terkadang kurang menguasai tema yang disodorkan tapi saya tetap ikutan hehehehe ..yang penting semangat untuk mengembangkan kualitas menulis...step by step.. semoga nanti bisa sampai di titik keberhasilan..kan ada pepatah..Practice makes perfect
Ada temannya ternyata hehehe
Siap pak
Nggih pak.... Terimakasih atas nasehatnya
mantap keren cadas...menang kalah hal biasa, yang menang gak usah jumawa yang belum menang masih ada kesempatan lain sambil meningkatkan kemampuan... barakalloh, salam literasi
Meminjam kalimat hikmah Aa Gym: Kalau kita berambisi , siap-siaplah untuk kecewa. Oleh karena itu, yuk kita ambil pelajaran dari kejadian ini. Kembalikan ke niat suci, menulis, baik ikut lomba ataupun tidak, tetap untuk mengasah keterampilan dan dari goresan tersebut doakan semoga bisa memberikan kebermanfaatan yang banyak bagi siapapun yang membacanya. kalau hanya ingin penghargaan dari manusia, pasti banyak kecewanya. Semangat, Tuan Guru.Salam literasi dan takzim dari Bali, Pulau Seribu Pura