Moh. Imam

Namaku Moh. Imam, kelahiran beruntung sukabumi, 03 Januari 1997, Memiliki keinginan untuk menjadi seorang penulis sejak SMP, ia terus menerus memberanikan diri ...

Selengkapnya
Navigasi Web
ANTOLOGI PUISI

ANTOLOGI PUISI

Hujan Asmara

Langit biru yang kian bersatu Di derasnya tetesan hujan asmara Tak sedikitpun ia berkata

Kisah nya bagai drama

Mengambil alur maju mundur

Datang lalu pergi mengikuti jejak alur Menghembuskan rasa juga nestapa Hingga hanya dingin yang tersisa

Waktu itu…

Kau datang sejenak,membawa asmara

Di bawah tangkai kukuh cemara,dengan rintiknya

Menghiasi diri yang kian berseri-seri

Namun kini kau pergi lagi

Seakan-akan permainan yang sedang kau ikuti

Demi perintah sang ilahi

Pencipta langit bumi dan isi

Elok Senja

Sadarilah teman di ujung barat

Hiasan sore yang akan kelam

Dedaunan melambai sepoi-sepoi

Tanda hari akan berganti

Bahkan rembulan tak mengganggu

Demi senja yang elok rupa

Menyadari akan garisnya

Menyadari akan takdir irodat nya

Suasana kini lenyap

Hembusan angin semakin dingin

Lambainya pun kian pergi

Selamat tinggal senja

Do’a ku persembahkan

Untukmu senja yang kian menghilang

Berharap kau akan kembali

Untuk menatap hidup ini lagi

Tapi sayang kau tak pernah berjanji untuk permisi

Dan hilang dengan sendiri

Wahai senja

Bawalah aku pada zaman mu

Dimana aku akan menyadari

Betapa beratnya engkau pergi

Berharap terus kau kembali

Hingga hidup menjadi mati

Langit kebesaran Tuhan

Awan melambai di angkasa

Dengan keindahan yang luar biasa

Putih biru cerah merona

Tanda kuasa Tuhan semata

Wahai manusia…

Jagalah ia dengan kekuatan mu

Dari polusi udara yang mengganggu

Hingga ozon nyaman dengan syahdu

Jadikan lah langit sebagai sebab

Mahluk hadir di dunia ini

Kebesaran Nya yang tak akan pernah tertandingi

Meski manusia kuat bagai otat kawat besi

Maha Besar Tuhan yang menciptakan langit

Indah di pandang nyaman di rasa

Tanda Agung kuasa Tuhan

Hingga mampu mengisi nya dengan mahluk kecil manusia

Jodohku

Jodohku…

Sudah Tuhan gariskan di fayakun nya

Tak usah lah dirimu meringik tangis

Hanya karna di tinggal seorang gadis

Percayalah…

Bahwa janji Tuhan takan pernah salah

Dari setiap langkah yang kau lempar di tanah

Karna suatu saat ia datang dengan tanpa paksaan

Jodohku…

Siapa? di mana? dan kapan?

Hati ini terus bertanya

Tentang ia yang gelap di mata

Wahai jodohku…

Semoga engkau baik-baik disana

Semoga engkau idaman hati ini

Semoga engkau mempesona dengan agama

Semoga Tuhan…

Secepatnya menurunkan

Bidadari syurga dunia akhirat

Yang mampu membawa ke jalan syari’at

Cahaya Tuhan

Sinaran cerah dengan keagungan nya

Menjadi dambaan manusia dengan segala isi nya

Selalu di tunggu kedatangannya

Selalu di tangisi kepergian nya

Begitu di perlukan hadir nya

Dengan senyuman hati yang teramat dalam

Pertanda meraka membutuhkan cahaya

Demi keutuhan hidup dan berjalan

Cahaya…

Semua orang menginginkan nya

Karna kemolekan dan ke elokan sinar nya

Hingga manusia lupa akan waktu

Apakah siang atau malam?

Sungguh…

Ia manusia terharu

Atas dasar ia hadir dalam benak

Terimakasih pencipta atas cahaya yang kau sandang kan

Menanti kerinduan kekasih

Senja kian tenggelam

dalam pelukan malam datang

tergores hati dengan keadaan

yang merindu kekasih pujaan

Rembulan kian pergi

tuk kembali suatu saat nanti

namun hati tak pernah dipungkiri

dengan sakit yang tak di jumpai

Rembulan kini tak ada kabar

entah bagaimana aku sabar

Satu tahun berlalu di ujung waktu

tak kunjung datang dia padaku

Sungguh hati ini letih

karna menunggu aku tak mampu

mungkin hanya rindu yang ku miliki

untuk ia tetap ada di hati

Kemajuan Zaman

Akhlak mulai goyah dengan jalan nya

Adat mulai hilang dengan seribu kemalangan

Istiadat sudah tak mau di gunakan

Hanya karna budaya barat yang menyesatkan

Permainan anak mulai kelam

Di renggut zaman yang semakin hitam

Kebiasaan pergi tanpa di sengaja

Karna anak zaman yang mulai tak merasa

Kini orang tua mengis meringis

Dengan koyak nya pelopak mata hingga pelipis

Bercucuran turun tanpa tersaring

Sembari berkata “kemana kebiasaan iniiiii”

Anak sekarang sangat kejam

Dengan apa-apa yang di hilangkan

Akibat kemajuan zaman

Yang salah dalam menerapkan

Mengunakan budaya baru silahkan

Namun,budaya lama tak di tinggalkan

Hari ini..kebanyakan kalian tinggalkan

Dengan tanpa memikir panjang

Akan seperti apa nasib cucu kedepan

Ungkapan rasa

Setiap hari

Aku merasakan gejolak yang tak henti

Entah kenapa,namun berdebar bagai angin topan

Berasa bagai api menyala

Di pendam terasa sakit

Di ungkap terasa berat

Terkadang tak mampu menutup mata

Di keheningan yang maha kuasa

Padahal baru pertama

Kulihat dia didepan pintu asmara

Oh Tuhan,

apakah ini yang dinamakan rasa

Tak mudah untuk di ungkapkan

Mungkin ini adalah ujian

Untuku tetap bertahan

Seraya mencoba mengungkapkan

Keheningan,sungguh…

Aku tak sabar

Mengucap rasa dalam dada

Semoga bisa di terima

Dengan jawaban pembangkit harapan

Ketahuilah

Bahwa disini selalu menantikan

Malam datang

Gelap gulita tak terlihat

Kelam senja sudah tak ada

Hanya tersisa malam saja

Yang setia menemani kita

Riakan binatang mulai terdengar

Dengan kerasnya rasa kontes alam

Meluapkan segala kemarahan

Yang di peroleh dari kehidupan

Burung gagak berteriak

Dengan sua yang sangat indah

Bagai nada-nada dalam irama

Merdu seruling dengan tiupan nya

Manusia sudah tak bersora

Kecuali petugas ronda

Yang memukul dengan bising nya

Dei menjaga kampung halaman nya

Menjauh perih

Beranjak pergi dengan rintihan perih

Sesak dada dengan ringis belenggu

Melangkah tanpa kiprah

Tanpa kabar tanpa sadar

Menjauh demi sebuah harapan

Menjauh dengan penuh kenestapaan

Menjauh dengan deraian luka

Tak terkira tak terasa

Wahai gelora

Kau pergi dengan salahmu

Kau pergi dengan nasib mu

Kukuh egois demi tujuanmu

Hingga akhirnya

Kini kau merasakan

Akibat dari ulah tujuanmu

Akibat dari kukuh mu

Sungguh

Kini kau menyesali

Akan pergi yang tak Tuhan restui

Hingga terlena dengan duniawi

Pandang mata terpusat jelas

Dengan luka cucuran nya

Tersbesit benak dalam tubuh

Ingin kau kembali menjadi utuh

Terimalah

Ujian dari apa yang kau garis kan

Arti bahagia

Sejuta harap yang belum tercatat oleh pena

Sejuta keistimewaan yang belum tersimpan dalam diary cinta

Sejuta kasih yang tak sempat ku simpan sedalam-dalamnya

Bahkan ribuan asa yang terlewat namun tak terserat

Kepala botak jadi saksi

Bahwa aku pernah berfikir

Betapa pentingnya seucap kata dan tulis

Oleh karnanya aku tak pernah berhenti

Untuk menjadi orang yang berarti

Baik diri maupun pencari kisah ini

Bahagia ku adalah bersama pena

Menemaniku ketika ku jenuh

Menemaniku ketika ku rapuh

Menemaniku ketika ku terjatuh

Pena ini menggapai seakan megajak untuk menulis

Mengajak seakan untuk berfikir

Bahagia ku hanyalah menulis,menulis dan menulis

Semoga suatu saat akan menjadi penghias bagi semua orang

Menjadi pelukis bagi para aktivis

Menjadi pelngkap bagi para pencari cinta sejati

Bahagia itu sebenarnya sederhana

Bahagia itu kita sendiri yang buat

Bahagia itu kita sendiri yang mengolah

Semua jejak ku menjadi nilai ibadah

Ketika penaku bicara bahwa puisimu telah terbaca

Hingga hati ini gemuruh tanda syukur

Atas nikmat yang di berikan tuhan

Wahai kawan bahagialah dengan tulisanmu

Bahagialah dengan ocehan pena mu

Karna penamu akan jadi saksi bisu

Bahwa arti bagagiamu bersamanya

BENCANA ALAM DI INDONESIA

Indonesia

Negara akbar yang memiliki banyak sumber daya alam

Menjadi pusat perhatian banyak bangsawan

Asing asli dekat jauh pun datang

Untuk bersemayam dan berbuat kemaksiatan

Indonesia

Kepulauan besar jadi hambatan

Karna ulah mahluk yang tak sadar

Sampah berserak hingga takdir mendekatimu

Seolah olah-olah mengajakmu pulang

Bumi menangis tersedu-sedu

Lautan merangkak terbelenggu

Si jago merah tajam meninjau mu

Indonesia

Kini bencana dimana-mana

Sebagai pertanda yang maha kuasa

Yang benar di dengki

Yang salah di puji-puji

Meringis kesakitan karna ulah sendiri

Tak apa meski mahluk mati

Indonesia

Gempa bumi bergoyang

merobohkan bangunan gedong

kita perlu bertanya

pada Tuhan yang perkasa

Tegurannya telah membinasa

Karna dosa-dosa mahluk asa

Bencana alam Indonesia

pergilah kau bersama tobat

yang kupanjatkan dalam solat

Berharap ia datang

Sebuah jiwa yang berarti Kenestapaan rasa dalam jiwa Hasrat berdusta yang tak bisa di sembunyikan

Oh rasa Tak sanggup ku berbohong lagi

Dri bara api cinta yang membara Sungguh..Pelukannmu ingin ku tuju Dengan perasaan belai kasihmu

Oh rasa Manja mu kini jadi harapan Untuk melepaskan segala beban Sungguh aku hampa dalam nestapa Yang selalu menemani rasa jiwa Aku ingin melepaskannya Agar bebas dari genggamnya Karna ku tak bisa lepas darinya

Oh Kekasih Aku selalu menantimu

Dapatkah kau mendengar jeritanku Yang meratapi tentang kisahku

Sungguh hati sedang merindu tentang datangmu Dapatkah kau memahaminya Jangan rayu jadi anggapanku terhadapku Sungguh aku tak seperti itu Aku sedang memanggilmu Percayalah… Jangan pernah kau acuhkanku Datanglah dengan kepastianku Untuk sisa-sisa kehidupanku

Menahan rasa dalam jiwa

Ku sapa keheningan malam Ku tulis kata dalam seribu cinta Mengalun tombol piano sampai ke jiwa Membuat qolbu terbawa nada

Begitu merdu alunan nada Tekanan tombol piano menyatukan asa Ku nyanyikan lagu cinta Dengan ungkapan yang ku terasa

Ohh Tuhan..!! Ku sampaikan semua dengan nada Yang mampu mewakili rasa dalam dada Kilas bayang selalu di depan mata jiwa Membuat rasa kangen semakin menyiksa

Di ujung nada kutulis kata cinta Agar engkau selalu baik disana Menjaga rasa seutuhnya Hingga berpaling rasa

Berita rasa

Setitik tinta menggoyahkan jiwa

Setitik benih tumbuh terpaksa

Dengan kesulitan luapan hati

Dalam keramaian dunia fana

Berjalan-jalan di dalam dada

Seolah tak ada yang melihat

Mengalir dalam darah

Menyatu dalam bulatan hati

Jauh terasa rindu

Dekat tak bisa nekat

Hanya gemuruh yang terasa

Hanya denyut yang semakin kencang

Entahlah

Kapan luapan ini terus tersimpan

Membeku melilit dalam pusar

Mungkin…

Suatu saat ia akan muncul

Ke permukaan membawa pesan

Untuk di sampaikan dengan penuh keselarasan

Antara hati dengan pikiran

Suatu saat

Dengan keajaiban bisa terlepas

Atas berita dalam jiwa

Jadilah bintang didalam hati

Menyinari setulus hati

Berjuang demi rasa jiwa

Rindu datang menggebu-gebu

Gundah mulai terasa hampa

kedatangan sosok manusia hati

Yang ingin dan di nanti

Manusia tinggi berambut kasar

Tersimpan mahkota di atas kepala

Wangi parfum yang tercium ke pedesaan

Karna ia kesatria terpandang

Sungguh

Hati ini tak mampu

Meluapkan rasa di dada

Karna betapa rendahnya diri dan jiwa

Apakah ku sanggup mendapatkannya?

Sayang,aku hanya berangan-angan

Hanya berkhayal dengan penuh tangisan

Sambil merasa kekecewaan

Pada diri yang tak rupawan

Namun ketika mengingat cinta tak memandang rupa

Ia bangkit dengan sedikit taktik

Ia maju dengan seribu rasa

Ia berani melemahkan hati

Wahai pujaan

ia katakana dengan lantang

Aku datang menjemput mu pulang

Bumi Kuasa Tuhan

Purnama permisi dengan berat

Meninggalkan kepahitan dalam luka

Sampai kapankah ia akan menyadari

Dari kesalahannya yang tak berarti

Senja kini hadir dengan seribu keindahannya

Namun hanya sekedar lewat dan tak mau membantu sang purnama

Yang kian besar dengan kesalahan

Yang kian besar bagai lautan

Kini bumi menangis

Ditinggal purnama dengan senja

Mereka datang namun beranjak pergi

Bagai menyatakan namun tak ada jawaban

Sungguh bumi merasa sepi

Kehilangan sang purnama yang bersinar

Kehilangan senja dengan seribu keindahannya

Hingga luka menjadi serpihan

Kini bumi harus menikmati

Proses yang tlah terjadi

Sebagai garis tulisan ilahi

Yang menjadi saksi

Kedewasaan mulai ia miliki

Kebiasaan mulai ia jalani

Datang pergi kini bukan hal yang berat

Untuk ia tetap semangat

Terimakasih purnama

Terimakasih senja

Telah mengajarkanku sejuta asmara

Dengan berani mandiri tanpanya

Kini ku topang mahluk dan isinya

Di waktu malam yang begitu kelam

Kaki jadi kepala,kepala jadi kaki

Semakin kuat hanya dengan kekuasaan Tuhan

Do’a Tengah Malam

Tengah malam

Ku sampaikan syair indah dalam meminta

Kepada Tuhan sang pemberi cahaya

Keheningan begitu terdiam

Ku panjatkan dengan penuh keyakinan

Larut semakin dalam

Suara aneh diluar semakin berteriakan

Dengan alunan nada yang berbeda

Tanda alam mulai kelam

Ku angkat kedua tangan

Meminta dengan penuh belas kasihan

Dengan alasan tak mampu

Dalam segala hal yang rapu

Oh Tuhan

Terkadang diri merasa benar

Terkadang diri merasa sombong

Tetkadang diri merasa terbaik

Padahal jiwa ini jauh dari pandanganmu

Oh Tuhan

Ku panjatkan kata di tengah malam

Hanya meminta keadilan

Meminta kesejahteraan

Meminta keberkahan

Hidup tak selama senang

Hidup tak selama riang

Hidup tak selama bahagia

Untuk itu aku meminta

Keberkahan dunia dan isi nya

Elok Senja

Sadarilah teman di ujung barat

Hiasan sore yang akan kelam

Dedaunan melambai sepoi-sepoi

Tanda hari akan berganti

Bahkan rembulan tak mengganggu

Demi senja yang elok rupa

Menyadari akan garisnya

Menyadari akan takdir irodat nya

Suasana kini lenyap

Hembusan angin semakin dingin

Lambainya pun kian pergi

Selamat tinggal senja

Do’a ku persembahkan

Untukmu senja yang kian menghilang

Berharap kau akan kembali

Untuk menatap hidup ini lagi

Tapi sayang kau tak pernah berjanji untuk permisi

Dan hilang dengan sendiri

Wahai senja

Bawalah aku pada zaman mu

Dimana aku akan menyadari

Betapa beratnya engkau pergi

Berharap terus kau kembali

Hingga hidup menjadi mati

Indonesia saat ini

Berjalan sesuai harapan

Berproses dengan usaha keras

Dengan cita yang menanti

Dengan ijazah yang berarti

Kedewasaan mulai mengarahkan

Akan kemana hidup ini

Kemandirian mulai terasa

Makan minum sendiri tak berdua

Kini datang kehidupan sebenarnya

Bagaimana susahnya hidup sengsara

Bagaimana sulitnya mencari nafkah

Bagaimana sulitnya mencari sesuap nasi

Itu semua bisa dilakukan

Dengan semangat tingi dan kejujuran

Usaha ikhtiyar do’a jadi lalaban

Agar hidup mampu bertahan

Wahai manusia berdasi

Berikanlah pekerjaan layak untuk kami

Pekerjaan yang berarti

Pekerjaan yang layak bagi kami

Agar tidak di penuhi pekerja asing

Yang membuat pribumi jadi budak

Membuat pribumi jadi khalayak

Membuat pribumi kini tak layak

Estetika sudah tak di gunakan lagi

Keluar masuk bangsa penjajah

Yang berdasi hanya diam saja

Menikmati upah dari sengsara rakyat

Jodoh dari Tuhan

Percikan embun diwaktu pagi

Menghiasi diri memotivasi

Namun hati tak pernah berbohong

Akan kehadiran sosok manusia di siang bolong

Kisah cinta bukanlah hal yang mudah

Untuk di ceritakan kepada alam

Cinta bagaikan pasir di sisi pantai

Melambai jauh tak terhingga

Karna begitu luasnya dalam dada

Cinta mengajarkan kita sedikit rasa

Rasa yang tak pernah berdusta

Rasa yang tak salah dengan bukti

Rasa yang pernah berjanji dan selalu di tepati

Terkadang cinta tak pernah menjadi motivasi

Malah cinta jadi tragedi pahit yang pernah ku alami

Banyak orang menganggap cinta itu mudah

Bagaikan membolak-balik tangan

Namun bagiku cinta bukanlah hal sepele

Yang datang lalu bersemayam

Cinta tak akan selamanya tetap hadir

Disisi menjadi pelengkap diri

Karna cinta adalah misteri

Yang harus kita hindari dari nafsu birahi

Berhati-hati adalah cara terbaik

Untuk kita yang sering tersakiti

Meski terkadang menjadi-jadi

Karna elemen magnet yang mendekati pada hati

Kini angin meng alus-alus daun seolah memanggil

Dengan kasih sayang yang tak pernah hadir

Dan hanya sebatas mampir

Sudahlah

kini ku bosan dengan segala drama cinta

Yang berujung dengan tangisan dalam jiwa

Berujung sakit yang terus membara

Bagai api unggun dalam pramuka

Oh Tuhan

Izinkanlah aku untuk tak merasakan lagi yang namanya teriris seperti cabai dalam papan

Seperti cucian yang di injak-injakan

Aku mengingikan hidup sederhana

Dengan pasangan yang siap sengsara

Aku tak pernah memilih yang sempurna

Dan hanya memilih yang setia

Menemani hingga masa

Dengan bukti yang begitu nyata

Oh Tuhan

Anugerahkan manusia terhebat

Yang akan membawaku kepada akhirat

Untuk menyangkal sesat dan maksiat

Dan sebagai pembawa rahmat

Jadikanlah diriku manusia manfaat

Di dunia dan di akhirat

Jangan pernah jadikan diriku balik kanan

Dari hidup yang semakin baik tatanan

Kini,ku nantikan sosok jubah dalam wajah

Yang cerah ketika kubuka

Karna notabene dia soleha

Tunjukanlah kekasih dari yang kau pilih

Tunjukanlah dia benar-benar tepat pada hati terdalam

Oh Tuhan,jangan lagi kau mengombang-ambing

Jodoh hati yang sudah ter baring

Pertemukanlah

Jika memang ia merasakan apa yang aku rasa

Merasakan aroma bau yang menjadi syair pengikat

Untuk terus berusaha sampai akad

Semoga ini yang terakhir

Yang engkau berikan lahir batin

Yang engkau berikan dengannya aku yakin

Yang engkau berikan untuk ku segera melaksanakan amanah

Sebgai bukti lelaki sejati untuk meminang pilihanmu sang pujaan hati

Berharap ia siap menemani

Sehidup semati

Dengan keadaan yang tak pernah pasti

Namun keadaan dengan keyakinan hati

InsyaAllah kemudian akan terus ku bahagiakan

Hingga titik darah penghabisan

Sebagai tulang punggung pelengakp tulang rusuk

Dengan penuh rasa cinta sampai tua

Wahai jodohku

Engkaulah pelengkapku

Engkaulah pelita hidupku

Engkaulah penyemangatku

Hingga keringat tak terasa bagimu

Ku serahkan hidupku untukmu

Ku serahkan jiwa raguku untukmu

Ku serahkan seluruh rasa jiwaku

Dan kelak ku titipkan benih-beinh darahku

Juang rasa

Badan ini

Selalu ku jaga

Selalu ku rasa

Selalu ku urusi dengan banyak cara

Sebagai bukti rasa di hati

Terimakasih diri ini

Yang selalu menjadi warna

Yang selalu menjadi penenang

Bagi jiwa yang terabaikan

Aku bangga denganmu

Aku bangga dengan kisahmu

Aku bangga dengan ceritamu

Semoga cintaku semakin besar

Karna rasa yang tak pernah pudar

Di setiap waktu yang terlontar

Semoga tuhan memberi secercah harap

Untuk diri menjadi manusia cakap

Dalam bidang yang terungkap

Menahan rasa dalam jiwa

Ku sapa keheningan malam Ku tulis kata dalam seribu cinta Mengalun tombol piano sampai ke jiwa Membuat qolbu terbawa nada

Begitu merdu alunan nada Tekanan tombol piano menyatukan asa Ku nyanyikan lagu cinta Dengan ungkapan yang ku terasa

Ohh Tuhan..!! Ku sampaikan semua dengan nada Yang mampu mewakili rasa dalam dada Kilas bayang selalu di depan mata jiwa Membuat rasa kangen semakin menyiksa

Di ujung nada kutulis kata cinta Agar engkau selalu baik disana Menjaga rasa seutuhnya Hingga berpaling rasa

Keberkahan Hidup

Kehidupan

Adalah roda yang selalu berputar ketika di jalankan

Berputar ketika di nyalakan

Seperti bumi berotasi yang dia kuasai

Dalam kehidupan tidak lah selalu manis

Dan meski ada sedikit tangis

Untuk menjadi motivasi tersendiri

Hidup memang tak seindah cerita drama Yang kisahnya dibuat semena-mena

Alurnya dibuat dengan semaunya

Waktunya di olah sesuai keinginannya

Tapi ingat satu hal

Dimanapun kita berada

Disitu ada sedikit proses keberkahan untuk terus di jalankan

Untuk terus mengejar cita dengan penuh syukur

Pada Tuhan yang maha luhur

Wahai hidup

Tetaplah berpross pada tempatnya

Tetaplah ikuti alurnya

Jangan pernah mundur karna pantangannya

Majulah dengan penuh keyakinan

Selagi diri masih berada pada kebenaran

Yang aman menurutmu dan Tuhan

Dan buruk menurut mahluknya yang kecil

Wahai hidup

Terima kasih telah memberikan ruang waktu

Untuk aku terus mencari keberkahanmu bukan murka mu

Untuk aku terus berjalan dengan penuh rasa cinta pada Tuhanku

Wahai hidup

Ku titip salam untuk Tuhan yang selalu memberiku harapan

Krhidupan abadi yang salah arti

Sosok ilusi yang kau ikuti

Di malam hari dengan langkah yang hati-hati

Keheningan mulai sepi

Malam mulai menutup kelam

Berjalan dengan rintihan

Seakan-akan banyak makhluk yang mengintai dari belakang

Sesajen kau simpan di depan pohon besar

Demi keabadian hidup di alam liar

Wahai manusia

Sungguh syirik telah merajalela

Sungguh dirimu menghina sang pencipta

Dengan memuja bangsa ciptaan nya

Jadilah manusia biasa

Yang hidup tergantung Tuhannya

Jangan takabur di dalam hati

Karna itu penyakit dalam diri

Wahai manusia

Hadapi,hayati dan nikmati hidup ini

Lebih baik mensyukuri dari pada dirimu abadi

Karna puja pada setan yang celaka

Sungguh dirimu harus bersujud

Kepada Tuhan yang berwujud

Segeralah balik kanan

Agar hidupmu lebih aman

Jadikan hidup singkat mu untuk beribadat

Kepada Tuhan sang maha Rohmat

Niscaya dirimu tak akan di laknat

Oleh pencipta dunia akhirat

Sedekah

Sebuah rupe yang dikasih

Sebagai tanda terimakasih

Rasa syukur pada tuhan

Yang memberikan kehidupan

Memberi bukan karena ada

Memberi bukan karena ingin di puja

Tapi memberi karena rasa

Besar tak jadi hitungan

Besar tak jadi hampaan

Namun keikhlasan jadi alasan

Terimakasih tuhan atas segala sesuatu yang kau berikan

Semoga ini menjadi catatan

Lelaki Terhebat

Setahun sudah hubungan mesra

Dengan kekasih dambaan jiwa

Penghias raga dan isinya

Terus menjadi lelaki hebat

Kemanapun langkah ini

Selalu ada langkahnya di setiap titik

Selalu ada belai nya di setiap detik

Selalu ada wangi nya di setiap belok

Sungguh

Aku bahagia memilikinya

Bahagia mengenalnya

Bahagia di dekapnya

Susah senang tak jadi hambatan

Kepanasan ada yang meneduhkan

Kedinginan ada yang menghangatkan

Dan keamanan selalu di nomor satu kan

Wahai pujaan

Ucap terima kasih dari hati

Atas janji yang selalu di tepati

Atas cinta dari hati

Hingga menjadi cinta sejati

Menahan rasa kangen sembari setia

Ku sapa keheningan malam Ku tulis kata dalam seribu cinta Mengalun tombol piano sampai ke jiwa Membuat qolbu terbawa nada

Begitu merdu alunan nada Tekanan tombol piano menyatukan asa Ku nyanyikan lagu cinta Dengan ungkapan yang ku terasa

Ohh Tuhan..!! Ku sampaikan semua dengan nada Yang mampu mewakili rasa dalam dada Kilas bayang selalu di depan mata jiwa Membuat rasa kangen semakin menyiksa

Di ujung nada kutulis kata cinta Agar engkau selalu baik disana Menjaga rasa seutuhnya Hingga berpaling rasa

Perjuangan Darah

Majulah terus pahlawanku

Asahlah tombak setajam-tajamnya

Berangkatlah dengan penuh ketauhidan

Demi Tuhan yang maha rohman

Yakinlah bahwa dirimu akan berhasil

Membawa bencana para penjajah

Biarlah mereka mati

Karna menjajah Indonesia ini

Kemenangan adalah darah daging

Kemenangan adalah suci

Kemenangan adalah bukti

Bahwa Indonesia tetap berdiri

Wahai para penjajah

Meski tembakan jadi kekuatanmu

Aku tak akan mundur melawan pistolmu

Meski tombak kujadikan bantuan

Namun keyakinan menang hanya pada Tuhan

ALLAHUAKBAR

Lapadz kekuatan Tuhan di lantunkan

Merengut nyawa banyak korban

Sebagai balasan penjajahan

Wahai negeriku

Jayalah sepanjang masa

Berantas para penjajah

Agar tak betah pada Negara kita

Usir mereka dengan penuh kebengisan

Sebagai janji palsu yang di torehkan

1945 adalah harapan

Kemerdekaan yang akan abadi

Jadikan ini sebagai catatan

Untuk pemuda di masa depan

Jangan pernah bosan untuk berjuang

Sampai titik darah penghabisan

Menanti kerinduan kekasih

Senja kian tenggelam

dalam pelukan malam datang

tergores hati dengan keadaan

yang merindu kekasih pujaan

Rembulan kian pergi

tuk kembali suatu saat nanti

namun hati tak pernah dipungkiri

dengan sakit yang tak di jumpai

Satu tahun berlalu di ujung waktu

tak kunjung datang ia padaku

Oh tuhan kemanakah aku melangkah?

kaki ini sudah tak kuat lagi

untuk mencari orang yang ku cintai

tak kuat rasanya bila lama tak jumpa

Sungguh hati ini letih

karna menunggu ku tak mampu

mungkin hanya rindu yang ku miliki

tuk ia tetap ada di hati

Sajak Kehidupan

Langit bumi pun tahu

Manusia dicipta untuk berilmu

Agar selamat dari azab tuhan

Dan Itu Hanya satu

Seribu sajak aku ungkap

Untuk ia yang jauh disana

Apakah aku masih bisa

Menjadi manusia yang mulia

Oh Tuhan

Kehidupan ini adalah amanat

Darimu yang maha rahmat

Memberikan hidup dengan banyak manfaat

Sesekali kau melangkah

Akan teringat sebuah petuah

Dari kisah hidup seorang manusia

Dalam hidup yang bermakna

Oh Tuhan

Engkaulah pencipta senja kehidupan

Yang tak pernah menjadi alas an

Untuk manusia mengangkat tangan

Sungguh

Celaka orang yang tak merasa

Di berikan cinta dari yang kuasa

Kehidupan ini adalah rasa

Untuk menjadi harapan nyata

Wahai kehidupan

Kini dunia semakin pudar

Karna tangan-tangan orang tak sabar

Segala cara di lakukan

Untuk memenuhi standar kehidupan

Selembar Suratt

Waktu itu hujan begitu kencang

Tak sempat kuucapkan sedikit kata dalam jiwa

Bumi menangis dengan rintih nya

Pertanda cinta susah di rasa

Tulisan lembaran itu ku titipkan

Pada POS di sekitaran

Entahlah

Apakah tersampaikan atau tidak

Karna yang terpenting sudah ku kirim

Meski hati mulai resah karna belum ada jawaban

Padahal lembaran itu begitu berarti

Sebelum aku beranjak pergi

Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pamit

Pada alamat yang akan ku tinggalkan

Semoga selembar ungkapan tersampaikan

Bahwa diriku memberikan kepastian

Namun sayang

Bel kereta sudah memanggil

Untuk aku segera beranjak

Hingga pada akhirnya ku ucapkan selamat tinggal

Sebulan kemudian

Ada kabar yang menginformasikan

Bahwa surat baru tersampaikan

Lalu aku bilang,sudahlah kamu bukanlah pilihan Tuhan

Semangat Pemuda

Kala itu….

Tombak dilepas dengan ketajamannya

Mengkilap tajam tak bertumpul

Kecil sakti dengan kalimat Takbir

Itulah kekuatan sang ksatria muda

Bela kebenaran hal yang biasa

Basmi kebatilan harus dilakukan

Yang salah harus di salahkan

Yang benar harus di benarkan

Wahai sang legenda

Bangkitkan semangat

Tunjukan kebenaran

Basmi kebatilan

Berdiri di atas kaki sendiri

Jangan duduk di atas kaki

Mustahil itu semua terjadi

Usir para pemberontak sekarang juga

Sekarang,bukan esok sebelum mereka menimati sebutir rempah

Tunjukan bahwa kita bisa

Kita berani,Kita siap mati untuk Negeri pertiwi

Sendu

Aku bukanlah orang yang kaya

yang memiliki banyak uang

yang memiliki banyak harta

yang memiliki banyak keinginan

Namun aku hanyalah orang biasa

biasa menjadi miskin

biasa menjadi terlantar

dan biasa di beri cacian

orang-orang memanggilku gembelan

yang tak punya otak belian

karna pendidikan ku tak mapan

orang-orang banyak yang tak sudi

ketika aku menjadi orang

orang tak mau menerimaku

orang tak mau mendekatiku

Inikah yang dinamakan sendu

tak ada orang yang mau

untuk membantu dalam pilu

Hanya saja akupun tau

bahwa aku bukan siapa-siapa

Torehan Kebencian

Beranjak pergi dengan benci

Melangkah dengan tanpa kiprah

Tanpa kabar tanpa sadar

Dengan kebencian yang menyebar

Menjauh demi sebuah harapan

Menjauh dengan penuh kenestapaan

Tak terkira,tak terasa

Kau pergi dengan seribu kebencian

Kau pergi mencaci,dengan kedzoliman diri

Kukuh,egois,demi pribadi

Hingga akhirnya,

Kini kau merasakan,akibat dari kebencian yang kau torehkan

Sungguh…

Kini kau menyesali,akibat benci tak terkendali

Hingga terlena dengan duniawi,hingga api membakar diri

Wanita solehah idaman

Di pagi yang cerah nan indah

Lewatlah manusia penggoda jiwa

Bersuara lembut dan sayu

Bagai iringan music syahdu

Badan putih berkulit susu

Hidung mencorong tinggi ke angkasa

Bibir merah dengan tinta

Tanda bukti seorang wanita

Badan di beri kain kemanan

Seakan lelaki tak mampu dalam pandangan

Berjubah hitam menggoyah ke tanah

Rambut tertutup dengan kesolehan

Ya Tuhan

Apakah diriku sanggup meminang

Seorang perempuan berjubah panjang

Kaki ku tak sabar ingin melangkah

Apabila ia lewat pada halaman rumah

Lantunan ayat suci nya menenangkan qolbu

Membawa gairah untuk terus menunggu

Berharap ia jadi yang halal bagi ku

Hingga habis masa tua ku

Pengorbanan sang pena

Sejak itu …

Dirmu lupa akan waktu rotasi bumi

Dirimu lupa akan siang malam berlari

Hanya karna memegang pena demi Negeri

Sungguh,dirimu terus-menerus menguras waktu

Seiring berjalannya waktu yang bisu

Di hamparkan syair –syair menawan

Demi kemenangan lomba tema pengorbanan

Wahai pena….

Apakah dirimu tak pernah bosan

Dengan ocehan yang selalu dirimu sandangkan

Dengan gerak yang selalu dirimu ayunkan

Wahai pena…

Jadilah dirimu gambaran

Untuk banyak orang yang ingin bersemayam

Di dalam dunia kepenulisan

Pengorbanan harus terus di kobarkan

Dengan semangat bara yang selalu di perjuangkan

Suatu saat dirimu akan menemukan

Gerak penamu yang pernah di gariskan

Sunyi yang duka

Diam lenyap dan tak bersua

Langit gelap dan ada lilin

Bumi gemuruh dengan rotasi nya

Burung malam terbang seraya bersiuh

Keras terdengar di dalam keheningan

Sunyi terasa dengan dingin menimpa

Cahaya hilang lenyap semata

Entah kenapa ini terjadi

Tak sadar…

Kesunyian waktu itu membawa duka

Mereka rampas harta kita

Mereka lecehkan kehidupan kita

Sungguh aku terjatuh tak berasa

Dengan malam sunyi kian itu

Tak ada kekuatan yang datang

Selain kenestapaan yang di dapatkan

Sunyiiiii…sunyiiii…sunyiii…

Aku menolakmu kembali

Perhilah..jangan pernah kembali lagi

Aku tak mau mengulang nya kembali

Hari kenangan

Kenangan.

Hanya di jadikan alasan untuk tak mengulang

Kenangan…

Hanya di jadikan simpuhan pada kertas gelap

Tak usah kau teriak kembali datang

Dengan alasan palsu yang pernah kau torehkan

Kenangan…

Kini kau tak ku kenang lagi

Dirimu hanya sebatas tali

Yang putus di gunting pedang

Kini dirimu tak berarti lagi

Bagai noda yang jauh pergi

Hari ini…

Adalah hari kenangan

Hanya saja aku tak pernah mengharapkan

Atas perlakuan yang pernah kau suguhkan

Pergilah…

Jangan kau buka lagi masa itu

Jangan kau buka lagi kisah itu

Dan jadikanlah hanya sekedar masalalu

Perpisahan

Langkah kian henti dengan tak belajar lagi

Langkah kian menepi pada takdir keluar

Dari gedung indah nan megah

Yang paling di bangga dan di rasa

Kini…perpisahan pun datang dengan sendiri nya

Melepas semua kenangan yang pernah ada

Melepas kebiasaan yang tersisa

Melepas hal yang paling berharga

Wahai semua…

Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya

Karena suatu saat akan ada titik dimana kita di pertemukan kembali

Suatu saat akan ada sedikit rasa rindu yang menyebabkan bertemu

Berbagahaialah dengan teman baru

Meski terkadang sedikit pilu

Terkadang berat karena rindu

Namun,kita harus bertahan dengan itu

Wahai para sahabat…

Jadikanlah ini ujian

Untuk berproses di masa depan

Untuk menjadi manusia yang paling terdepan

Pahlawan Wanita

Wahai putri Indonesia, Kartini namanya

Namamu abadi di pelupuk mata masa Atas keringat jiwa yang pernah dirasa

Hingga merdeka di tahta wanita Kau tunjukan abdi Negara

Demi tahta wanita di mata Bangsa

Yang sempat terasa hampa di dada

Dan jauh dari kelayakan manusia

Kau torehkan nasib bangsa

Dengan perjuangan dan segala syair do’a

Mengalun-alun demi Bangsa sejahtera

Wanita bangkit dari beribu asa Sehingga… Tuhan gariskan engkau jadi pahlawan

Yang berumur panjang dimata lawan

Atas kepercayaan engkau pada kekuatan Tuhan Bahwasanya habis gelap akan terbitlah terang

Kini kami para wanita Indonesia

Akan terus menjaga nama baik wanita

Sebagai mahkota para pria bukan bukan cacian nya

Sebagai bentuk rasa bangga terhadap pahlawan Bangsa

Malam Lailatul Qodar

Ya Tuhanku…

Engkau datangkan butir-butir Rahmat

Engkau hamparkan sajadah maghfiroh

Di bulan suci seribu bulan

Ya Tuhanku…

Ku bersimpuh dengan penuh kenestapaan

Ku bersimpuh dengan penuh harapan

Ku memohon percikan maghfirohMu

Ya Tuhanku…

Tunjukanlah malam Lailatul Qodar

Agar aku bisa memohon ampunanMu

Dari dosa besar gunung lautanku

Ya Tuhanku…

Turunkanlah malam Lailatul Qodar untuku

Dari semua penjuru pintu

Dengaan penuh kebaikanMu

Pahala Ramadan

Ya Tuhan…

Beribu nikmat yang kau torehkan

Beribu amal yang kau lontarkan

Di bulan suci penuh rahmatan

Ya Tuhan…

Kebaikan satu kau jadikan sepuluh

Kebaikan sepuluh ku jadikan seratus

Betapa besar kasih sayang engkau pada hamba

Ya Tuhan…

Saampaikanlah umurku pada Ramadan lagi

Aku ingin bhakti dengan memohon diri

Dari ketertarikan pahala suci

Ya Tuhan…

Setiap hari ku berserah diri

Dengan tangan serpihan hati

Demi menunggu ampunan ilahi

Terima kasih Guru

Setiap langkahmu adalah kebaikan

Setiap lelahmu adalah kebaikan

Setiap ucap mu adalah harapan

Sungguh dirimu berjasa pada diri ini

Memberikan pelajaran dengan sepenuh hati

Tanpa ada sedikit rasa pengharapan kembali

Tanpa ada rasa ingin di kasih

Dirimu turunkan ilmu sebesar gunung

Dirimu ludahkan ilmu sengalir lautan

Hanya karna anak orang yang sama sekali tak ada darah tali

Hanya karna anak orang yang selalu dirimu perjuangkan

Begitu besar jasa-jasa mu

Begitu sabar perlawanan mu

Keteladanan mu menjadi ilmu dan bait

Yang tak akan terbalas hingga dunia terbesit

Terimakasih Guru…

Lenyap

Lenyap sudah harapan itu

Yang bertahun-tahun di tunggu

Lenyap sudah harapan itu

Yang kian lama di seteru

Hari ini…

Aku paham dari lenyap nya harapan

Itu semua karna diri yang tak sabar

Itu semua diri yang gt tak mau bertahan

Dengan segala keterbatasan

Meski lenyap harapan itu

Tetaplah bangkit dari setiap keterpurukan

Tetaplah bangkit dari kenestapaan

Karna jiwa perlu di pertahan kan

Ujian sekolah

Datang tak di inginkan

Pergi tak di hiraukan

Itulah ujian sekolah waktu itu

Semua bangga dengan tanpa ujian

Padahal…

Pemerintah sudah merencanakan

Akan kemana arah hidup dengan ujian

Padahal…

Pemerintah sudah memepersiapkan

Akan kemana bangsa masa depan

Hanya pemuda saat ini yang menjadi tonggak ukur

Asal mau hidup di atur

Asal mau belajar mundur

Dengan sejarah zaman dulu

Ujian bukanlah alasan pahit

Untuk jadikan kau nahaya sulit

Tapi ujian jadikan modal

Untuk kelak di masa depan

Tidur malam itu

Menutup mata dengan kelopak menungkup

Setia ketika tidur malam waktu itu

Berbaring malam dengan kesendirian

Tanpa ia yang belum halal

Tidur malam itu…

Di selimuti dengan suara ngiang dekat telinga

Yang gatal ketika menancapkan fungsi nya

Sungguh…amarah murka dengan nya

Sedikit sabar tak jadi masalah

Namun keseringan menjemput marah datang

Tidur malam itu…

Di temani cahaya di langit atap

Meredup-redup dengan jarak nya

membuat tidur tak teratur

Hingga akhirnya diriku terbangun

Mengehentikan mimpi yang sempat ber alun-alun

Namun sayang…putus di tengah jalan

Hanya gak bisa tidur di malam itu

Nada rindu

Berada di depan komputer

Dengan menulis syair kiler

Merajut asa dengan aksara

Hanya karna nada rindu semata

Melihat handphone yang tak memanggil

Tak ada kabar dari sang pujaan

Membuat hati semakin jauh

Berharap handphone bergemetar

5 jmenit yang lalu dia online

Merasa perih pabila tak online lagi

Padahal hati butuh lelaki

Yang meyakini keberadaan janji

Aku pun menunggu hingga tertidur

Di meja tempat komputer

Terdiam malam begitu kelam

Hingga pagi jumpa lagi

Sungguh…malam itu kecewa

Karna tak ada pesan dari dia

Membuat hati berasa mati

Akibat tak ada malam tadi

Nerbook Kecilku

Setiap malam selalu berdampingan

Setiap malam selalu jadi teman mamingan

Setiap malam selalu jadi perjuangan

Dalam membantu membuat kenangan

Tergeletak dengan kesendirian

Tetap kuat dengan banyak alasan

Hati bangga juga tak mau lepas

Dari netbook yang selalu di depan mata

Ia selalu hadir ketika ku galau

Dengan membantu meredakan nya

Hanya cukup di Microsoft word saja

Dengan menuliskan kata-kata

Karya-karya keyboard nya mulai terpilih

Dari aksara pena yang pernah di raih

Meski hanya sebatas netbook kecil

Tapi manfaat besar untuk di jadikan peluang

Sungguh…

Aku menyayangi nya

Dia selalu membantu ku

Dan kemanapun selalu ku bawa dan tetap setia

Bunga

Semerbak wangi di peluk hidung

Terasa sunyi ketika di rasa

Harum nya membawa bahagia

Dengan ke elokan di pandang jiwa

Manusia banyak memburunya

Karna bunga cirri khas wanita

Yang apabila di manja dengan nya

Klepek-klepek yang dia rasa

Bunga…

Sosokmu membahagiankan orang lain

Elok mu mengenakan di pandang

Wajahmu terbuka dengan ke elokan

Rupawan jadi dambaan lelaki

Teruslah engkau menebar wangian

Dengan keindahan yang di harap kan

Hati Cerminan Diri

Akhlak manusia di lihat dari raut nya

Ketika baik pada Tuhannya,maka baik pula pada hamba nya

Terkadang banyak yang menyelimuti kedok nya

Dengan kebaikan yang tak di ikhlaskan

Namun kita yakini

Bahwa hati cerminan diri

Apabila akhlak nya baik

Maka baik pula hati nya

Hari ini….

Manusia itu cerdas-cerdas

Bahkan kecerdasan nya mampu menindas

Meski tanpa sebuah alas

Hari ini…

Ngeri ketika manusia sadar

Akan perbuatan yang banyak melanggar

Hanya do’a yang jadi pengantar

Proposal hidup

Proposal hidup…

Ketika manusia bersandar

Dengan tujuan visi-misi tema

Agar hidup menuju harapan

Yang di buktikan dengan surat kegiatan

Proposal adalah gambaran

Kegiatan yang akan di lakukan

Hingga menjadi sebuah laporan

Dari proposal hidup yang di laksanakan

Hingga anggaran turun dengan ACC kesiswaan

Yang di izinkan dengan kepala sekolahan

Semoga hidup berjalan perlahan

Dengan seimbang dunia dan akhiratan

Ibadah ku jiwa ku

Memanjatkan do’a dngan mengangkat kedua tangan

Berharap aka nada setitik harapan

Yang mesti menjadi tujuan

Dalam hidup di dunia kenyataan

Karena aku sadar bahwa ibadah ku adalah visi

Dan misi ku adalah di kabulkan nya do’a

Dengan segala harapan nyata

Yang di ucap dan di lakukan asa

Semoga saja bisa terkabulkan

Hanya perjuangan yang di tunjukan

Menjaga Pandangan

Puji syukur atas nikmat Tuhan

Yang tampak pesona dengan keindahan

Melambai datang di tanah syurga

Bidadari turun dengan merona

Membuat hati terasa bimbang

Dengan kecantikan yang tak halal

Goyah jiwa mulai terasa

Sembari tersenyu malu berasa

Namun…aku sadar

Akan hal yang tak halal

Di nikmati menjadi penjara

Di bayanhkan menjadi petaka

Ah…sudahlah

Benahi diwa dengan tentram

Sembari menurunkan pandangan

Karna setan menggoda Iman

Buku Jendela Dunia

Tulisannya menjadi saksi

Syair nya memberikan makna

Lirik nya memberikan kisah

Yang perlu kita recah ,menjadi bahan termudah

Bertahan di sebuah rak mati

Dengan debu setia menanti

Tak ada yang peduli dengan nya

Sungguh ,pada kemana manusia?

Kini…

Minat nya semakin turun drastis

Dari zaman yang semakin anarkis

Bukan buku yang di buka

Namun handphone dengan banyak permainan online nya yang kurang berguna

Kini…buku hanya sebatas sapingan

Yang mentok ketika ulangan

Itupuun,karna karena hp tak ada kuota an

Hingga buku di jadikan panduan

Buku masa kini…

Sulit di pandang orang

Dengan tangis yang ia rasakan

Sembari menitipkan,kata yang ia pilu kan

Kemana orang-orang?

Kenapa tak ada yang mau membaca?

Kenapa tak ada yang mau mengira

Bahwa buku adalah jendela dunia

Yang di katakana oleh para ahli semata

Kopi Pagi

Ku tuangkan sesendok gula

Dengan kopi di tambahkan nya

Di seduh air panas,menghindar dari rasa welas

Dengan secangkir kopi pagi beralas

Ku reguk dengan penuh rasa

Ku cium wangi aroma asap nya

Hingga jiwa terasa terbawa

Ke dalam kopi yang di reguk nya

Membayangkan kisah nyata

Yang pernah di lewati nya

Sembari bermakna luka

Yang pernah di alaminya kelam

Ku reguk lagi kopi pagi

Hingga semangat hadir dengan mimpi

Untuk segera di genggam dengan penuh arti

Sampai terjadi menjadi bukti

Kronologis cinta

Cinta…

Semua orang memiliki nya

Semua orang merasakan nya

Semua orang menikmati nya

Dengan segala kronologis nya

Berjalan dengan takdir Tuhan

Qodrullah yang jadi catatan

Sebagai bentuk rasa keyakinan

Kepada Tuhan seluruh Alam

Jadi saksi atas kejadian

Dari ujung timur dan barat

Angin menari di atas awan

Dengan lieih nya terasa nyaman

Langit putih dengan warna nya

Laut biru dengan samudera nya

Manusia tak pernah menolak cinta nya

Yang pernah di raih dengan perasaan nya

Kronologis jadi bukti nya

Apabila ada yang bertanya

Pejamkan mata dan bayangkan

Sesuka hati sesuka jiwa

Ingat…

Semua orang punya alur nya

Pendidikan

Sebuah kata yang kuat apabila di perjual belikan

Dengan syarat berpendidikan

Terkadang tak menoleh dimana,kapan ia mencari nya

Karna di lihat dari kemampuan

Kini pendidikan di nomor satukan

Atas dasar pengetahuan yang di dapatkan

Atas dasar bukti izazah yang di perlihatkan

Dengan nilai yang memuaskan

Pendidikan…

Kini semakin banyak di cari

Oleh orang yang banyak materi

Namun pendidikan banyak di tinggal

Oleh orang yang tak ada materi

Padahal…

Kepintaran nya mampu di asah

Dengan asas dasar otak cepat nya

Namun kembali kepada orang tua nya

Yang tak meneruskan pendidikan anak nya

Bersabarlah nak…

Diamanapun kamu tinggal

Sesungguhnya,itulah tempat pendidikan

Karna yang utama

Pendidikan karakter diri

Untuk menjadi manusia bhakti pada negri dan juga diri

Januari

Januari ku menjadi dambaan

Atas kelahiran di bulan itu

Dengan segala perasaan

Yang membuat ku selalu merayakan dengan do’a dan harapan

Januari ku…

Menjadi gelembung cinta nan sayang

Selalu di bangga dan di puja

Dengan sajak yang begitu kaya

Januari ku…

Menjadi pertanyaan

Dari orang-orang yang menginginkan nya

Untuk di jadikan pengetahuan

Berjalan nya tumbuh tinggi dan besar

Karena proses yang menentukan

Akan kemana arah tujuan hidup

Dengan ikhtiar yang pernah di tunjukan

Kini januari ku sepi

Karna hanya di harap satu tahun sekali

Sehingga bengkalai jiwa

Dari lupa yang di rasa

Bulan Keberkahan

Disini ku menyadari

Dengan hasrat penuh illahi

Dengan pengetahuan yang alami

Datang nya bulan melodi

Puasa adalah nama nya

Panen pahala adalah kebiasaan nya

Maghfiroh adalah janji nya

Rohmat adalah anugerah nya

Sungguh…

Keberkahan ada di dalam nya

Yang menjadi panggilan hati penggerak jiwa

Dari kegiatan hidup yang sengsara pahala

Namun kini…

Ia datang dengan rupawan

Tersenyum pikuk di angan-angan

Dengan lambaian dari sang Tuhan

Marhabban Yaa Ramadhan aku ucapkan

Sebagai pesona dengan dambaan

Dengan kebersihan hati bagai kain kapan

Yang bersih dan tanpa kotoran

Selamat menjalankan Ibadah puasa

Ujian penyesalan

Memori otak yang semakin sult menerima materi

Dengan di paksakan yang berakhir menderita diri

Atas soal-soal uji yang paling ku benci

Karna hidup yang ikut terobsesi

Di dalam kamar aku hafalkan

Bait-bait penyesalan atas sebuah ujian

Yang tak dapat di lirik dengan penilaian

Wahai dirimu sang pembuat buku catatan

Kenapa sulit untuk ku mengexpresikan

Kenapa sulit untuk ku berteman

Dengan dirimu yang amat ku sesalkan

Pergiiiiii….pergiiiii…

Aku tak ingin melihatmu lagi

Aku benci semuanya

Karna hidupku hampa tanpa nya

Catatan hanyalah sebuah tulisan

Yang tak pernah aku baca kan

Karena kemalasan yang tinggi

Hingga diri berasa tak berarti

Kini diriku ingin sendiri

Tak mau di ganggu lagi

Oleh semua insan yang ada disini

Selamat jalan dan selamat kembali lagi

Tangga Cinta

Sebuah cerita yang memberi warna

Ku tersenyum tersipu malu oleh nya

Berawal dari tatapan mata

Yang terjun ke dasar samudera cinta

Tangga suci yang menjadi saksi

Pertemuan sunyi di kelam diri

Penghias raga dan penuh arti

Sehingga lupa akan takdir illahi

Ku yakin semua manusia sudah tertulis jodoh nya

Meski terkadang sulit untuk di carikan

Padahal ia ada di sebuah tangga sekolah

Yang berujung hati menjadi resah

Apakah dirimu jodohku wahai cinta

Karna apabila ku lihat dirimu merona bagaikan bintang senja

Yang pandangan nya terus menerpa jwa

Ah..sudahlah aku menyerah

Hanya nasib yang ku tunggu apabila benar dirimu milik ku

Syair-syair kelabu

Langit terang dengan benderang

Awan putih bagaikan salju

Menirukan nsyair-syair kelabu

Yang hitam kelam di malam minggu

Kini warna indah di barat datang

Dengan keindahan kecantikan menawan

Sungguh bukti tanpa candaan

Dengan di buktikan dngan kehangatan

Disana tempat rasa ini akan hadir

Pada seseorang tanpa di kenal dengan semilir

Hanya saja di alam mimpi ia hadir

Menemui dengan karna takdir

Oh Tuhan…

Berikan syair yang tak pernah dilirik orang

Berikan rindu yang tak pernah di risaukan

Untuk dia yang akan hadir di pangkuan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post