MOH. SHOLIKHIN

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TAK PERLU BELAJAR DI KELAS

TAK PERLU BELAJAR DI KELAS

Wajah baru menghiasi kabinet yang telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi. Trengginas, cakap, dan berpotensi. Itulah yang ada pada sosok menteri pendidikan baru, Nadiem Makarim.

Menyimak pidatonya di hari guru yang telah mengkritisi pidato-pidato yang disampaikan hanya berisi tentang retorika. Beliau berharap guru-guru tidak hanya disuguhi dengan retorika yang melangit. Dia menginginkan sesuatu yang realistis dalam kehidupan anak bangsa yang sedang menggembara untuk menemukan jati diri masing-masing.

Pidatonya menjadi harapan baru bagi guru yang ingin mendapatkan ruang dalam kesehariannya, yaitu menjadi guru terbaik. Masalah perangkat yang menjadi beban terberat bagi guru dalam pembelajaran menjadi suatu momok tersendiri sehingga beban tersebut harus segera direalisasikan. Jangan hanya menjadi retorika. Jika tidak ada perubahan, apa bedanya dengan para pendahulunya?

Guru diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri di depan para peserta didik dengan bebas sehingga menjadi merdeka belajar. Merdeka belajar memberikan ruang kepada para pendidik untuk mengeksplorasi potensi pendidik dan peserta didik. Memahami beragamnya karakter siswa, seorang pendidik harus lebih menguasai karakter masing-masing.

Dengan menguasai karakter yang berbeda seorang pendidik lebih mudah untuk mencapai tujuan. Sesuai dengan tujuan dari pembelajaran yang disampaikan. Hal tersebut menjadi tuntutan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yaitu peserta didik harus lebih aktif dalam pembelajaran sehingga potensi mereka akan berkembang sesuai dengan harapan.

Kehidupan anak milineal tidak terpisahkan dengan perkembangan teknologi yang ada, sehingga pendidik harus memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengekspresikan dalam kegiatan yang mereka lakukan. Kemajuan teknologi sering menjadikan peserta didik menjadi akan yang individualis dan kuper. Hal itu juga yang menjadi tanggung jawab guru untuk mengarahkan mereka menjadi orang-orang yang berkarakter, yang punya empati, dan tidak hanya berpikir pada dirinya sendiri. Sehingga penumbuhan rasa sosial harus terbentuk sejak dini dengan pembelajaran langsung di masyarakat. Caranya, mengajari mereka untuk saling mengerti dan menyapa antara satu dan yang lainnya. Pembelajaran tersebut bisa diajarkan di luar ruangan dengan bergabung di masyarakat untuk memecahkan problem-problem yang dihadapinya. Metode pembelajaran ini akan merasuk dalam diri siswa selama-lamanya sehingga mereka punya karakter andal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post