Rendahnya minat baca masyarakat. Tidak semata-mata berhubungan dengan hobi membaca saja. Kondisi ini bertalian dengan keadaan lain. Misal ketersediaan buku bacaan.

Daya beli masyarakat yang rendah pun turut berkontribusi. Harus diakui harga-harga buku bacaan masih tergolong tinggi bagi sebagian masyarakat. Tidak terjangkau.

Budaya tutur yang masih berkembang dan mengakar kuat di masyarakat. Turut melanggengkan rendahnya minat baca masyarakat. Apalagi kalau bicara masalah demografi Indonesia. Akses ke pusat bacaan semakin sulit.

Tentu saja kita tidak ingin terus bersembunyi dengan alasan-alasan tersebut. Bagaimana pun setiap adanya kesulitan harus dicarikan jalan keluarnya.

Bagaimana? Jawabnya dengan menulis buku bacaan.

*

Menulis itu gampang, begitu kata Arswendo Atmowiloto. Begitu pula kata para motivator dan instruktur pelatihan menulis. Benarkah?

Dengan keyakinan bahwasanya semua bisa dipelajari. Maka kita bisa menjawab bahwa menulis itu memang gampang. Tentu harus bertahap. Dari menulis yang sederhana sampai mencapai taraf menulis yang berkualitas.

Dari mana memulainya? Berangkat dari pengalaman kita masing-masing. Puluhan tahun menjadi guru. Tentu kita menyimpan banyak kenangan dan pengalaman.

Dari pengalaman menghadapi murid, menyiapkan bahan pengajaran sampai mengatasi kendala dalam proses pembelajaran. Semuanya bisa menjadi sumber tulisan.

Topiknya sesuaikan dengan 'passion' kita. Demikian pula genre tulisan. Bisa fiksi atau nonfiksi. Untuk fiksi ada pilihan puisi, cerpen atau novel. Sementara untuk nonfiksi bisa feature, reportase atau opini misalnya.

Bisakah? Kata kuncinya hanyalah pada pembiasan saja. Bisa dimulai dengan membiasakan menulis 100 kata setiap hari. Semakin hari semakin ditambah jumlah katanya.

Kalau belum bisa menulis setiap hari. Satu minggu satu tulisan tidak apa-apa. Setelah jari-jari 'lemas' terbiasa. Tambah frekuensinya. Sehingga akhirnya bisa 'one day one article'.

*

Demikianlah. Sesungguhnya tulisan ini untuk memotivasi diri penulis sendiri. Jauh dari keinginan untuk menggurui. Berkebetulan penulis baru bergabung menjadi warga Gurusiana. Jadi ayo menulis.

Semoga!