Mr. Sam

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menulis itu Menyenangkan

Benarkah menulis itu menyenangkan? Bukankah menulis itu menyusahkan?

Harus diakui budaya literasi (baca-tulis) kita masih rendah. Jadi tidak usah dulu bicara literasi numerasi, finansial atau literasi digital. Kalah jauh dengan negara-negara lain.

Mengutip data Program for International Student Assesment (PISA) yang dilansir laman kemendagri.go.id. Indonesia berada di ranking 62 dari 70 negara berdasarkan penelitian oleh OECD.

Senada dengan hal tersebut. Menurut UNESCO seperti tercantum dalam website Kominfo.go.id. Minat baca di Indonesia dibandingkan jumlah penduduk hanya 0,001%. Rasio minimal yang dipersyaratkan adalah 0,009%.

Berkaca dari data-data tersebut. Tidak aneh kalau minat baca tulis kita masih rendah. Di negara Jepang kita dengan mudah melihat pemandangan orang asyik membaca selama dalam perjalanan pada transportasi umum.

Semenntara di busway atau KRL di wilayah metropolitan. Kita lebih sering melihat orang saling mengobrol, anteng main game dari gadgetnya atau malah tidur nyenyak.

Budayakan Membaca

Masih menurut laporan UNESCO. Minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Belum sampai bisa melampaui standar minimal 3 buku/orang per tahun. Bandingkan dengan Jepang atau Korea yang sudah mencapai 20 buku/orang/tahun.

Jadi tidak ada kata lain. Selain meningkatkan minat baca untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Dari mana memulainya?

Dimulai dengan banyak menyediakan buku-buku bacaan. Di luar buku pelajaran. Untuk bisa sampai ke sana. Harus digalakkan kegiatan penulisan buku.

Kalau saja satu guru bisa melahirkan satu buku. Bisa dibayangkan betapa banyaknya buku-buku bacaan akan tersedia. Dengan beraneka topik dan genre. Jadi akan banyak pilihan buku bagi masyarakat untuk dibaca.

Apabila belum mampu menerbitkan buku secara individual. Bisa disiasati dengan menulis buku antologi. Menulis dan menerbitkan buku secara bareng-bareng. Secara keroyokan.

Untuk sampai ke arah sana. Harus diyakinkan terlebih dahulu. Bahwasanya setiap guru pasti bisa menulis buku. Menulis buku itu menyenangkan. Kok bisa?

Seperti halnya berbicara. Menulis itu mengeluarkan segala ide, gagasan bahkan uneg-uneg. Yang memenuhi otak dan pikiran kita. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain menumpahkannya dalam tulisan.

Bukankah begitu?

JB, 101021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar Mr. Salam literasi

10 Oct
Balas

Mks pak Sukadi. Salam literasi

11 Oct
Balas



search

New Post