Mualdin Sinurat

Mualdin Sinurat adalah Guru Matematika di SMP Swasta Putri Cahaya Medan. Putra Batak dari pinggiran Danau Toba pulau Samosir kelahiran 1971 dan telah memi...

Selengkapnya
Navigasi Web
LAMBAIAN KU TAK KAU HIRAUKAN

LAMBAIAN KU TAK KAU HIRAUKAN

Cerahnya hari ini tak mampu menerangi kelabunya hati.

Teriknya mentari juga tak sanggup melelehkan duka di hati. Sepertinya hari ini saya mendapatkan jawaban atas tanda denyutan di kelopak mata beberapa hari ini.

Dua berita yang sangat mengejutkan. Berita duka yang membuat jantung serasa terhenti. Rasanya bagai disambar petir saat membaca pesan di grup WA. Tak percaya. Bahkan sempat berfikir itu hoax. Tapi, setelah konfirmasi dengan si pemberi kabar, memang benar begitu adanya. Ingin menjerit, tapi tetap tak akan mengubah realita. Jika menangis pun tak akan merubah kehendak Yang Kuasa. Hanya mampu sujud berdoa kepada Sang Kuasa. Kiranya kedua sahabat ku ini mendapatkan pengampunan atas salah dan dosanya selama hidup serta arwahnya damai di surga.

Tengah hari berita pertama terdengar di telinga kalau Abang tersayang Bapak Demi pergi selamanya tanpa pesan. Ingin ku berlari mengejar dimana engkau terbaring, tapi saya tak kuasa karena tugas dan jarak yang memisahkan kita. Masih jelas terkenang sebulan lalu kita masih bersama menghantarkan anak kita Paskalis ke peristirahatannya yang terakhir. Hingga sore pukul 17.00 WIB jasad mu harus diberangkatkan ke kampung halaman, saya tak bisa menemui mu tuk ucapkan "selamat jalan" abanganda. Kini engkau pergi meninggalkan peziarahan mu di dunia fana ini. Pergilah. Kami melepaskan mu dengan ikhlas dan doa. Lambaian ku untuk memberangkatkan mu, tak lagi kau hiraukan.

Malam pukul 19.40 WIB kembali jantungku tersentak membaca pesan di WA grup alumni kuliah. Lagi-lagi berita duka. Sahabatku yang ramah, murah hati, peduli dan teman bercanda yang tinggal di Jakarta pergi tuk selamanya tanpa pesan.

Banyak kenangan bersamanya. Komentar terakhir di grup WA lima hari yang lalu. Kepeduliannya masih dia tunjukkan. Canda berhias senyum yang begitu khas dengan kumis tebalnya membuat hati selalu ceria. Kini semua itu tinggal kenangan. Dari seberang pulau di Sumatra bagian Utara ku lambaikan tangan tanda perpisahan kita, juga tak kau hiraukan lagi. Engkau pergi membawa kenangan bersama teman-teman sealumni kita. Doa kami memberangkatkan mu sahabat. Pergilah, semoga para malaikat menyambut mu di surga.

Malam ini, saya merenung. Melakukan refleksi atas hidup ini. Ketika ajal tiba, tak ada yang bisa menolak. Saat itu juga tak ada yang tahu. Lantas, kesiapan jiwa dan raga perlu dilakukan. Kapan panggilan Sang Pemberi Kehidupan terucap, tinggal berkata "ya saya siap".

Hidup ini adalah kesempatan. Mengumpulkan amal dan bakti dengan menebar kebaikan dan menghindari dosa menjadi kewajiban selagi ada kesempatan. Karena kapan pun dan dimana pun saat hari terakhir kita bisa terjadi.

Horas, salam literasi!

Gubuk inspirasi, 180222.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post