Mualdin Sinurat

Mualdin Sinurat adalah Guru Matematika di SMP Swasta Putri Cahaya Medan. Putra Batak dari pinggiran Danau Toba pulau Samosir kelahiran 1971 dan telah memi...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGELOLA PROBLEM MENJADI AMUNISI MEMBANGUN KEMANDIRIAN

MENGELOLA PROBLEM MENJADI AMUNISI MEMBANGUN KEMANDIRIAN

#tantangan hari ke-12

Selama hayat dikandung badan, kita tak akan pernah luput dari problem. Bahkan problem yang sudah pernah kita selesaikan bisa muncul kembali. Jika hal itu terjadi, apakah kita harus menghindar? Atau kita melemparkan problem itu menjadi tanggung jawab orang lain? Seharusnya tidak.

Problem atau masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). Begitu definisinya menurut KBBI V.

Dengan kata lain problem itu sendiri merupakan suatu keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu problem harus dihadapi dan dipecahkan.

Vardiansyah, Dani (2008) mengatakan bahwa problem itu merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Maka, problem itu harus diselesaikan agar situasi menjadi lebih baik.

Semakin banyak masalah atau problem yang kita hadapi dan kita berusaha memecahkannya, maka kita akan semakin mahir dalam menghadapi suatu problem. Terkadang setelah mencoba memecahkan suatu problem dengan cara tertentu, suatu problem itu justru menjadi problematik. Dengan prinsip kita tak ingin berada dalam situasi itu, maka kita pasti mencari solusi dengan cara yang lain hingga problem itu benar-benar terpecahkan.

Kenyataannya, banyak orang yang justru menganggap problem itu suatu yang harus dihindari. Dia lari dari problem yang ada. Tentu problem itu tidak akan terselesaikan. Disaat problem yang dihadapi belum terselesaikan, muncul lagi problem baru. Begitu seterusnya. Sehingga berbagai problem terus bertambah dan menyelimuti kehidupannya. Dalam kondisi inilah seseorang menjadi putus asa karena merasa hidupnya penuh dengan problem. Bahkan tak sedikit yang mencari jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya. Naas betul kan?

Setiap orang tentu tidak ingin berhadapan dengan suatu problem. Juga tidak ingin hidup dalam lingkaran problem. Maka strategi yang mestinya kita lakukan adalah mengelola problem itu menjadi suatu tantangan untuk mencapai harapan.

Misalnya ilustrasi selancar dengan ombak. Ketika kita melihat ombak besar itu adalah suatu problem yang bisa menenggelamkan kita, maka kita tidak akan bisa merasakan nikmatnya berselancar. Tetapi ketika kita melihat ombak besar itu adalah sarana untuk bermain selancar dan kita mampu mengelolanya, maka akan terasa nikmatnya bermain selancar. Ingat, tanpa ombak maka kenikmatan berselancar tak akan dirasakan.

Demikian dengan problem hidup. Pengalaman yang semakin banyak dalam menaklukkan problem akan menjadikan kita semakin kuat, semakin dewasa dalam bertindak, dan tentunya akan semakin mandiri. Maka jadikanlah problem itu sebagai amunisi membangun karakter mandiri.

Horas,salam literasi!

Gubuk inspirasi, 120122.

Daftar pustaka:

Vardiansyah Dani, (2008), Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta

Kamus besar bahasa Indonesia V, versi digital. Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Jakarta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap. Horas.

13 Jan
Balas

Terimakasih Bu. Salam literasi

13 Jan

Sangat menginspirasi.. Manajemen problem..

12 Jan
Balas

Terimakasih Bu. Salam literasi.

13 Jan



search

New Post