Much. Khoiri

Penggerak literasi, trainer, editor, dan penulis buku 33 judul dalam 6 tahun. Alumnus International Writing Program di University of Iowa (USA, 1993)...

Selengkapnya
Navigasi Web
UNGKAPAN YANG MENGUBAH DUNIA(MU)

UNGKAPAN YANG MENGUBAH DUNIA(MU)

Oleh: MUCH. KHOIRI

DALAM film Pay It Forward, seorang guru Amerika bertanya ke kelasnya (hampir) satu per satu apakah hal penting yang ingin mereka lakukan di dunia ini. Sejurus kemudian, di papan dia menulis ungkapan ini: “Think of a word that would change the world—and put it into ACTION.”

Maksudnya, pikirkan satu kata yang akan mengubah dunia(mu)—dan ubah kata itu jadi aksi, tindakan nyata. Pak Guru itu berharap para siswa meyakini kekuatan kata atau ungkapan yang mengubah, menggugah, dan menggerakkan. Dia tegaskan, “Dan ubah kata jadi aksi nyata.” Aksi nyata di sini adalah luaran (output) dari kekuatan kata atau ungkapan tersebut.

Kekuatan kata atau ungkapan semacam itu pernah diadaptasi ke dalam buku-buku motivasi. Ia bekerja dalam mindset seseorang dan memengaruhi orang untuk aksi nyata yang ditunjukkan. Semakin kuat kata atau ungkapan itu, semakin kuat orang tergerak untuk melakukan sesuatu. Untuk meraih impian, kekuatan motor itu akan bekerja efektif dan cespleng.

Contohnya Gadjah Mada. Mahapatih Majapahit itu mendeklarasikan Sumpah Palapa, yang tersurat dalam Pararaton. Bunyinya: “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.”

Sumpah Palapa itu begitu dahsyat mengubah, menggugah, dan menggerakkan GM sepanjang kariernya. Pada masa Tribhuana Tunggadewi, GM berhasil melebarkan sayap ke barat hingga Tumasik (Singapura dan Malaka). Pada masa Hayam Wuruk, GM menggerakkan pasukan ke wilayah timur jauh. Wilayah Majapahit saat itu lebih luas dari Indonesia dewasa ini. Sumpah Palapa telah menjadi sumber energi tak terbatas.

Mirip dengan itu, Albert Einstein juga punya ungkapan ajaib: “Imagination is more important than knowledge.” Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Itu sangat dahsyat baginya. Ia sangat yakin dengan ungkapan itu, dan tergeraklah dia untuk melakukan riset demi riset yang menghasilkan teori-teori atau temuan baru.

Tengoklah pula orator ulung Soekarno pernah mengatakan, (lebih-kurangnya): “Beri aku tujuh pemuda dan akan kutaklukkan dunia”. Kendati hingga akhir hayat Soekarno tidak mendapatkan tujuh pemuda itu, ungkapannya telah ikut menggubahnya menjadi tokoh yang tegas, kokoh, dan gigih dalam perjuangan demi bangsa dan negara. Konon, ungkapan itu bermakna konotatif bahwa pemuda hebatlah yang diperlukan bangsa ini untuk berjuang dan menguasai dunia.

Ada lagi. Bagi orang yang telah memegang kata atau ungkapan yang menggugah, efeknya ia hanya ingin jadi pemenang, bukan pecundang. The winner never quits, while the quitter never wins. (Pemenang tak pernah berhenti, sedangkan penghenti tak pernah menang). Ungkapan ini secara mendalam memengaruhi untuk tetap semangat menjadi pemenang sejati.

Lalu, hidup ini selalu dirubung masalah setiap waktu. Anda mau mengeluh? Percuma, hiduplah sekali, jangan mengeluh, namun jangan menghalalkan segala cara dan laku. Sebab, di balik musibah pun ada percikan hikmah. Simaklah ungkapan milyarder China Jack Ma, “Peluang itu selalu berada di mana orang banyak mengeluh.”

Dengan kata lain, masalah bagi banyak orang adalah peluang terbesarmu. Jika ada banyak orang batuk maka peluang Anda untuk berjualan obat batuk. Jika ada banyak masyarakat yang kecapekan, itu peluang besar untuk menjadi juru pijat atau merintis refleksologi. Bagi Jack Ma, perlu menciptakan kekuatan yang mengubah, menggugah, dan menggerakkan.

Sebagai tambahan, saya punya ungkapan kuat tentang impian hidup: “Hanya langit yang membatasi impianku.” Maksudnya, impian saya tinggi dan luas. Banyak sekali yang harus saya raih di masa depan. Ungkapan tersebut telah menjelma menjadi kekuatan yang mengubah dan menggerakkan saya selama ini. Ini benar-benar terasa dampaknya bagi hidup saya.

Sejauh itu, semua berpulang pada Anda. Dalam buku SOS Sapa Ora Sibuk: Menulis dalam Kesibukan (2016), saya telah mengutip Ruth Casey berikut ini: “Hanya ada satu orang yang mampu mengubah Anda—yakni Anda sendiri!” Hanya Anda yang pantas membuat ungkapan dahsyat dan Anda akan menjadi apa yang Anda inginkan.[]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tangkap lah peluangitu Mantap Pak

19 Feb
Balas

B Sri, terima kasih Bu

19 Feb

Luar biasa... Trimakasih Pak, sangat menginspirasi sekali

19 Feb
Balas

B Meynia, terima kasih

19 Feb



search

New Post