Pada jaman dahulu kala tepatnya di sebuah kampung bernama alang alang ombo lahirlah seorang pemuda bernama citro suwarno. iya tumbuh menjadi pemuda yang tampan lagi sakti mandra guna. Ia sangat disegani dikampungnya, apalagi ia terkenal dengan kepandaianya, setiap ada masalah pasti ada solusinya jika ia diminta menyelsaikanya. Kampung selalu dalam keadaan aman dan tentram selama ada si citro. Sampailah pada suatu saat datanglah seekor gajah berwarna biru yang mengamuk dikampung itu. Desa dibuatnya porak poranda, penduduk lari tunggang langgang. Dan akhirnya tinggal sicitro yang berusaha menghalau sigajah biru. Namun sigajah tak bergeming menghadapi sicitro, segala kesaktian yang telah dimilki dari sang guru tak mempan untuk menghadapi sigajah. Akhirnya sicitro mundur menemui sang guru dipadepokanya. Setelah mendengar penuturan muridnya sang guru memberi sebuah senjata yaitu sepucuk bedil dan sekantung peluru biru. Setelah memberikan pusakanya sang guru berpesan bahwa gajah biru akan mati jika ditembak dengan peluru biru. Tak lama setelah memberikan pesan tersebut sang guru meninggal, maka setelah mengubur gurunya sicitro kembali kekpungnya untuk membuat perhitungan dengan sigajah biru. Ketika sigajah datang ditembaklah sigajah dengan peluru biru, seketika sigajah roboh tak bernyawa lagi. Setelah sigajah biru mati kembali aman kampung sicitro. Hari berganti hari akhirnya sampailah berita kematian sigajah biru didengar oleh ayah sigajah biru dialah sigajah putih. Mendengar kematian sigajah biru anaknya murkalah sigajah putih. Dengan segera dia berangkat ke kampung citro untuk membalas dendam. Gajah putih mengamuk porak porandalah kampung sicitro, semua penduduk lari tunggang langgang. Kemudian sicitro maju dan ternyata sicitro tak mampu mengalahkanya. Ditembak dengan peluru biru gajah putih tak mempan. Bagaimanakah cara membunuh sigajah putih? Ada yang tau? Setelah kejadian itu akhirnya sicitro berpikir keras, kemudian dia teringat pesan gurunya. Sicitro mengumpulkan warga kampung untuk bersembunyi dan ketika sigajah putih datang dipukulilah sigajah putih hingga seluruh badanya lebam biru-biru segera sicitro menembakkan peluru birunya, matilah sigajah. Warga kampung girang sekali dan amanlah kampung sicitro. Berbulan bulan amanlah kampung citro sampai akhirnya berita matinya sigajah biru dan sigajah putih ke telinga si gajah merah dia adalah kakeknya sigajah biru. Mendengar anak dan cucunya mati oleh sicitro murkalah sigajah merah. Mengamuklah sigajah merah seluruh warga tidak ada yang mampu mengalahkanya. Sicitro pun turun tangan ditembak sigajah merah dengan peluru biru tak mempan. Bagaimanakah caranya agar kakek sigajah biru mati? Sicitro berpikir keras, dasar sicitro anak cerdas dikumpulkanlah warga kampung mereka bersembunyi menunggu sigajah merah datang. Ketika sigajah merah datang dikejutilah sigajah saking kagetnya sigajah merah seketika pucat seluruh badanya, maka cepat2lah sigajah dipukuli sampai lebam hingga seluruh badannya berwarna biru, tanpa menunggu lama diyembakanlah peluru biru ketubuh gajah maka seketika matilah sigajah. Kampung kembali aman berkat sicitro selalu ingat yang dipesankan oleh gurunya bahwa gajah biru mati oleh peluru biru.