Oleh Usdhof

Jarum jam menunjukkan pukul 11.00. Lima belas menit lagi tugasku untuk menerima pendaftaran ulang murid baru akan selesai. Bersamaan itu ada wanita yang baru masuk pintu gerbang sekolah. Tinggi semampai. Tubuhnya dibalut gaun panjang berwarna merah blewah. Kepalanya dibalut dengan jilbab berbentuk selendang yang biasa disebut pashmina itu. Ujung kanannya dibiarkan menjuntai panjang.

Lama kupandangi, ada yang tidak asing pada diri wanita itu. Meski mulutnya tertutup masker, aku bisa mengenali bulu matanya yang lentik. Dengan arahan satpam, dia melangkah ke mejaku. Derap langkahnya semakin membuat gemetar tubuh. Haruskah nanti kubilang untuk membuka masker agar terjawab kegundahanku.

Tetiba aku tak mampu berbicara. Hanya bahasa isyarat tangan untuk mempersilahkan duduk. Dia tidak menatapku. Kubaca biodata yang diberikan. Namanya sesuai dengan nama seseorang saat itu. Belum selesai memeriksa, ponselku berdiring. "Pak Mamat! Bisa ke kantor saya sebentar. Segera ya. Jika ada orang yang mau daftar ulang, berikan ke teman lain dulu." Panggilan kepala sekolah membuyarkan bayanganku. Aku pamit ke wanita itu. Pandangan kami pun beradu. Belum terjawab telunjuk tangannya yang diarahkan kepadaku, aku sudah berlari.

Gresik, 18 Juli 2021