Pagi itu sekolah Mat Kodar sedang riuh ramai. Tersebar desas desus akan ada wali murid, Ghendul namanya, yang akan protes terhadap Mat Kodar. Mat Kodar dipandang telah melakukan kesalahan dengan bertindak kekerasan kepada anaknya. Mat Kodar menunggu di ruang guru. Teman-temannya men- support agar bersabar. Karena bagi bapak ibu guru, anak itu pantas mendapat hukuman.

Hukuman dalam dunia pendidikan saat ini sepertinya diartikan berbeda bagi orang tua sekarang. Orang tua dulu pasti menganggap wajar ketika anaknya dihukum oleh gurunya. Hukuman guru dianggap sebagai rasa sayang terhadap muridnya agar muridnya tidak terjerumus pada kesalahan.

Pak Gendhul itu pun datang dengan membawa seorang polisi. Sebagaimana janjinya, akan membawa temannya seorang polisi yang bekerja di wilayah sekolahnya. Satpam mengantarkan ke ruang kepala sekolah. Dari dalam ruang guru, nampak kegusaran. Mat Kodar pun berjalan menuju ke ruang kepala sekolah. Semua keputusan sudah diserahkan kepada Allah SWT. Saat di depan pintu, kepala sekolahnya mempersilahkan masuk. Pak polisi ikut bangkit dari duduknya dan menoleh ke Mat Kodar. " Ya Allah! Bapak...!" Pak polisi itu kaget. Dia pun bersalaman sambil cium tangan Mat Kodar. Pak polisi bercerita bahwa Mat Kodar adalah gurunya saat di smp. Pak Polisi juga bercerita kalau pernah terkena hukuman push up atau terkena sabetan penggaris kayunya karena teledor terhadap tugas yang diberikan. Tapi hukuman itu membawa berkah. Pak polisi menjadi orang yang disiplin. Pak Gendhul hanya bisa menundukkan kepalanya.

Ditulis di Manyar Gresik, 25/11/2020

Selamat Hari Guru