MUDHOFAR, S. Pd.

Ubahlah Hidup ini dengan membaca dan menulis. torehkan keinginanmu dalam menggapai tujuan...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERIAHNYA HARI SANTRI

MERIAHNYA HARI SANTRI

Hari ini tepatnya tanggal 22 Oktober 2018 merupakan hari santri nasional, dimana pada tanggal tersebut Presiden Joko Widodo mengesahkannya sebagai Hari Santri Nasional tepatnya pada tahun 2015, melalui Keppres Nomor 22 Tahun 2015. Penetapan Hari Santri Tersebut merupakan penghargaan pemerintah terhadap peran para santri dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada masa penjajahan para santri bersama ulama-ulama besar berjuang untuk memperthankan NKRI, para santri berjuang tanpa pamrih dengan keikhlasan, pengorbanan para santri tersebut dilandasi karena keimanan mereka Kepada Allah SWT. Dimana mempertahankan tanah kelahirannya adalah merupakan panggilan jiwa yang sah dan sangat diajurkan oleh Agama Islam. Makanya para santri tidak segan-segannya berangkat ke medan laga dengan bekal persenjataan seadanya, senjata yang paling popular pada saat itu adalah senjata bambu runcing.

Sudah sepantasnyalah pada masa kemerdekaan ini, pemerintah memberikan penghargaan kepada para santri, penghargaan itupun sebetulnya belum sebanding dengan apa yang menjadi pengorbanan para santri kala itu. Tetapi itulah masa kelam Bangsa Indonesia, sekarang Negara sudah merdeka dari penjajahan kita selaku sebagai santri yang masih hidup di zaman Now harus tetap mampu menjaga kemerdekaan itu, kemudian kalau kita sudah bebas dari penjajahan, dewasa ini kita dihadapkan pada persoalan penjajahan ekonomi, perdagangan dan lain sebagainya bahkan mungkin adalah masuknya aliran aliran yang bertentangan dengan falsafah dan pandangn hidup bangsa Indonesia, inipun yang mampu menghalau dan menangkalnya adalah para santri. Jadi santri adalah merupakan penjaga dan garda depan dalam mempertahankan keutuhan dan kemerdekaan Indonesia baik pada zaman penjajahan maupun pada zaman sekarang.

Dengan disahkannya Keppres Nomor 22 tahun 2015 sebagai hari santri, disambut dengan antuas sekali oleh para santri, suka cita dan kegembiraan seolah menghiasi setiap surau, musholla, masjid, madrasah, pondok pesantren dan sekolah-sekolah yang berbasis Agama Islam. Bahwa perjuangan mereka selama ini diakui oleh Pemerintah tidak hanya sekedar isapan jempol aja. Pada akhirnya dapat kita lihat bersama sama, bahwa setiap tanggal 22 Oktober, para kyai, para ulama’-ulama’ besar, para santri, para anak-anak madrasah merayakannya dengan sangat meriahnya, dimulai dari mengadakan upacara bendera, sampai dengan Lomba-lomba di pondok dan di madrasah, yang sebelumnya sudah sibuk diawali dengan kegiatan membaca istighotsah bersama, membaca tahlilan bersama, mengadakan sholawatan bersama, menghatamkan Al-Qur’an 30 Juz dalam satu majelis dan bahkan ada yang menyelenggarakan Seminar Ilmiah yang bertemakan kecintaan kepada NKRI. Diantara salah satu tujuan seminar-seminar yang diadakan di pondok-pondok madrasah-madrasah adalah agar generasi muda penerus para santri tidak ketinggalan dengan perkembangan zaman saat ini. Sehingga para santri yang Notabennya banyak berbasis di pelosok-pelosok Desa, dan Ilmu yang di pelajari juga Ilmu-ilmu agama, bahkan mungkin ada pondok pesantren yang mengajarkan Ilmunya pada para santri adalah Ilmu salaf.

Tidak terkecuali pada hari ini, pada tanggal 22 Oktober 2018, merupakan peringatan hari santri yang kesekian kalinya semenjak disahkan oleh Presiden Joko Widodo. Peringatan hari santri pada tahun ini sangat luar biasa, bahkan anak saya sendiri yang saat ini duduk di bangku kelas VII MTs. Banat Kudus, satu minggu sebelum pelaksanaan Hari santri, sudah berbicara sama saya dan Ibunya bahwa pada upacara hari santri nanti semua siswa di madrasahnya di suruh untuk membawa sarung, memakai sandal baju putih panjang dan memakai ikat kepala seperti orang jawa sekaligus membawa sajadah. Ketika tiba hari santri pagi-pagi anak saya meminta untuk diantarkan karena ndak mungkin kalau membawa sarung dan sandal kesekolah dengan menggayuh sepeda, dengan senang hati saya antarkan. Mulai keluar dari rumah menuju ke jalan raya perbatasan antara Kota Demak dan Kota Kudus sudah terasa bau semangat kemeriahan hari santri, disana sini sepanjang jalan dipasang umbul-umbul dan bendera serta spanduk yang berisi ucapan selamat hari santri tanggal 22 Oktober 2018.

Sesampainya di Madrasah Qudsiyah kudus, saya melihat langsung sudah terpasang panggung yang besar dengan peralatan sound systemnya yang gede-gede, saya Tanya sama anakku, dia mengatakan bahwa panggung itu digunakan untuk orasi sekaligus tausyiah oleh para sesepuh dan para kyainya, setelah itu dilanjutkan dengan sholat istisqo’ bersama yaitu sholat minta. Ketika saya berbalik untuk pulang terlihat sepanjang jalan para santri-santri putri dari MTs Banat Kudus pada berdatangan dengan memakai sarung yang berbagai warna. Sebab antara MTs Qudsiyah Kudus dengan MTs. Banat kudus itu berdekatan. Sehingga ketika anak MTs. Qudsiyah mau pulang ya melewati MTs. Banat, anak MTs Banat mau pulang kepondok ya melewati MTs. Qudsiyah.

Jadi pada pagi itu sangat padat sekali sebab, antara anak MTs Qudsiyah dan anak MTs Banat Kudus sama sama menyelenggarakan kegiatan yang sama pada hari yang sama. Para santriwan dan santriwati tersebut luar biasa, mengenakan sarung dan sandal kesekolah atau madrasahnya. Yah, saya lihat ternyata bagus tidak ada yang aneh, sehingga muncul dibenak saya ini bagus dan perlu dicontoh, maka anak-anak di Madrasah saya misalkan setiap hari sabtu dalam seminggu sekali dibiasakan membawa seragam bebas dengan memakai sarung, peci, memakai sandal dengan baju lengan panjang akan luar biasa. Selain menunjukkan jati dirinya sebagai seorang santri juga bisa membudayakan adat jawa ala para santri. Dan ini kalau mampu dilakukan dan akhirnya membudaya, budaya local yaitu budaya jawa akan menguat kembali sehingga bisa dilaksanakan disetiap instansi dan sekolah-sekolah, sebagaimana pada pertemuan beberapa waktu yang lalu madrasah kami disuruh untuk mengirimkan guru bahasa jawa untuk mengikuti rapat sekaligus pelatihan membuadayakan bahasa jawa dengan pembelajaran akhlak.

Ini kalau saya lihat sangat luar biasa apabila kolaborasi tersebut disinkronkan dengan budaya para santri. Bahkan menoleh sedikit kekurikulum 2013, bahwa kurikulum 2013 itu dirancang dan digagas oleh Mantan Menteri Pendidikan kita yaitu M. Nuh, itu terinspirasi pada proses pembelajaran di pondok pesantren. Karena memang Pak M. Nuh itu adalah seorang santri lulusan dari pondok pesantren.

Nah, dengan adanya momentum hari santri ini marilah kita jadikan sebagai suatu edukasi kepada masyarakat, anak-anak sekolah untuk tetap positif thinking, apa yang kita berbuat suatu saat akan berbuah, dimana kita menanam pasti suatu saat kita pasti akan memetiknya. Manakala kita menanam kebaikan pasti suatu saat kita akan memetik kebaikan itu, tetapi apabila kita menanam kejelekan suatu saat kita pasti akan memetik dari hasil kejelekan itu sendiri. Di hari yang baik ini yaitu hari santri semoga kita semua bisa melaksanakan slogan Bersama Santri Damailah Negeri. Terima kasih semoga bermanfaat, salam damai Negeriku….

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Santri ciptakan kedamaian NKRI. Barakallah

22 Oct
Balas

Jayalah santri

22 Oct

Sio dan berkesan, pak

22 Oct
Balas

Terima kasih

22 Oct



search

New Post