Muhamad Ali Sodikin

Guru adalah profesi saya, pertama mengajar di SMK Nusantara Gubug, Grobogan, karena memang saya berasal dari sana. Kemudian dilanlanjutk...

Selengkapnya
Navigasi Web

Gerakan Sekolah Menyenangkan, Berubah-Berbagi-Berkolaborasi

APA itu Gerakan Sekolah Menyenangkan atau yang sering disingkat dengan GSM ?

Gerakan akar rumput yang mempromosikan dan membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun Sekolah sebagai rumah kedua bagi siswa dan tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan bekal ketrampilan hidup agar anak-anak menjadi pembelajar yang sukses. Founder GSM adalah seorang pasangan Dosen dari UGM Bapak Rizal dan istrinya Novi Poespita Candra, yang sama-sama belajar PhD di Melbourne, Mereka memperhatikan hal-hal lain tentang sekolah disana. Mereka masuk ke kelas, memperhatikan bagaimana guru mengajar dan berinteraksi serta berdiskusi dengan kepala sekolah untuk mengetahui seluk beluk pendidikan di Australia. Dan merekapun mendapati bahwa nilai-nilai ajaran pendidikan Ki Hadjar Dewantoro bahwa sekolah adalah Taman, tempat yang menyenangkan untuk bermain belajar kehidupan justru dijumpai disana. Hal itulah yang mendasari perjuangan mereka untuk berjanji sekembalinya ke Indonesia, turun langsung ke sekolah, mengajak guru-guru di akar rumput mengubah lingkungan, budaya serta cara mengajar yang menghadirkan pendidikan yang memanusiakan, memerdekakan nalar serta memenuhi kodrat serta batin anak didik agar siap menghadapi tantangan kedepan dunia yang berubah sangat cepat dan tidak menentu (era disrupsi). Kondisi pendidikan sekarang di Indonesia, meski dengan segala upaya selalu dengan perbaikan, salah satunya adalah perbaikan kurikulum yang selalu berubah mengikuti jaman akan tetapi haltersebut belum signifikan dengan biaya yang telah dianggarkan oleh pemerintah dengan hasil yang dicapai. Kita bisa melihat Ibu Sri Mulyani di berbagai media banyak menyinggung hal ini contohya di https://www.suara.com/bisnis/2019/08/09/105502/sri-mulyani-sindir-anggaran-pendidikan-tinggi-tapi-hasilnya-tak-memuaskan Nilai UN sebagai salah satu patokan saja, kita bis amelihat untuk salah satu jenjang yaitu SMK secara keseleuruhan dengan perubahan soal berbentuk HOTs sudah memperlihatakan penurunan hasilnya. https://www.jpnn.com/news/nilai-rata-rata-unas-sma-dan-smk-turun Adakah yang masih salah dengan pendidikan kita ? Tentunya tidak tetapi proses perbaikan haruslah dilakukan secara terus menerus untuk menemukan sistem pendidikan seperti yang dicita-citakan oleh undang-undang dan Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara bahwasanya sekolah adalah Taman. Taman untuk belajar, taman siswa. Bapak Ibu tahu kan bagaimana suasana Taman, menyenangkan, penuh kegembiraan, betah duduk dan bermain disana. Sehingga menghasilkan siswa yang sehat jiwa dan raganya, produktif dengan kompetensi2 unik setiap siswa, dan memiliki karakter yang baik. Apakah kondisi sekolah dan pembelajaran di sekolah kita sudah mendekati konsep Taman yang digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara. Kita bisa melihat data pendidikan saat ini 75% sekolah tidak memenuhi standar infrastruktur yang baik. Rata2 kompetensi guru 44,5 dari standar 70 Nilai UN menurun MAPPING dari PISA selalu di posisi bawah Masih banyak problem sosial yang dilakukan dan dialami anak. Dsb. Konsep Dasar GSM ada 4 pilar : 1. Learning Environtments 2. Pedagogical Praktice 3. School Connectednes 4. Character Development 1. Learning environtments / Lingkungan belajar yang positif Lingkungan belajar dapat memberi dampak memberi ruang pengembangan fisik, emosi, dan literasi (pengetahuan). a. Rumah sebagai tempat belajar Pengkondisian rumah kita sebagai tempat belajar siswa yang menyenangkan dan betah. b. Sekolah sebagai tempat belajar : outdoor, indoor Outdor : terdapat spot2 umum sebagai tempat bersosialisasi dan berinteraksi sesama iswa. · Indoor : 1) Lay out tempat duduk 2) Kesepakatan kelas Tujuan dari kesepakatan kelas adalah ; a) Menciptakan dan menjaga kondusifitas kelas b) Mendidik siswa bertanggung jawab, disiplin, respek, dll c) Mengurangi / meniadakan “friksi” antar siswa d) Meminimalisir terjadinya perbedaan perlakuan guru dan murid 3) Penciptaan dan pembagian zona-zona di dalam kelas a) Zona pojok baca b) Zona kebersihan c) Zona Emosi d) Zona harapan orang tua e) Zona profil kelas f.) Dan zona zona lainnya 4) Penciptaan lingkungan sekolah yang positif a) Lingkungan sekolah yang bersih 2. Pedagogical praktice a. Pembelajaran yang menantang, berdasar pengalaman dan berbudaya. b. Pembelajaran kontekstual berbasis projetc dan problem based learning c. Penilaian formatif dan berdasar kompetensi unik tiap siswa d. Pembelajaran kolaboratif antar mapel dengan tujuan untuk mengurangi beban tugas tugas kepada siswa. Hal ini bertolak dari banyaknya mapel yang diberikan kepada, dengan asumsi 1 mapel 1 tugas maka kepala siswa akan dipenuhi dengan tugas tugas dan tugas. Oleh karena itu penyelesaiannya bisa mengkolaborasikan antar mapel yang memliki jenis KD yang bisa setara untuk penilaian. e. Metode pemberian Reward : f. Pembelajaran yang mengadopsi dan menggali aktifitas2 budaya 3. School Connectedness / keterlibatan orang tua / komunitas / stake holder lainnya. a. Parent teaching / orang tua mengajar Memberi kesempatan kepad awali murid untu berbagi dan mengajar di kelas anaknya. b. Keterilibatan orang tua dalam mendesain dan menciptakan lingkuan sekolah yang positif c. Keterlibatan majelis sekolah, komite sekolah dan lain sebagainya. 4. Charackter development / Penumbuhan karakter Sekolah itu : olah pikir, olah raga, olah rasa, dan olah laku. a. Program buddy / kakak adik asuh untuk Menghindari dan menekan perilaku bullying b. Memberi penghargaan kepada siswa : Student of the week dll Tidak berimbang jika guru memberi hukuman dan tidak memberi penghargaan ditujukan untuk mendidik, memotivasi dan memperkuat perilakupositif dan mampu mendorong siswa mengambil inisiatif dan semangat belajar. c. Budaya Circle time / bagi berbagi : Kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri atas orang dewasa dan anak, duduk bersama dengan tujuan untuk membangun pemahaman bersama. Mendidik keberanian berbicara dan menyampaikan ide dan gagasan, menumbuhkan rasa empaty dan saling menghargai dan menghormati sesama.

Kegiatan Sosial Kegiatan bakti sosial ini mengajarkan kita untuk saling peduli, mewujudkan rasa cinta kasih, dan saling menolong bagi mereka yang membutuhkan uluran tangan. Dalam kegiatan bakti sosial kita akan mendapatkan banyak pelajaran, terutama pada lingkungan masyarakat. Menambah wawasan dan pengetahuan sosial Membantu pembentukan sikap dan kepribadian seseorang Menumbuhkan rasa moralitas yang tinggi Menumbuhkan semangat untuk menemukan inspirasi baru Mengembangkan kepribadian dan rasa saling peduli Melatih jiwa kepemimpinan Dapat membentuk Emotional Intelegent Quotien (EQ) (Melatih kesabaran dan Emosi seseorang) Dapat merasakan indahnya berbagi pada sesama Dapat memahami banyak hal dari diri sendiri yang bisa disyukuri daripada dikeluhkan Kita akan merasa bahagia ketika bisa memberi hal yang bermanfaat pada orang
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih ilmunya, salam kenal pak ali

08 Feb
Balas

Salam kenal pak untung, terimakasih telah mampir

09 Feb



search

New Post