"MENUNGGU DIPERBATAS WAKTU"
….Aku menunggu
Menggayuh memutar waktu menunggu rindu
Jazad tulang yang berabu-abu
Tergulung tanah takberdaya tak mengeluh aku
Kasih sayang waktu menjadi teman selalu
Semoga waktu mengampuni aku
Pinta belas kasihanmu hai sang waktu
Ikat aku di masa akhir kehinaanku
Mohon kasihani aku hai sang waktu
Sembunyikan aku dari ranah-ranah palsumu
Itu gayaku yang membekap rindu kebaikanmu
Aku sengaja menghilang menyingkirkan harapan semu
Oleh tangisan sedu yang menyapu seru nan syahdu
Keindahan yang mencubiti kemesraanku dan waktu
Berserakan helai sutra samudra permata dan kilauan emas
Mengawal setiap langkah yang membumbung batinku
Melibatkan gaduh aku diparadigma baru…resah aku menggebu-gebu
Meliuk-liuk asmara yang terpendam biru
Adakah yang merindui untuk aku membalas waktu
Agar menyentuhku lazimnya anak waktu
Mengulangi episod didetik yang mengharuku
Didentangnya kisah seru yang menyenangangkan itu
Antara aku dan sang waktu
Mengelana dikelananya waktu
Saat-saat aku menuruni bukit menenun waktu
Ditandai jejak tapak lusuh kaku
Tengkuk takmungkin mengaku
Bahwa aku tak lagi mampu menyapa waktu
Bahkan ilalang tertawa puas tersipu-sipu
Buli aku disuasana bimbang syahdu
Aku menanyakan itu pada pijar lampu digenggamanku
Namun rupanya sipijar lampu acuhkan aku dan menggilaiku
Aku tersadar ilalang bijak bagian sang waktu untuk aku
Siapakah aku mampu melihat terangmu
Alam yang bercengkrama dengan waktu
Menyibak keberadaanku yang dititipkan oleh waktu
Aku sudah berada digenggaman mereka yang dititipkan waktu
Aku pepes-pepes kosong bergejala gelora
Yang gejalanya memuai bujuk rayu setiap kesempatan itu
Aku tidak bermaksud mengelakmu
Sungguh semoga sang waktu ampuni aku
Yang terlena ketenaran-ketenaran lintas waktu
Membiarkan mengungguli era baru yang tabu
Ramainya ocehan separuh tawa palsu
Tertuang diramu pada makna-makna gagu
Yang malu tapi mau… membawa aku terperosok dibelahan waktu
Ampuni aku… menunggu waktu
Menunggumu dibatas-batas pemberianmu
Kasihani setiap bagian lemah aku
Kasihani setiap bagian hina aku
Masa yang terbata-bata dibatasi waktu
Milikmu meliukan-liukan aku tak apalah aku terlanjur mau
Datang dari waktu kembali kepada waktu
Waktu diawal aku datang…waktu diakhir aku akan datang
Iya sudah itu waktumu,…aku hanya menunggu diperbatas waktu.
-Bekasi -11 Feb 2019-
Oleh :
Muhamad Dwi Harfa
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah, puisi indah dengan diksi melangit. Sukses selalu dan barakallah
terima kasih Bu...apresiasinya..dan sukses juga menyertai Ibu...
Diksi yang menawan hati. Dalam! Pak Dwi. Salam. ditunggu kunjungannya ke tulisan saya
terima kasih apresiasinya Pk.Mahfud Aly,....Siap pk.