Muhamad Dwi Harfa

"LESATAN ANAK PANAH YANG MENGENAI MATA ELANG"..! ...

Selengkapnya
Navigasi Web

"MENUNGGU DIPERBATAS WAKTU"

….Aku menunggu

Menggayuh memutar waktu menunggu rindu

Jazad tulang yang berabu-abu

Tergulung tanah takberdaya tak mengeluh aku

Kasih sayang waktu menjadi teman selalu

Semoga waktu mengampuni aku

Pinta belas kasihanmu hai sang waktu

Ikat aku di masa akhir kehinaanku

Mohon kasihani aku hai sang waktu

Sembunyikan aku dari ranah-ranah palsumu

Itu gayaku yang membekap rindu kebaikanmu

Aku sengaja menghilang menyingkirkan harapan semu

Oleh tangisan sedu yang menyapu seru nan syahdu

Keindahan yang mencubiti kemesraanku dan waktu

Berserakan helai sutra samudra permata dan kilauan emas

Mengawal setiap langkah yang membumbung batinku

Melibatkan gaduh aku diparadigma baru…resah aku menggebu-gebu

Meliuk-liuk asmara yang terpendam biru

Adakah yang merindui untuk aku membalas waktu

Agar menyentuhku lazimnya anak waktu

Mengulangi episod didetik yang mengharuku

Didentangnya kisah seru yang menyenangangkan itu

Antara aku dan sang waktu

Mengelana dikelananya waktu

Saat-saat aku menuruni bukit menenun waktu

Ditandai jejak tapak lusuh kaku

Tengkuk takmungkin mengaku

Bahwa aku tak lagi mampu menyapa waktu

Bahkan ilalang tertawa puas tersipu-sipu

Buli aku disuasana bimbang syahdu

Aku menanyakan itu pada pijar lampu digenggamanku

Namun rupanya sipijar lampu acuhkan aku dan menggilaiku

Aku tersadar ilalang bijak bagian sang waktu untuk aku

Siapakah aku mampu melihat terangmu

Alam yang bercengkrama dengan waktu

Menyibak keberadaanku yang dititipkan oleh waktu

Aku sudah berada digenggaman mereka yang dititipkan waktu

Aku pepes-pepes kosong bergejala gelora

Yang gejalanya memuai bujuk rayu setiap kesempatan itu

Aku tidak bermaksud mengelakmu

Sungguh semoga sang waktu ampuni aku

Yang terlena ketenaran-ketenaran lintas waktu

Membiarkan mengungguli era baru yang tabu

Ramainya ocehan separuh tawa palsu

Tertuang diramu pada makna-makna gagu

Yang malu tapi mau… membawa aku terperosok dibelahan waktu

Ampuni aku… menunggu waktu

Menunggumu dibatas-batas pemberianmu

Kasihani setiap bagian lemah aku

Kasihani setiap bagian hina aku

Masa yang terbata-bata dibatasi waktu

Milikmu meliukan-liukan aku tak apalah aku terlanjur mau

Datang dari waktu kembali kepada waktu

Waktu diawal aku datang…waktu diakhir aku akan datang

Iya sudah itu waktumu,…aku hanya menunggu diperbatas waktu.

-Bekasi -11 Feb 2019-

Oleh :

Muhamad Dwi Harfa

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, puisi indah dengan diksi melangit. Sukses selalu dan barakallah

11 Feb
Balas

terima kasih Bu...apresiasinya..dan sukses juga menyertai Ibu...

11 Feb

Diksi yang menawan hati. Dalam! Pak Dwi. Salam. ditunggu kunjungannya ke tulisan saya

11 Feb
Balas

terima kasih apresiasinya Pk.Mahfud Aly,....Siap pk.

11 Feb
Balas



search

New Post