Man Jadda Wa Jadda (Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil). Ungkapan itu mungkin yang pas untuk menggambarkan kondisi pendidikan yang terjadi di Indonesia saat ini. Upaya pemerintah untuk menyiapkan generasi muda penerus bangsa yang handal, bersaing, kreatif, inofatif dan berkarakter salah satunya melalui jalur pendidikan yakni dengan senjata Kurikulum 2013 (Kurtilas).

Penerapan Kurikulum 2013 yang sudah dimulai saat ini secara bertahap pada kelas I dan IV jenjang sekolah dasar diharapkan akan masif dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020 pada semua tingkatan. Sebenarnya ikhtiar yang dilaksanakan pemerintah melalui kurikulum 2013 ini harus kita sambut baik dengan harapan yang tinggi.

Sebagai ujung tombak pendidikan di lapangan yang sudah sedikit banyak mempelajari muatan materi pada kurikulum 2013 ini, menurut kami sangat baik dan layak kita tunggu hasilnya. Dalam kurikulum 2013 ini selalu dibiasakan untuk saling menghormati, kerjasama, tolong-menolong, mencintai alam dan lingkungan sekitar serta menjaga persatuan dan kesatuan. Kurikulum 2013 ini juga menekankan pada Penguatan Pendidikan Karakter yang salah satunya yaitu budaya baca orang Indonesia yang cukup rendah.

Anak-anak sejak sekolah dasar sudah mulai diwajibkan untuk membaca setiap hari dengan durasi 15 menit. Dengan begitu diharapkan kelak budaya baca rakyat Indonesia bisa tinggi seperti negara di Benua Eropa yang menjadikan membaca sebagai budaya (kebiasaan) bahkan bisa menjadi wisata (wisata perpustakaan)

Akan tetapi kurikulum 2013 ditemukan banyak kelemahan terutama dalam penilaian hasil belajar. Untuk itu kedepan harus disederhanakan lagi dalam hal penilaian, dan juga pelatihan terhadap guru juga harus berkesinambungan, dan tidak lupa sarana dan prasarana harus dilengkapi terutama buku ajar.