#tantangan gurusiana hari ke-117

Aku masih duduk sendiri di teras kantor. Seperti malam-malam Jumat sebelumnya aku selalu berusaha meluangkan waktu untuk hadir dalam kegiatan spiritual ini. Meski jarak rumah ke sekolah agak jauh. Pulangnya larut. Sampai di rumah biasanya pukul setengah 12 malam.

Jarang sekali absen. Kecuali sedang sakit atau keluar kota. Kalau sudah begitu baru aku minta izin tidak bisa hadir.

Kegiatan spiritual rutin setiap malam Jumat. Mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Sembari berdoa untuk anak-anak didik kami. Berdoa untuk kemajuan lembaga kami.

Jam menunjukkan pukul 21.30. Namun, tak satu pun teman yang sudah datang. Sepi. Semakin hari nampaknya semangat teman-teman mulai kendor. Padahal di waktu-waktu mendekati momen PPDB begini harusnya semangat semakin ditingkatkan.

Sembari menunggu aku masuk kantor. Sekedar menyeduh kopi. Secangkir teman kesendirianku. Teman setia yang tidak pernah berkhianat. Jujur. Ia selalu pahit jika kurang gula. Tak pernah pura-pura manis. Teman yang konsisten. Ia selalu memberiku kafein. Peningkat adrenalin pendongkrak semangat.

Syukurlah. Pukul 22.10 teman-teman mulai berdatangan. Meski jumlahnya semakin berkurang. Acara rutin spiritual pun kami mulai.

Semoga semangat teman-teman kembali bergelora.