#tantangan gurusiana hari ke-122

Alhamdulillah. Saya sangat bersyukur hari ini. Kiriman paket buku antologi sudah saya terima. Paket berisi 15 seri buku antologi yang saya tulis bersama enam puluh guru se-Indonesia.

Terdiri dari buku antologi Quick Writing 9 Series, yang berjudul Menjadi Guru (series 1), Belajar Nulis (series 2), Sang Pembelajar Sejati (series 3), 470 Kilometer (series 4), Awalnya Aku Menulis (series 5), Writer’s Block (series 6), Guru Covid (series 7), Belajar di Dunia Maya (series 8), dan Menulis Tanpa Beban (series 9). Ada juga 3 buku antologi Quick Writing Challenge dengan judul Antimati Gaya di Rumah, Guru Tanpa Kelas, dan Pembelajaran  Terbaik di Kelas. Selain itu ada buku antologi  Quick Writing  Series Special dengan judul Ramadhan Era Pandemi. Dua buku antologi lainnya berjudul Antologi Cerita Penanda Sejarah Lockdown dan Antologi Puisi Penanda Sejarah Surga Kaum Rebahan.

Lima belas seri buku antologi tersebut kami tulis dalam waktu kurang lebih dua puluh hari pada bulan Mei lalu. Selain sebagai ajang latihan menulis juga sebagai penanda sejarah. Bukti sejarah bahwa kami pernah mengalami masa Pandemi Corona yang melanda seluruh bumi ini.

Tentu banyak hal positif yang dapat kami dapatkan. Kami belajar untuk bisa menemukan ide dan menuliskannya dengan cepat. Kami belajar disiplin waktu menulis dalam kegiatan tersebut.  

Selain itu kami belajar untuk menulis dengan ejaan, tanda baca, dan pilihan kata yang tepat. Juga belajar menulis dengan berbagai aturan dan syarat dari percetakan. Sehingga bisa melihat perkembangan kemampuan menulis kami dari lima belas seri buku antologi tersebut.

Namun, ada satu tujuan yang paling utama. Kami ingin memberi teladan kepada murid-murid. Bahwa kita harus gemar berliterasi. Bahwa bangsa ini dapat maju dan lebih bermartabat jika generasinya sadar dan rajin berliterasi.