Dengar Dulu Tarisa
NANTI
#DengarDuluTarisa Written by Pikam
Tarisa,
Nanti saya dan kamu tidak lagi menjadi dua kata yang berbeda. Kita harus bisa hidup dengan sederhana. Jika kendaraan mewah belum ada, semoga kita tetap bisa romantisan dengan berboncengan sepeda ontel tua peninggalan abah. Saya yang mengayuh sepeda sedang Tarisa memeluk saya dari belakang. Biar kita cari timun suri pada lembayung sore yang menjelang maghrib “Selamat berbuka!”
Restoran dan kedai terlihat begitu mahal setiap akhir purnama. Bagaimana kalau kita kencan di kamar saja? pada meja kayu kamu mencatat menu dan saya malu-malu mulai merayu “Saya cuma mau kamu.”
Kalau tabungan masih belum kembung. Maukah kamu saya ajak ke puncak sekadar berbagi hangat dengan saya? O, atau, bagaimana kalau kita ke perpustakaan kota? Bukankah romantis kita berdua di antara kata yang menunggu untuk diselusuri? Dari sastra rajendra sampai buku lima bahasa langkah kita terhenti pada satu; parenting books. Saya menatapmu setelah menatapnya dan kamu pun begitu sebelum akhirnya bertanya“Mau?” saya tersenyum malu-malu menjawabnya, xixi.
Tarisa,
Nanti jangan kamu lama-lama berdandan di depan cermin, saya cemburu. Cukup berlama-lama di depan saya biar saya yang menilai sudah cantik atau belumnya perempuan yang saya panggil umi nanti. Mari sesekali kita keluar mengenang masa sepasang remaja dari ibu kota dan ibu periyangan yang jatuh cinta tanpa karena-karena. Tarisa, tidak usah bingung kerudung mana yang harus diguna, semuanya cantik selama itu menutupi kecantikanmu, sayang.
Kalau kamera lupa terbawa dan smartphone genggam sudah habis tak bernyawa. Tidak apa-apa, biar saya menulis puisi dan prosa agar abadi menjelma kita.
O, Tarisa,
Badai pasti berlalu, tapi senang pun juga begitu, selamanya adalah palsu. Izinkan saya mencintaimu sampai besok.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hehehe...nostalgia semasa saya masih lajang, Saudaraku. Lanjutkan terus ya..
terima kasih pak agus semangatnya:)
Diksinya keren abiz pak... Sukaaa... Salam buat tarisa perempuan beruntung he he...
Waalaikumsalam katanya, bu:) hehe
ini puisi ya Pak... Bagus,,,,, Suka bacanya..
Terima kasih bunda Lili:)
suka puisinya pak...keren
Wah keren,ttp berkarya,jangan lupa follow akun saya,mari berbagi
kelas, kram