Muhammad Fadli Dzul Ikram

Manusia adalah kuas-kuas kecil pada semesta sebagai canvasnya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Untuk Perempuan Yang Hilang
Tantangan Menulis Gurusiana Hari ke-21

Untuk Perempuan Yang Hilang

"Manusia mana yang bisa selamat dari api cinta?”

Katakan padaku, siapa orangnya yang bisa menjelaskan dari mana datangnya cinta? apakah manusia sudah mampu mencari, meneliti dan menyusun rangkaian kata-kata untuk menerjemahkan mengapa mereka jatuh cinta? atau mereka masih memilih berlindung pada paradigma cinta tak perlu karena?

Untuk perempuan yang hilang,Atau perempuan yang belum ku temukan.Aku bukanlah Qais yang rela melakukan apa saja untuk Laila sampai-sampai orang menyebutnya gila. Kamu pun bukan Juliet yang akan mengambil sebilah belati demi menemani sang Romeo mati. Tapi aku adalah diriku sendiri, cintaku tak banyak, tapi ku usahakan cukup untuk seumur hidupmu.Untuk itu aku akan berhenti sejenak membicarakan cinta, membicarakan cinta hanya membuat akalku sukar menerima takdirnya. Bagaimana jika kita bercerita tentang ikan paus dan lumba-lumba? Atau kakek dan nenekmu di masa muda? Mungkin aku akan menikmati kesendirian untuk beberapa tahun ke depan, ya, kalau tidak, akan aku simpan diam-diam dengan Tuhan. Hehe.

Postingan sebelumnya memang itu tentangku, tentang awalan sebuah kasih, maka di postingan ke-dua ini adalah akhiran sebuah kisah, tapi tidak dengan kasih. Bagiku belum saatnya menceritakan itu semua. Jika sebelumnya adalah puisi pertamaku saat duduk di bangku SMA, maka ini adalah puisi terkahirku saat masih mengenakan seragam putih abu-abu, waktu itu masih sama, untuknya, wanita bermata kejora dengan bahu sekokoh langit selapang samudera. Tapi kali ini judul puisi ini ditujukan untuk siapapun kamu yang nantinya akan bersamaku, entah itu perempuan atau kematian, aku ingin mencintaimu karena Dia. AKU INGIN MENCINTAIMU KARENA DIAOleh : Ikram Dalam helaan nafas pertama, Aku berharap tidak sedang membicarakan cinta Membicarakan cinta hanya membuat akal sukar menerima takdirnya Aku lebih suka percakapan kita yang bukan tentang kita Seperti ikan paus dan lumba-lumba Atau kakek dan nenekmu di masa muda Terima kasih, semesta! Dalam helaan nafas kedua, Aku ingin menjadi seorang penjahit, penjahit luka Namun benangku telah habis dan aku harus mencarinya Sebab kalau masih ku tusukan jarum-jarum itu Bisa-bisa hatimu menjerit karenanya Maaf, aku meninggalkanmu yang tak berdaya Tapi menjanjikan rasa sayang selamanya Akhirnya kecewa adalah anak dari keduanya Dalam helaan nafas yang berbeda, Aku pernah berkata Cintaku lebih besar dari dosa-dosa manusia! Kemudian setan tertawa, Malaikat kecewa, Dan aku terbunuh rasa bingung harus apa!?!? Dalam helaan nafas terakhir, Aku berharap bisa kembali mencinta Tidak perlu sebesar dosa-dosa manusia Tapi aku ingin mencintaimu karena dia, Dia yang menghapus dosa-dosa manusia. -Pamulang, 10/04/2019

Ralat, ternyata cinta tak pernah sederhana.Jika hayat masih dikandung badan, sampai jumpa untuk beberapa tahun ke depan!
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul...

24 Jun
Balas



search

New Post