MUHAMMAD FAJAR NUGRAHA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BAWUK di dunia sastra dan Perempuan di jaman sekarang
perempuan dulu dan sekarang

BAWUK di dunia sastra dan Perempuan di jaman sekarang

Pernikahan dalam pengertiannya adalah salah satu sunnah Rasulullah SAW, yang mana sunnah ini adalah mencontoh tingkah laku Nabi Muhammad SAW. Hal ini diisyaratkan agar kita selaku manusia dapat memiliki keturunan dan keluarga bahagia baik di dunia maupun diakhirat. Pernikahan itu bersatunya dua insan dalam ikatan suci. Dalam pernikahan perempuan atau istri wajib untuk taat kepada suaminya selama hal itu tidak dalam bentuk maksiat atau bertentangan dengan ajaran islam. sebagaimana yang terdapat dalam (QS. An- Nisa’: 34)

“kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya. Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka, kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi maha besar.”

sudah terpapang pada ayat diatas ini sebagai sandaran kita untuk menekankan bahwa adanya kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang istri terhadap suaminya.

Pada karya sastra tidak lepas dari masyarakat dan kebudayaan. Kurtur atau kebudayaan ini akan terus berkembang dan dapat pula hilang apabila kebudayaan itu tidak dilestarikan atau diperdilikan lagi oleh masyarakat seperti yang dikatakan Budiono (1983:7) hubungan erat manusia dengan kebudayaan merupakan lingkup di mana manusia hidup.

Menurut Koentjaraningrat (1992:7)unsur-unsur universal dari kebudayaan (cultural universal) yang bisa didapat pada semua Masyarakat didunia ialah: 1) sistem peralatan dan perlengkapan hidup, 2) sistem mata pencaharianhidup, 3) sistem dan organisasi Masyarakat, 4) sistem bahasa, 5) sistem kesenian, 6) sistem pengetahuan, 7) sistem religi dan upacara adat.

Pengetahuan tentang sesama manusia merupakan pengetahuan bagaimana kita harus menggunakan perasaan, sikap, dan Tingkat laku. Koentjaraningrat (1979:374-375) dalam setiap Masyarakat, manusia tidak dapat mengbaikan pengetahuan tentang sesama manusia, diantara pengetahuan tentang sopan santun pergaulan, adat istiadat, sistem norma, hukum adat dan sebagianya.

Pada cerpen Bawuk diceritakan seorang yang kuat dan bersemangat. Ketika Bawuk menikah dengan Hasan, ia menerima nasibnya itu

“Mau apa lagi papie dan mamie kita selain harus memandang Julie dengan Kepuasan bahkan juga mungkin kebanggaan. Dan aku ? Aku kawin dengan seorang pemimpin gila”(Kayam, 1975:121)

Selain itu Bawuk mempunyai sifat setia pada suami “ Aku tidak pasti lagi, Mas Sun. Mungkin sekali yang mendorongku untuk menunggu adalah Hasan, Suamiku” (Kayam, 1975:115)

Berdasarkan uraian di atas ( dari segi agama dan sastra) masih dijumpai beberapa Perempuan yang melakukan tindakan yang sebaliknya tidak dilakukan seorang perempuan yang sudah menikah. Ada seorang istri yang ditinggal merantau kerja suami di luar darah bahkan menjadi pahlawan devisa ( TKI) ketika pulang muncul kasus yang mempertaruhka kelanggengan keluarga dikarenakan ada hubungan terlarang dengan lawan jenis. Ada juga seorang istri yang lebih pecaya masukan / saran dari orang lain dengan menghiraukan suaminya sendiri yang tiap hari berbicara Bersama. Dan yang paling sukar dipercaya adalah kemampuan untuk belajar bagaimana menjadi seorang istri yang baik kurang masih kurang.

Menyikapi hal itu tidak menutup kemungkinan adalah kebutuhan hidup dan gensi bahkan hanya untuk keisengan belaka/pelampiasan kesepian, sehingga melakukan hal-hal yang tidak baik atau hal-hal yang sudah dilarang agama dan sosial. Bisa juga sebaliknya karena seorang suami tidak bisa memerankan tokoh sebagai seorang suami yang sebagaimana mestinya di dalam keluarga, sehingga seorang istri melakukan hal-hal yang menurutnya benar.

          Oleh sebab itu untuk hubungan ke jenjang yang lebih tinggi atau suci, dan mungkin menuju ke pelaminan seorang perempuan harus benar-benar bijak dalam memilih pasangan. Bahkan dalam pandangan islam sudah diberitahuan untuk memilih pasangan bisa dilihat bobot, bebet, bibit. Cinta sebagai dasar pemilihan pasangan juga ada benarnya. Tapi maksud dan tujuan memilih calon pasangan dengan melihat pada bibit, bebet, dan bobot adalah untuk mendapatkan calon pasangan terbaik sebelum kejenjang pernikahan suci. Tapi juga tidak baik jika terlalu banyak memilih nanti akan muncul rasa kekyawatiran karen apemiliran sendiri. Akhir dari pemilihan banyak berdoa meminta petunjuk kepada pemilik alam semesta ini Tuhan Yang Maha Esa untuk memilihkan jodoh terbaik sebagai pandamping dunia akhirat.  

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post