Muhammad Ridwan Effendy Bodi

Ridwan, S.Pd.I., M.Pd. dengan nama keren Muhammad Ridwan Effendy Bodi, lahir di Lita’ Mandar, 28 Februari 1984 adalah alumni Pascasarjana UNM (Universitas...

Selengkapnya
Navigasi Web
QUESTIONING ABOUT RELIGIOUS MODERATION

QUESTIONING ABOUT RELIGIOUS MODERATION

(Indonesia-Mandar-English)

KHUTBAH PERTAMA KATO’BA PAMMULANG FIRST KHUTBAH

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى :

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ‏

(QS Ali-‘Imran [3]: 85)

Alhamdulillah, segala nikmat hanya milik Allah. Dia-lah Yang Mahapemurah, Mahapenyayang, dan sang Pemilik Keadilan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Alhamdulillah, inggannana pappenyamang appunnannai Puang Allahu Ta’ala. Iamo Puang Masarro Malawo, Puang Makkesayang, anna Puang ma’appunnannai disanga ke’adilan. Shalawa’ anna beresallang mamuare’i simata lolongi pammase-Na lao di pangulunna alang Suro shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Alhamdulillah, all blessings belong to Allah alone. He is the Most Gracious, Most Merciful, and the Owner of Justice. Shalawat and salaam may always be poured out to our prophet, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Tak ada pesan yang paling utama, selain pesan takwa. Taatlah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Laksanakan perintah-perintah-Nya. Jauhi larangan-Nya. Jangan sampai Dia murka kepada kita semua karena kita melanggar aturan-Nya.

Nandiang pappasang kamenang utama, sangadinna pappasang takwa. Turu’i tau lao di Puang Allah subhanahu wa ta’ala. Dipogau’i inggannana pesio-Na. Dipi’akaramboi toi inggannana naposara. Da manini Puang Allahu Ta’ala macai’ lao di ita’ iyanasanna nasawa’ ita’ di’e mallanggari tau atoraang-Na.

There is no most important message of advice, apart from the message of piety. Obey Allah subhanahu wa ta'ala. Carry out His commandments. Stay away from His ban. Don't let Him get angry with all of us because we broke His rules.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Inggannana to pole ma’bareJama’ (ma’aJuma’) na’ammasei Puaŋ Allahu Taala

Attendees of the Friday Congregation, Rahikumullah,

Siapa yang tidak ingin hidup damai, rukun, dan penuh keharmonisan di tengah masyarakat? Semua pasti menginginkan itu. Makanya, segala potensi yang bisa merusak perdamaian, kerukunan dan toleransi antarumat beragama harus dijauhkan.

Inai tia tau andiang melo’ atuo-atuoangna damai, assiama-amang, anna punno dengan keharmonisan dio tangnga-tangngana masyaraka’? Inggannana rupa tau mappoelo’ nasani di’o. Jari, inggannana di’o potensio iya mala marrusa-rusa’ perdamaian, kerukunan anna toleransi lao di paranna umma’ harusi nape’akaramboi.

Who doesn't want to live in peace, harmony and tranquility in the midst of society? Everyone definitely wants that. Therefore, all potential that could damage peace, harmony and tolerance between religious communities must be avoided.

Tapi ingatlah, ini bukan karena adanya sikap beragama secara moderat, yang sekarang dikampanyekan yakni moderasi beragama. Bukan. Mengapa? Ketahuilah, istilah ‘Islam moderat’, moderasi beragama, adalah istilah yang cenderung rancu, tak jelas, liar serta berpotensi merugikan Islam dan ajarannya. Apalagi isu moderasi agama ini selalu dikaitkan dengan isu radikalisme yang juga terus-menerus digembar-gemborkan. Padahal jelas, sebagaimana moderasi agama, isu radikalisme juga tak jelas juntrungannya.

Tapi ingarani, iya di’e tania karena diang sikap panggauang agama secara moderat, iya tia dite’e nakampanyekane disangai moderasi agama. Tania. Mangapai? Pi’issanni’i, istila Asallangan moderat, moderasi beragama, adalah istilah iya cenderung rancu, andiani mannassa, liar toi anna berpotensi’i narugikani Asallangan anna ajaranna. Apalagi isu moderasi agamae simata nakaitkani dengan isu paham radikal iya simata tarru-tarrus nagemborkan. Padahal mannassai, miapai moderasi beragama, isu radikalisme andiani minnassa paccappuranna.

But remember, this is not because of a moderate religious attitude, what is currently being campaigned for is religious moderation. No. Why? You know, the term 'moderate Islam', religious moderation, is a term that tends to be ambiguous, unclear, wild and has the potential to harm Islam and its teachings. Moreover, the issue of religious moderation is always linked to the issue of radicalism which is also constantly being discussed. However, it is clear that, like religious moderation, the issue of radicalism is also unclear.

Sebagaimana isu terorisme, isu radikalisme selalu menyasar kalangan Muslim. Tidak pernah ada radikalisme menyasar Katolik, Protestan, Hindu, Budha, maupun Konghuchu. Tidak ada. Makanya, isu ini sangat tendensius. Menyasar umat Islam, terutama mereka yang berusaha terikat dengan syariahnya, bahkan yang menginginkan penerapan syariah Islam secara kaaffah dalam seluruh aspek kehidupan.

Sebagaimana iya di’o isu radikalismeo simata menyasari lao di to Sallang. Andiangi rua pahang radikalisme nasasari lao di Katoli’, Protestan, Hindu, Budha, anna Kongkhchu. Nandiang. Makanya, iya di’e isue tendensius sannali. Nasasar boi lao umma’ sallang, terutama iya simata berusaha terkai’ degan syare’ana, bahkan naiya to mappoelo’ disanga penerapan syare’a Asallangan kaaffah lalang inggannana aspe’ atuo-atuoang.

Like the issue of terrorism, the issue of radicalism always targets Muslims. There has never been radicalism targeting Catholics, Protestants, Hindus, Buddhists or Confucians. There isn't any. Hence, this issue is very tendentious. Targeting Muslims, especially those who are trying to be bound by their Sharia, even those who want the application of Islamic Sharia entirely (kaaffah) in all aspects of life.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Inggannana to pole ma’bareJama’ (ma’aJuma’) na’ammasei Puaŋ Allahu Taala

Attendees of the Friday Congregation, Rahikumullah,

Sepintas, istilah moderasi beragama seolah bagus. Padahal itu adalah racun bagi umat Islam. Ini perlu kita ketahui, agar kita tak terjebak dan latah menjadi pelaku-pelaku kampanye moderasi beragama. Apalagi, baru saja diumumkan sedang dicanangkan 1000 kampung moderasi beragama.

Sepintas, istila moderasi beragama seola ola macoai. Padahal iya di’o racunna di sesena umma’ Sallang. Iya di’e parallui dipi’issanni, mamuare’i ita’ di’e andiani tau terjeba’ anna pelaku-pelaku kampanye moderasi beragama. Apalagi, mane pura le’ba’i napalambi’ ma’uang nanacanangkani nadiang 1000 kappung moderasi beragama.

At first glance, the term religious moderation seems good. Even though it is poison for Muslims. We need to know this, so that we don't get caught up in becoming perpetrators of religious moderation campaigns. Moreover, it has just been announced that 1000 religious moderation villages are being launched.

Ketahuilah, moderat adalah istilah politik. Sengaja digunakan oleh musuh-musuh Islam untuk menggiring umat Islam agar memiliki paham keagamaan (Islam) sesuai kemauan Barat. Umat Islam digiring untuk bertoleransi pada nilai-nilai Barat, apakah itu HAM, kebebasan berperilaku, hingga LGBT sekalipun. Kita diarahkan untuk menerima kemaksiatan. Kita tidak boleh menolak apapun budaya Barat. Harus terima. Lalu, siapapun yang tidak mau menerima, disebut radikal.

Piissanni’i, naiya disanga moderat adalah (iyamo) istilah politik, nabutungani napapa’guna lao di musu-musu Sallang untu’ mamuare’i ma’appunnai pahang keagamaan Asallangan ia sesuai dengan kebutuhan Bara’. Naiya umma’ Sallang nagiringi untu bertoleransi lao di nilai-nilai Barat, apakah iya di’o HAM, kebebasan berperilaku (bebas mikkedo), lambi’ LGBT. Ita’ di’e nana’arahkani tau untu’ mattarima a’dorakang. Ita’ di’e andiani tau mala mattola’ apapun budayana Bara’, harusi mattarima. Lalu inai tau andiang melo’ mattarima, nasangai radikal.

Please note, moderate is a political term. Deliberately used by the enemies of Islam to lead Muslims to have a religious understanding (Islam) according to the wishes of the West. Muslims are led to tolerate Western values, whether it's human rights, freedom of behavior, even LGBT. We are directed to accept disobedience. We must not reject anything from Western culture. Must accept. Then, anyone who does not want to accept, is called radical.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Inggannana to pole ma’bareJama’ (ma’aJuma’) na’ammasei Puaŋ Allahu Taala

Attendees of the Friday Congregation, Rahikumullah,

Ketahuilah, sejak peledakan Gedung WTC 11 September 2001, Amerika memanfaatkan isu terorisme sebagai bagian dari skenario globalnya untuk melemahkan Islam dan kaum Muslim. Untuk itu, para peneliti kemudian menganjurkan beberapa pilihan langkah bagi AS. Salah satunya adalah mempromosikan jaringan ”Islam moderat” untuk melawan gagasan-gagasan “Islam radikal”.

Piissanni’i, seja’ lippa’ Gedung WTC 11 september 2001, bangsa Amerika napapa’gunai iya di’o isu terorisme rapangi bagiang pole di skenario globalna untu’ namappapalamma Asallangan anna to Sallang. Untu’ itu, para peneliti kemudian na’anjurkani beberapa pappimeleang langka atau tangalalang di sesena Amerika. Salamesanna ya’ni mappromosikani jaringan “Islam moderat” untu’ mambaliang gagasan “Islam radikal”.

You know, since the explosion of the WTC Building on September 11 2001, America has used the issue of terrorism as part of its global scenario to weaken Islam and Muslims. To that end, the researchers then suggested several choices of steps for AS. One of them is promoting the network of "moderate Islam" to counter the ideas of "radical Islam".

Terkait itu Mantan Presiden AS George W Bush pernah menyebut ideologi Islam sebagai “ideologi para ekstremis”. Bahkan oleh mantan PM Inggris Tony Blair, ideologi Islam dijuluki sebagai “ideologi setan”. Hal itu ia nyatakan di dalam pidatonya pada Konferensi Kebijakan Nasional Partai Buruh Inggris (2005). Blair lalu menjelaskan ciri-ciri “ideologi setan” yaitu: (1) Menolak legitimasi Israel; (2) Memiliki pemikiran bahwa syariah adalah dasar hukum Islam; (3) Kaum Muslim harus menjadi satu kesatuan dalam naungan Khalifah; (4) Tidak mengadopsi nilai-nilai liberal dari Barat.

Terkai iya di’o Mantan Presiden Amerika Serika’ George W Bush ruai marrappe bahwa iya di’o ideologi Islam rapani ideologi ekstrimis. Bahkan mantan PM Inggris Tony Blair, mauani iya di’o ideologi Asallangano najuluki’i sebagai ideologi setang. Hal tipatengan di’o napaui di lalang pidatona pada Konferensi Kebijakan Nasional Partai Buruh Inggris (2005). Kemudian Blair najelaskan boi ciri-cirinna ideologi setan, yaitu: (1) mattola’i legitimasinna Israil. (2) maappunnai pikkiran bahwa dio syarea’ adalah dasar hukum Islam; (3) kaum Sallang harusi minjari mesa kesatuan di lalangna naunganna Khalifah; (4) andiani ma’adopsi / maala nilai-nilai liberal pole di Barat.

In this regard, former US President George W Bush once called Islamic ideology "the ideology of extremists". Even by the former British Prime Minister Tony Blair, Islamic ideology was dubbed the "ideology of Satan". He stated this in his speech at the British Labor Party National Policy Conference (2005). Blair then explained the characteristics of "satanic ideology", namely: (1) Rejecting Israel's legitimacy; (2) Having the thought that sharia is the basis of Islamic law; (3) Muslims must become a unit under the auspices of the Khalifah; (4) Not adopting liberal values from the West.

Maka siapa yang termasuk ciri-ciri itu disebut kelompok radikal. Dan sikap sebaliknya disebut kelompok moderat. Lalu, umat Islam mereka adu domba, agar terlena, lemah, dan tercerai berai.

Jari inai-inai tau termasu’ di’o ciri-ciri tipatengan di’o nasangai kelompok radikal. Anna iya sikap sebalikna disangai kelompok moderat. Jari, di’o umma’ Sallango na’adu domba, supaya terlena, malamma, anna sisara-sara’.

So those who include these characteristics are called radical groups. And the opposite attitude is called the moderate group. Then, they play Muslims against each other, so that they are complacent, weak, and scattered.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Inggannana to pole ma’bareJama’ (ma’aJuma’) na’ammasei Puaŋ Allahu Taala

Attendees of the Friday Congregation, Rahikumullah,

Berhati-hatilah dengan propaganda Islam moderat ini. Seolah umat Islam ini umat yang intoleran. Mereka coba mengajari kita bagaimana bertoleransi. Padahal, secara historis, tanpa moderasi agama pun, Islam memang agama yang menjunjung tinggi toleransi. Bahkan toleransi—tanpa moderasi agama—merupakan salah satu bagian dari sejarah keagungan dan kegemilangan Khilafah Islam yang telah memayungi dunia selama 13 abad.

Piahati-hati le’ba’o, piamanya-manyao pole di propagandana di’e Islam moderat’e. Rapang di’e umma’ Sallane umma’ iya andiang toleran. Iya di’o mipa’gurui mi’apa carana bertoleransi. Padahal, secara historis, mau tandiang disanga toleransi beragama, Asallangan mappakaraya/mappatinggi disanga toleransi. Bahkan iya di’o disanga toleransio -tanpa moderasi beragamao- merupakan sala mesanna pole di amarayanna anna kegemilanganna Khilafah Asallangan iya pura napilallanni lino selama 13 aba’.

Be careful with this moderate Islamic propaganda. As if Muslims are intolerant people. They try to teach us how to tolerate. In fact, historically, even without religious moderation, Islam is indeed a religion that upholds tolerance. Even tolerance - without religious moderation - is one part of the history of the greatness and glory of the Islamic Caliphate which has covered the world for 13 centuries.

Janganlah kita rendah diri karena tidak mau mengikuti propaganda mereka. Yakinlah, Islam adalah agama (ad-diin) yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, diri, dan sesamanya. Dengan demikian, Islam bukan hanya mengatur masalah akidah, ibadah dan akhlak, tetapi juga mengatur masalah ekonomi, pemerintahan, sosial, pendidikan, peradilan dan sanksi hukum serta politik luar negeri.

Da tau merasa keccu’ sawa andiani melo’ mappeccoe’i elo’-propagandana. Yakini tau, Islam iyamo agama (ad-diin) iya naparawung pole di Puang Allah subhanahu wa ta’ala lao di Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam na ma’atur hubungatta rupa tau lao di puangna, batang alawe anna paranna rupa tau. Jari, Asallangan andiani ma’ator masa’ala aqida, ibada anna ahla’ tetapi ma’atori disanga ekonomi, pemerintahan, sosial, pendidikan, peradilan anna sansi hukum anna politi’ saliwan luar negeri.

Let us not be humble because we do not want to follow their propaganda. Be assured, Islam is a religion (ad-dein) revealed by Allah subhanahu wa ta'ala to the Prophet Muhammad sallallaahu 'alaihi wa sallam to regulate human relationships with God, themselves and each other. Thus, Islam not only regulates issues of faith, worship and morals, but also regulates economic, governmental, social, educational, judicial and legal sanctions and foreign policy issues.

Inilah yang dimaksud dengan Islam kaaffah, sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala:

iyamo die disangae Islam kaaffah, mi’apa iya pura napauangan Puang Allah subhanahu wa ta’ala di lalang koro’ang mala’bi’na:

This is what is meant by Islamic kaaffah, as stated by Allah subhanahu wa ta'ala:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian turut langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian (TQS al-Baqarah [2]: 208).

E inggannana to matappa’, pasukku’i mie’ pettamamu di asallangan (mattongat-tongang), anna da mie’ pappeccoe’i akke’ lette’na setang. Sitongangna setang bali mannassa di sesemu (TQS al-Baqarah [2]: 208).

O believers! Enter into Islam wholeheartedly and do not follow Satan’s footsteps. Surely he is your sworn enemy (Surah al-Baqarah [2]: 208).

Karena itu Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna. Islam tidak butuh agama atau ajaran lain. Ini ditegaskan oleh Allah subhanahu wa ta’ala:

Karena itu iya di’e Asallangane iyamo agama iya lengkap anna sukku’. Iya di’e Asallangane andiani parallu agama atau ajarang laeng. Iya di’e nategaskani Puang Allah subhanahu wa ta’ala di lalang Koro’ang Mala’bi’:

Therefore Islam is a complete and perfect religion. Islam does not need other religions or teachings. This was confirmed by Allah subhanahu wa ta'ala:

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

Pada hari ini Telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah Aku ridhai Islam itu menjadi agama kalian (TQS al-Maidah [5]: 3).

Di te’e di’e allo-e purami U-pakalepu di sesemu mie’ agamamu, ana U-paganna’ tomi mie’ mating pappenyama’-U anna U-porioi Sallang menjari agamu mie’ (TQS al-Maidah [5]: 3).

Today I have perfected your faith for you, completed My favour upon you, and chosen Islam as your way (Surah al-Maidah [5]: 3).

Alhasil, kita harus menolak dan melawan ide moderasi agama dalam semua bentuknya. Meskipun bisa jadi saat ini dikampanyekan oleh mereka yang menyebut dirinya ulama maupun cendekiawan. Sekali lagi, moderasi beragama bukan ajaran Islam. Bahkan membahayakan Islam. Kita didorong toleran terhadap kemaksiatan. Didorong membenarkan agama selain Islam. Didorong meninggalkan ajaran Islam dengan istilah jangan fanatik. Awas, semua itu adalah racun yang berbahaya.

Alhasil, ita’ di’e harusi tau mattola’ atau mambaliani tau ide moderasi agama inggannana tokkona. Meskipun malai, jari dite’e di’e nakampanyekani pole tau iya marrappe alawena ulama atau to manarang. Sekali lagi iya di’e sanga moderasi agama tania tu’u ajaran Asallangan. Jari ita’ di’e nadoroni tau toleran lao di a’dorakang. Nadorong toi tau mappatongan agama selain Asallangan. Nadorong toi mappelei disanga Asallangan dengan istilah dao panate’. Awas, inggannana di’o racung kamenang berbahaya.

As a result, we must reject and fight the idea of religious moderation in all its forms. Although it could be that currently it is being campaigned by those who call themselves ulama or intellectuals. Once again, religious moderation is not an Islamic teaching. It even endangers Islam. We are encouraged to be tolerant of disobedience. Encouraged to justify religions other than Islam. Encouraged to leave the teachings of Islam with the term do not be fanatical. Be careful, all of these are dangerous poisons.

Sekarang saatnya, kita tambah taat kepada ajaran Islam. Yang putih katakan putih, yang hitam bilang hitam. Jangan menjadi abu-abu, karena itulah yang diharapkan oleh musuh Islam.

Dite’emo die wattunna, ita’ die pale-pale’ tundu’i tau lao di Asallangan. Naiya mapute paui mapute, na iya malotong pauano’o malotong. Da pinjari abu-abu, karena iyamo di’e nahara’i tu’u to musu’na to Sallang.

Now is the time, we are more obedient to Islamic teachings. The white says white, the black says black. Don't be gray, because that is what the enemies of Islam expect.

Ingatlah, syariah Islam adalah standar perbuatan seorang Muslim, bukan toleransi dan moderasi. Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk taat, patuh dan menerima sepenuhnya syariah Islam.

Ingngarani, naiya disanga syarea’na Asallangan standar panggauangna to Sallang taia toleransi anna moderasi. Naiya atappang harusi di papa’dupa di lalang tokkona disanga ta’at atau tundu’ anna mattarima sepenuhnya disanga syarea’ Asallangan.

Remember, Islamic sharia is the standard of conduct for a Muslim, not tolerance and moderation. Faith must be manifested in the form of obedience, compliance and complete acceptance of Islamic sharia. []

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post