Pagi ini, seusai salat subuh, udara terasa segar dan begitu menyejukkan. Di perjalanan pulang dari masjid, terbersitlah dalam benakku sebuah memory yang telah tersimpan sejak 17 tahun yang silam. Apa itu? Satu pesan berharga dari ust. Ghazy (salah satu ustadz inspiratif di MAPK Solo, saat menyampaikan KBM di kelas) "Janganlah kalian menjadi air yang diam, tetapi jadilah air yang mengalir".

Pasalnya, air yang diam itu semakin lama semakin keruh dan menimbulkan banyak penyakit baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan sekitar. Sebaliknya air yang mengalir itu akan selalu terjaga kejernihannya dan bermanfaat bagi semua makhluk yang ada di sekitarnya. Barangkali, ini lah yang mendorong kami untuk terus melangkahkan kaki mencari ilmu dan menambah wawasan. Beberapa dari teman satu kelasku melangkah jauh ke negeri sebrang hingga ke negeri Mesir, Madinah, Pakistan, Belanda, dan Jerman.

Semakin jauh melangkah, semakin luas wawasan dan pengetahuan seseorang. Hal ini menjadikan seseorang lebih bijak dan dewasa dalam menyikapi berbagai persoalan. Selain itu, juga membantu ia agar tetap survive di jaman now yg penuh dengan tantangan ini.

Dalam konteks manajemen pendidikan, lembaga pendidikan tidak boleh stagnan dengan pemikiran "status quo" nya. Sekolah yang berhenti, tidak melakukan inovasi, lambat laun akan tenggelam seiring dengan semakin menjamurnya sekolah-sekolah lain yang mengusung beragam inovasi dan keunggulan.

Sebaliknya, sekolah yang selalu dinamis dan inovatif dalam menyikapi perubahan jaman maka akan tetap survive sekalipun berada di tengah-tengah ribuan kompetitor lainnya.

Untuk itu, mari kita terus bergerak dengan menambah wawasan pengetahuan, mengasah kompetensi, berkarya, berinovasi, dan terus peduli. Dengan demikian, insya Allah akan menjadi pribadi yang lebih bermanfaat dan tetap survive di segala situasi jaman.

Demikian pula, lembaga pendidikan akan tetap memiliki ruang di hati masyarakat tatkala dikemudikan oleh orang-orang hebat yang visioner, dinamis, dan inovatif.

Selamat berkarya.