Setelah mengikuti Workshop literasi, Semua peserta berangan-angan ingin menjadi seorang penulis profesional. Tidak terkecuali aku. Pada Pelatihan literasi tahap ke- 2 diselenggarakan di Kota Padang pada 12–15 September 2017.

Menjadi penulis, Apa aku bisa? Pertanyaan pesimis ini terbesit di otak ku. Wong…!!! Waktu sekolah dulu, pelajaran mengarang aku Cuma dapat nilai 5. Heheh…!!! maaf keceplosan, jadi membuka aib. Tapi kutepis pikiran ora beres yang menjatuhkan mentalku. Aku percaya akan keajaiban pikiran, para ahli mengatakan “Bila anda pikir anda bisa maka anda akan bisa…Tapi bila anda pikir anda tidak bisa, maka anda tidak akan bisa. Sehingga kubulatkan tekad dan kutanamkan kalimat-kalimat positif dalam alam bawah sadarku, dengan mengatakan “aku bisa menjadi penulis….!!!”

Namun, Banyak orang berkata. menjadi penulis itu karena bakat alami yang diturunkan dari orang tua. Oh…Iya…!!! Apa benar begitu? Beruntung sekali dong, bagi orang yang dilahirkan dari kalangan keluarga penulis. Bagaimana dengan aku? Ah…”Belgedes”..!! terserah orang berargumen apa, Walau aku terlahir dari orang tua yang tidak tamat sekolah dasar dan bukan dari keturunan penulis. Tapi aku tetap ingin menjadi penulis. Maka, aku tetap saja menulis. Mau dibaca orang atau pun tidak dibaca, seng penting aku menulis. Heheeh…!!!!(Sudah ora bakat tetap ngeyel)

Ada sebuah pepatah Cina yang membakar semangatku untuk menjadi penulis, “Pena yang paling lemah sekalipun tetap lebih kuat dibanding ingatan yang paling hebat” . Aku yakin, kita semua pasti sudah membuktikan pepatah itu.

Mungkin tulisan penaku sangat lemah dan kurang berarti. Mungkin kata demi kata yang kurangkai untuk menjadi sebuah kalimat tidak beraturan dan sistematis. Tapi, prinsipku: Akan kucatat ide yang menari liar di otaku dengan cara menulisnya segera, agar tidak kehilangan momentum dan peristiwa sehingga tidak terkubur dalam sejarah bersama jasad dan raga. Bisa!

Penulis Adalah Peserta WORKSHOP LITERASI Tahap 2 di Padang 12 – 15 September 2017