LADANG BESI DAN BURUNG BURUNG PATAH
Ladang Besi dan Burung-Burung Patah
Di ladang besi yang meranggas,
pohon-pohon kertas tumbuh liar,
menancap akar pada janji berkarat,
menghisap ilusi dari tanah gersang.
Burung-burung patah sayapnya,
terperangkap dalam sangkar transparan,
kicaunya redup, tercekik waktu,
sementara langit menjual birunya pada pasar malam.
Sungai-sungai gemuk oleh minyak,
mengalir malas di nadi kota,
menenggelamkan cermin yang dulu jernih,
hingga wajah-wajah kabur di pusarannya.
Api di tungku mimpi telah padam,
arangnya menjadi abu manifesto,
di tangan yang menggenggam bayang-bayang,
takdir menjadi permainan meja-meja panjang.
Dan kita,
batu-batu di ujung lidah,
diam di antara retak sejarah,
menunggu badai membawa arti.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah sudah update status hari ini
Apa makna puisi ini? Terima kasih
Kritik sosial tentang kerusakan lingkungan dan ketidakmampuan masyarakat bersuara lagi