Muh Muslih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PERGANTIAN KURIKULUM, YAKINKAN DULU GURUNYA!

PERGANTIAN KURIKULUM, YAKINKAN DULU GURUNYA!

Bingung saya! Lha, bagaimana tidak, Kurikulum 2013 yang sempat disetop alias dihentikan oleh Mendiknas waktu itu, Pak Anis Baswedan, dan sekarang sudah mengalami revisi ditahun 2017 harus benar-benar diterapkan tahun 2018.

Kurikulum 2013 Revisi 2017 memuat hal yang baru, yakni tambahan literasi. Ada tiga hal yang menjadi fokus capaian Kurikulum 2013 atau lebih dikenal dengan Kurtilas, yakni Karakter, Kompetensi dan Literasi.

Karakter yang diimikan dari anak-anak didik kita ada 18 meliputi, religius, jujur, toleransi, mandiri, tanggung jawab, menghargai prestasi, disipkin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, demokratis dll. Adapun kompetensi yang dicanangkan meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Nah, untuk literasi yang dibutuhkan untuk menerapkan ketrampilan yang dimiliki dalam kehidupan sehari hari meliputi: literasi dasar, Literasi sains, literasi informasi dan teknologi, dll.

Namun, bagi penulis yang masih awam perihal pengembangan kurikulum hanya satu hal yang menurut saya sangatlah penting. Apakah itu? Jawabannya adalah kepercayaan alias belief. Atau kalau saya pakai istilah agama keyakinan. Seseorang akan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan dan nilai yang dia miliki.

Seperti yang yakin pada Tuhan, maka ia akan bertindak daam kehidupan sehari-harinya dengan nilai nilai yang ia yakini . Seorang guru yang meyakini bagusnya suatu kurikulum tentu akan berdampak dalam pembelajarannya. Dan otomatis akan menghasilkan out put yang memuaskan pula.

Setiap guru memiliki memiliki kepercayaan dan nilai yang mungkin berbeda dalam menyikapi perubahan kurikulum. Maka ketika Kurtilas diluncurkan, maka garapan yang paling penting pertama kali adalah merubah mindset guru. Ini artinya merubah sistem kepercayaan mereka, Inilah yang agak sulit menurut saya.

Seperti peribahasa i I see and I believe; I believe and I see, maka dibutuhkan argumentasi yang rasional dan meyakinkan untuk mengubah paradigma lamanya.

Nah, berbicara pengalaman, ketika mengikuti workshop Kurtilas awal tahun 2013, ada materi yang namanya mengubah mindset, Namun materi penting ini menurut saya tidak tergarap secara maksimal. Nampaknya narasumber menganggap peserta telah sama pemahamannya dengan beliau, Karena bab pembuka kurang berhasil, maka bab berikutnya bisa ditebak. Peserta menganggap perubahan kurikulum tak bisa diyakini sebagai alat untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Dan yang terjadi pasti hanya rutinitas belaka, namun berganti sampulnya yakni Kurikulum 2013. Hehehe.

Nah,kalau sekarang ada Revisi Kurikulum 2013, namun tak disosialisasikan dengan mantap, maka apayang akan terjadi? Entahlah, itu hanya opini orang yang belum ikut diklat kurtilas revisi 2017, yaitu saya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post