Antara Pot Bunga dan Ring Cincin

By: Mulfha

Maraknya penomena bunga. Hampir semua kaum perempuan bahkan kaum bapakpun harus mendukung keinginan ibu negaranya masing-masing dalam menggandrungi hobi ini. Beberapa bunga yang dulu hanyalah tanaman biasa, tetapi kini, harganya wow.

Toko-toko bungapun bermunculan di sana-sini bak cendawan tumbuh. Pot dengan berbagai aneka model laku banget, bagaikan kacang goreng. Uang dengan mudah berpindah dari saku ke saku, lancar.

Teringat beberapa tahun yang lalu, kira-kira tahun 2015 atau 2016 an lah. Waktu itu, batu akik begitu mendunia, dimana-mana terdengar bunyi mesin pengasah batu. Orang-orang berburu batu terbaik. Batu kalipun bisa terjual mahal.

Tapi kini, musim batupun telah hilang. Bagaimana dengan nasib ringnya yang belum terjual? Tinggallah kini meratapi diri yang malang di dalam toples atau etalase yang telah usang dan berdebu.

Apakah nasib pot-pot itu akan bernasib sama dengan ring cincin yang dulu diburu di tengah pasar? Akankah setelah musim bunga ini pot-pot itu akan disusun berdempet-dempet di dalam gudang yang sunyi, sehingga mereka menjadi benda yang disia-siakan oleh majikannya?

Payakumbuh, 29 September 2020