Mulfarinon,S.Pd.I

Mengajar Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Payakumbuh sejak Tahun 2010, Bidang Studi yang diajarkan adalah Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan Fi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Revolusi Mental yang Kebablasan

Revolusi Mental yang Kebablasan

Revolusi Mental yang Kebablasan

By: Mulfha

#TantanganGurusiana Hari ke-179

Penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim, berarti berarti beragama Islam. Pastilah sangat marah jika seseorang yang beragama Islam disebut sebagai kafir, karena di dalam KTP nya jelas-jelas tertulis beragama Islam.

Agama Islam secara jelas telah memberikan tuntunan pada semua aspek kehidupan, baik di bidang sosial, budaya, ekonomi, hukum, dan lain sebagainya.

Agar kehidupan berjalan dengan baik, maka masyarakat harus mengikuti segala aturan yang telah dibuat pemerintah. Aturan-aturan itupun sebahagian besar juga mengacu kepada aturan yang telah digariskan dalam agama Islam.

Sebagai contoh, masyarakat dilarang berbuat maksiat dan hukumannya juga ada dalam perda, sebagaimana di dalam Al-Qur'an juga dijelaskan bahwa seorang muslim agar tidak mendekati perbuatan zina, hukuman bagi pelakupun sangatlah berat, dirajam dan Allah pun sangat murka dengan para pelaku Zina ini. 

Apakah perbuatan-perbuatan ini berhenti?

Jelas tidak, semakin dilarang, rasanya para pelaku-pelaku maksiat ini semakin meraja lela. Banyaknya praktik-praktik prostitusi berkedok panti pijat, prostitusi online menunjukkan semakin maraknya prilaku yang tidak baik ini dilakukan masyarakat, apalagi dikalangan artis. Bahkan yang lebih disayangkan lagi, generasi muda terpelajarpun juga ikut ambil bagian dalam perbuatan amoral tersebut.

Trus, masalahnya dari mana?

Jelas saja, program pemerintah dengan Revolusi Mentalnya telah gagal dalam mewujudkan program ini. Tetapi, kegagalan inipun juga disebabkan oleh sikap dan prilaku masyarakat yang tidak bisa diatur, jauh dari agama dan bisa jadi lemahnya pengawasan. Peran serta pihak-pihak yang berkompeten juga ikut andil bagian, seolah-olah tidak menjalankan fungsinya dengan semestinya.

Orang tua merasa kerepotan mengawasi anak-anaknya, seorang mamak tidak mampu menjadi tokoh yang diharapkan mampu membimbing kemenakannya, dan banyak lagi faktor-faktor yang membuat moral anak-anak seolah-olah tak terkendali.

Bagaimana dengan guru?

Guru yang merupakan ujung tombak dalam menciptakan generasi yang berkualitas dan berkarakter, seolah-olah tidak mampu dengan sepenuhnya mewujudkan program pemerintah dalam perbaikan moral generasi bangsa. Hal ini tentu saja disebabkan keterbatasannya dalam mengawasi anak-anak didiknya jika mereka telah keluar dari lingkungan sekolah. Kedua orang tua merekalah yang berperan penting dalam pengawasan anak-anaknya.

Bagaimana jalan keluarnya?

Untuk mewujudkan program ini, perlu kiranya semua elemen terkait agar duduk semeja. Aturan tegas harus benar-benar diterapkan bagi para pelaku asusila dan pelanggar aturan.

Sebagai contoh yang diterapkan oleh Pemda Propinsi DI Aceh, kenapa mereka bisa? Karena semua elemen berfungsi dengan baik untuk mendukung tegaknya aturan, jangan coba-coba berbuat mesum di sana. 

Payakumbuh, 09 Agustus 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah... Artikel opini Pak Mul bener=benar mantap dan keren, pak. Lanjutkan...

10 Aug
Balas

Keren sekali tulisan Uda...patutnya kita waspadai hal-hal yang dapat merusak mental

09 Aug
Balas

Mantap pak Mul, fasilitas untuk maksiat itu banyak di mana-mana. Peran orang tua lah yang sangat menentukan. Tanamkan dari dini jiwa keagamaan ke anak-anak kita.

09 Aug
Balas



search

New Post