Mengapa Harus Ada Perpisahan?
Manusia hidup ke dunia karena adanya orang lain yaitu yang telah menjadi kedua orangtua kita. Mengapa mereka menjadi orangtua kita? Karena mereka saling cinta bahkan dijodohkan lalu dinikahkan oleh kakek dan nenek kita, begitu juga seterusnya.
Lalu saat kita lahir membutuhkan bantuan bidan/dokter bahkan perawat. Dalam prosesnya juga ada peran ayah dan keluarga/tetangga yang membantu saat akan menuju tempat persalinan. Begitu juga dalam aktivitas lainnya selalu membutuhkan orang lain, setiap manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain.
Lalu dalam proses hidup kita, pastinya sangat membutuhkan orang lain. Saat berinteraksi dengan orang lain harus tahu bagaimana menjalin hubungan baik. Menghargai satu sama lain, saling mengerti, memahami, menjaga sikap dan prilaku serta ucapan. Jangan sampai menyakit hati oranglain. Berupaya membantu dan berbuat baik semampu kita.
Jika kita sudah berusaha menjadi orang baik. Ternyata semua itu tidaklah cukup. Ada pula orang yang memanfaatkan kebaikan kita untuk kepentingan mereka, itu menjadi wajar. Mengapa demikian? Setiap orang itu tidak ada yang dapat memaksakan kehendaknya supaya bagaimana orang menuruti kemauan kita.
Setiap orang itu memiliki hati nuraninya sendiri yang menjadi panglima hidupnya. Jika jalan hidup yang dipilih baik maka akan baik, akan tetapi jika pilihannya buruk itulah jalan hidupnya.
Pada saat itu perpisahan bisa menjadi solusi. Bisa juga orang-orang disekitar kita yang telah mengkhianati kepercayaan kita harus ditinggalkan supaya mereka bisa hidup lebih baik . Selain itu adapula perpisahan karena ketentuan Ilahi seperti wafat atau perpisahan yang telah diikhtiarkan maksimal seperti perceraian.
Suka tidak suka perpisahan iitu menyakitkan akan tetapi harus tetap dihadapi. Setiap perpisahan itu jangan pernah disesali. Andaikan mau disesali mengapa sebelumnya harus ada perpisahan. Hidup itu proses dan tidak ada keabadian terkait hubungan antarpersonal. Hidup itu andaikan ada perpisahan jalani saja, nikmati, dan hayati. Anggaplah itu ketentuan Sang Pencipta.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar