Mulya

Guru Geografi di MAN 2 Tangerang, Banten sejak tahun 2011 s.d sekarang. Aktivitas utama mendidik, selebihnya berkebun, menulis, berorganisasi, fotografi, dan me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tragedi Kanjuruhan, Duka Sepakbola Indonesia
Detik.com

Tragedi Kanjuruhan, Duka Sepakbola Indonesia

Indonesia merupakan negara terbesar ke-4 di dunia perihal jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Indonesia memiliki penduduk yang besar tentunya memiliki dampak positif maupun negatif. Kesemua itu dipengaruhi situasi dan kondisi. Begitu juga perihal dengan dunia olahraga.

Sebagai negara berpenduduk besar, potensi olahraga sejatinya dapat dioptimalkan. Akan tetapi prestasi olahraga ternyata tidak sejalan dengan jumlah penduduk yang besar tersebut. Indikatornya yaitu Raihan prestasi di kawasan Asia Tenggara dan Asia. Jika level dunia Indonesia masih terus berbenah dengan ragam upaya yang dilakukan Kementerian Olahraga untuk semua cabang olahraga termasuk sepak bola.

Jumlah penduduk Indonesia yang besar, tentunya memiliki penggemar olahraga si kulit bundar yang besar pula. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat. Kompetisi banyak dipertandingkan mulai dari antarkampung, kabupaten/kota, provinsi, bahkan nasional selalu dibanjiri penonton. Bahkan pemerintah Indonesia melalui kementerian olahraga dibawah naungan PSSI melalui Liga 1 mengadakan kompetisi skala nasional. Setiap melakukan pertandingan selalu dihadiri fans fanatik setia klub terlebih jika pertandingan tersebut derby. Pertandingan yang secara sejarah sudah menunjukkan rivalitasnya.

Pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022 tepatnya pukul 20.00 malam dilaksanakan pertandingan derby antara Klub Sepakbola Arema Malang melawan Persebaya Surabaya. Arema berposisi sebagai tuan rumah. Kedudukan saat itu dalam waktu normal 90 menit kemudian perpanjangan waktu selama 7 menit sampai Pluit akhir ditiup dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 3-2.

Setelah pertandingan selesai, sejatinya para penonton pulang dengan tertib meninggalkan stadion Kanjuruhan, lokasi stadiun pertandingan tersebut. Ternyata apa yang terjadi, ada kemarahan para fans Arema Malang atas kekalahan tim kesayangannya.

Ada oknum-oknum suporter yang melakukan pelemparan air mineral, pembakaran di stadiun, dan berupaya masuk ke lapangan untuk menghampiri para pemain dari kedua belah pihak. Pihak keamanan berupaya mengevakuasi para pemain. Jumlahnya para suporter diperkirakan sekitar 3000 orang dan pada akhirnya kondisinya tidak terkendali karena keterbatasan pihak keamanan.

Kondisi kemudian chaos dan tidak lagi terkendali. Pihak kepolisian kemudian menembakan gas air mata ke arah tribun penonton yang bertujuan membubarkan para suporter. Ternyata kondisi itu membuat para penonton panik saat itu total penonton lebih dari 40.000. Saat akan keluar pintu tribun, para suporter berdesakan ingi keluar stadiun. Saat itu banyak para penonton berjatuhan dan terinjak-injak, kemudian kehabisan udara. Pada kondisi tertersebut korban jiwa tidak bisa dihindari dari para penonton bahwa petugas kepolisian.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Malang Jawa Timur pada hari Minggu, 2/10/2022 korban jiwa mencapai 125 dan masih berpotensi bertambah. Sebagian besar korban meninggal karena terinjak-injak saat berusaha keluar stadion. Jumlah korban tersebut memposisikan Indonesia sebagai urutan kedua korban jiwa suporter sepakbola di dunia setelah peristiwa di Estadio Nacional, Lima Peru pada tanggal 24 Mei 1964 dengan jumlah korban 328 Orang.

Korban jiwa tersebut sungguh sebuah tragedi dunia sepakbola di Indonesia. Sehingga harus diusut sampai tuntas sehingga ada yang bertanggungjawab dan tidak akan terjadinya di masa yang akan datang.

Pastinya Perserikatan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak akan tinggal diam dengan peristiwa tersebut, harus ada sanksi yang tegas sebagai efek jera. Begitu juga Federation international Football Asosiation (FIFA) pastinya akan memberikan sanksi untuk PSSI atau bahkan negara Indonesia sehingga agenda sepakbola Indonesia kedepan bisa terganggu.

Sungguh nyawa manusia itu teramat mahal dan tidak sebanding dengan sebuah pertandingan sepakbola. Tapi itulah fakta yang sungguh ironis dan menyayat hatinya. Semoga hal tersebut menjadi pembelajaran mahal untuk semua pihak terkait supaya tidak kembali terjadi. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Innalillahi wainna ilaihi raji'un, semoga tidak lagi terjadi seperti ini,.terimakasih atas tulisan informatif, Salam Literasi

04 Oct
Balas



search

New Post