Mulya

Guru Geografi di MAN 2 Tangerang, Banten sejak tahun 2011 s.d sekarang. Aktivitas utama mendidik, selebihnya berkebun, menulis, berorganisasi, fotografi, dan me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Waspada Sesar Cimandiri, Jawa Barat

Waspada Sesar Cimandiri, Jawa Barat

Indonesia secara geologi berada di daerah pertemuan lempeng yaitu lempeng Indo-Australia (barat) dan Pasifik (timur) yang menghujam ke lempeng Eurasia (daratan Indonesia). Wilayah pertemuan lempeng tersebut merupakan zona subduksi yang potensil terjadinya gempa bumi vulkanik (merupakan lokasi deretan gunung api) dan gempa bumi tektonik (gempa bumi akibat patahan lempeng). Pada daerah pertemuan lempeng tersebut menciptakan bentukan alam yaitu busur luar (dasar laut) dan busur dalam (di daratan berupa deretan pegunungan api aktif dengan bentukan muka bumi bergunung-gunung). Pada wilayah tersebut selain tabrakan lempeng memantik patahan juga pergerakan jenis lempeng berupa sesar.

Apa itu  gerakan lempeng sesar? Gerakan ini merupakan gerak lempeng tektonik yang saling bergesekan dengan arah yang saling berlawanan. Sesar diklasifikasikan menjadi 3 jenis berdasarkan arah pergerakan batuan terhadap bidang sesar dan Gaya yang menjadi penyebab sesar yaitu  normal faults, reverse fault, dan strike-slip faults.

Normal faults  terjadi akibat adanya Gaya tekan maksimum pada arah vertikal (σ1) sehingga menyebabkan salah satu bidang batuan bergerak ke bawah mengikuti bidang sesar. Sedangkan reverse faults, Gaya maksimum (σ1)  yang bekerja pada batuan berarah horizontal. Batuan yang ditekan oleh Gaya tersebut menyebabkan salah satu bagian batuan bergerak ke atas. Reverse Faults biasanya terjadi pada area dimana dua lempeng tektonik bertabrakan. Selain bergerak ke arah vertikal (atas/bawah), bidang batuan juga dapat bergerak dengan arah horizontal akibat Gaya yang bekerja pada batuan tersebut (Strike-slip Faults). Hal tersebut terjadi akibat Gaya maksimum (σ1) dan Gaya minimum (σ3) memiliki arah horizontal. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis penjelasan resmi perihal gempa berkekuatan M 5,6 yang berpusat di perbatasan antara Cianjur dan Sukabumi terasa hingga di Jakarta, Senin (21/11/2022) siang. Menurut BMKG, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,86° LS ; 107,01° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat, pada kedalaman 11 km.

Gempa bumi tersebut merupakan gempa daratan yang disebabkan pergerakan Sesar Cimandiri. Sesar Cimandiri ini merupakan patahan geser aktif yang terletak mulai dari muara Sungai Ciamndiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi dan mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang. Patahan ini juga mengalami pertemuan dengan dua sesar lainnya seperti Sesar Lembang di wilayah Padalarang dan Sesar Baribis di Subang.

Sesar Cimandiri memang aktif bergerak dengan kecepatan 4-6 mm per tahun dengan bentuk patahan ke kiri. Pergeseran sesar yang bergerak ke arah samping ini untungnya tidak akan menimbulkan bencana tsunami dalam skala yang besar jika pusat gempanya di dasar laut. Sebab, pemicu tsunami adalah pergerakan sesar naik dan itu pusat gempanya harus di dasar laut, dengan skala Richter di atas 6, wilayah gempanya luas, dan pusat gempa dangkal. Hal tersebut mengindikasi bahaya risiko bencana gempa bumi sepanjang jalur patahan Cimandiri ini. 

Bahkan ada potensi gempa bumi besar yang akan mengguncang cekungan Bandung apabila terjadi pergerakan besar di Sesar Cimandiri dan Sesar Lembang.Wilayah Jawa Barat di Selatan menyimpan potensi gempa bumi megathrust. Masih beruntung gempa Cianjur yang baru saja mengguncang sebagian wilayah Jawa Barat ini tidak terkait ancaman gempa besar megathrust. Gempa ini hanya berpotensi merusak wilayah Cianjur dan sekitarnya. Karena gempa ini dangkal, berpotensi merusak infrastruktur, rumah, atau pemukiman, di sekitar pusat gempa. 

Waspadai selalu terhadap potensi bencana gempa bumi terutama di daerah rawan gempa di lndonesia. Sejatinya kewaspadaan bukan hanya untuk warga disekitar lokasi juga bagi semua warga yang secara sengaja atau kebetulan berada pada wilayah itu saat gempa terjadi. Bencana gempa bumi ini tidak terjadi secara sendiri bisa diikuti oleh bencana lainnya seperti longsor bahkan tsunami. Terlebih bangunan yang berada di daerah rawan bencana belum tahan bencana gempa. Semoga semua pihak terkait siap sedia dan bahu membahu untuk menghadapi bencana alam gempa dengan bersatu padu menghadapinya dengan bersinergi untuk mengatasi bencana. Waspadalah terhadap potensi bencana gempa!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

22 Nov
Balas

Terimakasih pak Dede Saroni, M.Pd atas apresiasi dan kunjungan. Sehat, bahagia, dan sukses selalu buat Pak Dede Saroni, M.Pd

22 Nov



search

New Post