Bagaimana rasanya jika ditonjok??? Wadoooww... pasti sakitnya minta ampun... meringis menahan dasyatnya rasa sakit. Mulut nyengir, mata mengernyit. Mungkin juga menangis meraung-raung. Sampai-sampai dikerubuti semut hitam... eh orang sekampung.

Sudah pernahkah kena tonjok??? Jangan sampai. Jangan sampai tidak jadi. Lho kok??? Iya, begitulah kira-kira. Kenapa?? Mau tau aja, atau mau tau banget?? Semua dikembalikan kepada anda. Karena semua tidak seperti yang dibayangkan. Benarkah? Bisa benar bisa salah.

Dua kali sore datang orang ke rumah. Mengantar makanan. Alhamdulillah. Karena saat itu juga pulang kesorean. Sambal yang dimasak pagi sudah tidak cukup menggoda selera. Tau-tau ada rezeki tak dinyana. Memang ya, rezeki itu datangnya dari mana saja. Dan tidak ada doa penolak rezeki..

Lho.... ini kemana sih ceritanya... tenang saja. Kita kembali ke makanan yang diantar ke rumah. Semua cukup. Sore pertama ada semangkuk nasi pulen, goreng ayam bagian paha, kering tempe pedas manis, dan mi goreng. Tak cukup itu, ada kue plus juadah. Sore kedua, tak jauh beda dari sore pertama, cuma paha ayam goreng diganti daging kecap plus kering kentang. Kue dan juadah masih tetap setia.

Lalu apa hubungannya dengan judul kena tonjok??? Nah itulah dia. Kena tonjok disini bukan berarti tinju yang dilayangkan ke wajah, pipi, sampai biru lebam. Tonjoknya begitu nikmat. Apalagi pas perut lapar. Yummmyyy.... terasa lezat.

Tapi......tidak cukup sampai disana saja. Jika kena tonjok, silahkan siap-siap? Untuk apa? Menghadiri kondangan alias pesta dari orang yang menghantarkan makanan ke rumah kita. Karena tonjok yang ini adalah bentuk penghormatan dari orang yang akan punya hajat. Kata lainnya undangan yang harus dihadiri. Selamat menikmati tonjokan.... wadooow... sakit mak... kantongnya...hahay.

Edisi banyak jagongan....

Padang Tarik, 07 Maret 2019.