Mulyati Bustamir

Bertugas di SDN Lebak Bulus 04, Cilandak, Jakarta Selatan. Hamba Allah yang masih sering khilaf. Lahir di Kerinci, merantau ke Jakarta untuk kuliah ...

Selengkapnya
Navigasi Web

2.1a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1

2.1.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Mulyati, S. Pd

CGP Angkatan 7-DKI Jakarta

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru dengan berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran yang berusaha mengakomodir kebutuhan semua murid. Keberagaman murid yang ada di kelas dilihat dari banyak hal sehingga seorang guru tidak bisa memberikan pelayanan pembelajaran yang seragam.

Keberagaman bisa dilihat dari latar belakang keluarga, kesiapan belajar, minat belajar, profil belajar, gaya belajar dan lain-lain membuat setiap murid mempunyai keunikan tersendiri. Untuk itu guru harus memperhatikan kebutuhan belajar masing-masing murid.

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut.

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53).

Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran

2. Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil murid.

3. Menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif

4. Melakukan penilaian yang berkelanjutan

5. Melakukan diferensiasi konten, proses dan produk

Seorang guru seharusnya membuat rencana pembelajaran dan kegiatan belajar berdifernsiasi, yang meliputi:

1. Diferensiasi konten

Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.

2. Diferensiasi proses

Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami konten, esuai dengan gaya belajar, profil belajar serta bakat dan minat masing-masing murid.

3. Diferensiasi produk

Merujuk pada strategi membedakan produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari sesuai dengan gaya belajar, bakat dan minat masing-masing murid.

Melalui pembelajaran yang berdiferensiasi, memungkinkan kebutuhan belajar murid terpenuhi sehingga murid merasa terpanggil untuk belajar, nyaman dan potensi dan kinerjanya bisa dimaksimalkan.

Kaitan antar materi dengan modul sebelumnya yaitu

Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai minat, bakat dan potensi anak. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pelayanan pembelajaran kepada anak dengan terlebih dahulu memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid. Melalui Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan merdeka belajar.

Apabila guru penggerak telah memiliki nilai guru penggerak, yang meliputi : mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid dan menerapkan peran guru penggerak yang meliputi menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid. .Maka pembelajaran berdiferensiasi dalam rangka mewujudkan merdeka belajar dapat dilaksanakan.

Guru penggerak pasti memiliki visi dalam rangka mewujudkan merdeka belajar, Visi guru penggerak tersebut bisa tercapai dengan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada anak yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi serta menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Dalam rangka mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi guru penggerak harus mampu berkolaborasi dengan semua pihak terkait dan menemukenali kekuatan yang dimiliki oleh sekolah sehingga terwujudnya visi dan mendukung perkembangan murid berdasarkan pemetaan kebutuhan murid.

Budaya positif adalah implementasi nilai-nilai atau keyakinan universal yang berpihak kepada peserta didik agar mereka bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab, yang diterapkan di sekolah. Lingkungan belajar yang mendukung bagi pembelajaran berdiferensiasi lebih mudah dibangun dengan menerapkan budaya positif.

Terima kasih

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post