Mumtihanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rona Kisah Klasik (19)

#Part 19

Misteri yang Terbongkar

Aku berdiri di depan cermin, merapikan pakaian dan memakai hijab. Belum begitu rapi, ujung bagian bawahnya masih tidak seimbang, sepertinya harus beli yang instan, lebih praktis. Aku segera menuju ruang tamu, langkahku terhenti saat kulihat siapa yang datang. Sesaat aku terdiam memandangnya.

“Windy, Aku mau bicara!” Mama Zein terlihat duduk di kursi dengan wajah sedih.

Kulanjutkan langkahku dan duduk tepat di hadapannya. “Ada apa, Bu?”

“Aku mau bercerita, bolehkan?”

Aku menghela nafas dan berusaha tersenyum. “Silahkan!”

Mama Zein mulai bercerita tentang anak semata wayangnya yang mengalami tekanan saat kedua orang tuanya masih bersama. Karakter Papanya yang keras dan temperamen membentuk kepribadian Zein yang sedikit berbeda dari anak lainnya, kurang bergaul dan berujung pada sikapnya yang aneh dan misterius.

“Waktu dia mengenalmu, aku mulai melihat aura kebahagiaan di hidupnya.” Mama Zein memandangku dalam.

Mendengar cerita Mama Zein, aku merasa iba. Meskipun Papa telah tiada, tapi aku sedikit lebih beruntung daripada Zein.

“Di kamarnya, ada beberapa fotomu yang dipajang. Sepertinya dia terobsesi padamu, Windy!”

Aku kaget dan tak menyangka, mulutku sedikit terbuka dan mataku terbelalak. “Benarkah, Bu? Zein sering memotretku?”

“Iya, aku membiarkannya karena melihatnya bahagia adalah tujuan hidupku. Saat tak sengaja bertemu di kafe, aku sengaja memotretmu, demi membuatnya tersenyum.”

“Jadi Ibu telah mengenalku sebelumnya?”

“Iya, dari foto-foto Zein.” Mama Zein memperbaiki duduknya kemudian melanjutkan ceritanya.

“Suatu saat Zein pulang dalam keadaan memar, aku memaksanya untuk menceritakan kejadian sebenarnya. Aku kecewa dan marah saat mengetahui kamu menyakiti hati dan raga anakku.”

Mama Zein terdiam, seperti berat untuk mengatakan kalimat selanjutnya. “Aku seperti kehilangan akal sehat, yang ada di pikiranku bagaimana cara membalaskan rasa sakit hati anakku. Aku mengunjungi sepasang suami istri di sebuah dusun untuk mencelakaimu.”

Aku terhenyak dan memicingkan mata. “Maksud Ibu di Dusun Bambu?”

“Iya, bagaimana kamu bisa tahu?”

Aku memalingkan wajahku, menahan gemuruh di dadaku. “Aku melihat Ibu di sana, jadi mereka yang melakukan semua ini?”

“Mereka menolak saat aku memperlihatkan fotomu, jadi aku pergi ke tempat lain.”

Mungkin mereka menolak karena telah mengenalku sebelumnya, pikirku.

“Saat aku mendengar kabar sakitmu, ada rasa bersalah yang cuku menyiksaku. Apalagi saat Zein tahu aku menyakitimu, dia sangat marah padaku dan pergi dari rumah.”

Sesungguhnya aku sangat marah, tapi terngiang ucapan Ustaz Dani untuk selalu memaafkan dan tak boleh menyimpan dendam.

“Jadi Zein kemana sekarang?”

“Entahlah, dia hanya mengatakan akan pulang jika kamu memaafkanku. Jadi tolong maafkan aku, Windy!” Mata perempuan itu berkaca-kaca.

Aku terdiam berusaha menguasai diriku sembari berzikir dalam hati.

“Aku juga baru tahu, ternyata yang Zein pukul itu adalah karyawan yang aku tugaskan untuk mencari informasi tentang kepribadianmu.”

Kalimat Mama Zein seolah guntur menggelegar, menghentakkan hatiku. “Maksud Ibu Kak Edi?” giliran mataku yang berkaca-kaca.

“Iya, Edi salah satu bawahanku di perusahaan.”

“Aku jadi mengerti sekarang, “ ucapku menahan sesak di dadaku.

“Jadi kamu mau memaafkanku, kan?” Mama Zein kembali bertanya.

Aku tak ingin berlama-lama di sini, tubuhku butuh pelukan Mama agar aku bisa menumpahkan rasa kecewa yang kurasakan. Kalimat tentang Kak Edi itu lebih menyakitkan daripada pengakuannya mencelakaiku.

“Aku memaafkan Ibu, pulanglah, Bu!” Suaraku bergetar, bukan karena tak ikhlas. Pikiranku kacau, kekecewaanku memenuhi hatiku.

“Terima kasih, Windy!” Perempuan itu tersenyum dan beranjak pergi.

Aku berteriak memanggil Mama. "Mama!"

“Kamu kenapa lagi, Nak?”

“Tidak apa-apa, Ma, aku hanya ingin memelukmu."

(Bersambung) part selanjutnya sabar menunggu, ya.😊🙏

Nama, tempat dan peristiwa adalah fiksi, jika terjadi kesamaan tidak ada unsur kesengajaan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post