#TagurKe-29#

Tepat di Khatulistiwa

Kemarin tanggal 21 September turun hujan membawa berkah sekaligus petaka bagi sebagian penghuni bumi. Sekarang tanggal 22 September, merupakan saat dimana matahari tepat berada di garis khatulistiwa atau dilintang nol derajat. Peristiwa ini dikenal dengan equinok. Equinok dalam setahun terjadi dua kali yaitu dibulan maret dan september.

Akhir-akhir ini musim tidak bisa diprediksi, tahun 2019 hujan mulai turun pada bulan desember, untuk tahun 2020 hujan turun di bulan september. Secara teori yang telah dipelajari dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi, di Indonesia berlaku dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dimana Musim kemarau dimulai dari bulan april sampai september dan musim penghujan dimulai dari bulan oktober hingga maret, begitu setiap tahunnya.

Kebaradaan musim yang tidak lagi menentu merupakan salah satu akibat dari terjadinya pemanasan global. Hal tersebut terjadi karena semakin banyaknya penggunaan bahan bakar fosil. Gas carbon dioksida, metana, dan clorofluorocarbon serta gas lainnya, telah banyak dihasilkan penghuni bumi, tanpa disadari telah menyebabkan rusaknya lapisan ozon yang berimplikasi terjadinya pemanasan global.

Disisi lain banyak lahan hutan penghasil oksigen yang dapat memperbaiki lapisan ozon, beralih fungsi menjadi lahan untuk peruntukan pemukiman, kawasan industri, dan peruntukkan lainnya. Dengan terus menghilangnya hutan maka hilang juga kemampuan bumi untuk menahan dan mencegah terjadinya erosi dan banjir. Karena hutanlah kunci kehidupan sebagai pengendali iklim, pencegah erosi, pencegah banjir, fungsi ekologis, dan estetis serta strategis.