Sang Pendusta

Karya : Munamilatul Khanifah

Pagi secerah ini aku merasa berbohong. Membohongi diri sendiri serta orang lain. Lain dilihat lain pula yang dinikmati. Lain dimata lain didalam hati ini. Tak sanggup juga menngeluarkan butiran butiran air mata. Atas sebuah kebohongan ,akupun meminta maaf sedalam -dalamnya.Entah sedalam apa?. Aku kurang memahami pemikiran orang tentang cara memaafkan. Mengangguk saja sudah cukup atau lebih dari itu. Astaghfirullah....

Sang pendusta tersenyum didepan suaminya.Tapi itu bohong!. Dibenak dan hatinya ada yang lain. Sebelumnya hal serupapun terjadi. Ketika sebuah rasa kasih sayang yang tulus diberi. Rasa itu datangnya dari ibu dan ayahku. Pura-pura patuh, pura pura sayang pada beliau. Astaghfirullah...Mengapa...Oh mengapa?. Tanda tanya itu memagari aku untuk keluar dari alam sadarku.

Bukan sebuah panggung sandiwara.Dunia ini menjanjikan, memberi jaminan. Tetapi sekaligus membuat penyesalan,kecewa . Apabila kita tidak mampu memilah dan memilih. Mana yang benar dan yang salah. Dibangku sekolah tempat kita belajar, terkadang lamunanpun muncul. Hingga tersadar dan beristighfar kembali. Apa yang kita cari. Tentunya bekal untuk mati. Jangan berkata ngeri dan yang lainnya lagi. Taubat disetiap waktu. Mampu mencintai Allah SWT. Dengan keimanan, serta ihlas menjalani hidup.

Rasulullah menjadi suri tauladan umat manusia. Sang pendustapun sadar, bahwa segalanya harus dengan Bismillah...Faktor lupa dan tergesa-gesa, lepas kontrol mengendalikan hidup. Alhamdulillah...Selulu disertakan. Rasa syukur kita akan nikmat yang banyak kita rasaka. Hingga nikmat mana lagi yang akan kamu dustakan. SUBHANALLAH.....

#. Menulis ditanggal merah penuh barakah

# . Isra mi' raj nabi Muhammad SAW. 1444 H

#. Gurusiana ..Salam literasi