Munifah

“Najwa Zebian” Educate me, not by making me memorize facts but by teaching me how to read between the lines, how to critically think, how to deeply...

Selengkapnya
Navigasi Web

Gandrung 1- Tulisan lama

GANDRUNG

Layaknya lampu neon kualitas terbaik

Perasaan saya menyinar terang, menyeruak kemana-mana

Terang sekali,

Turut menjangkit bahkan galau jaman sekarang itu

Senyum menyungging,

Aduhai, Manis sekali...

Duh gusti

Gegap gempita, bahagia bukan main

Atas ungkapan cintanya pada saya,

Atau hanya sekedar senyum manisnya saja

Atau sekedar kerlingan matanya, yang sebenarnya kelilipan

Saya pun anggapnya godaan, aih-aih...

Indahnya...

Lalu

Lama-lama , lebih lama lagi...

Sembab, Saya menghadapMu

jatuh tersungkur

Pilu memakui merah jambu hati saya

Pilu, saya mengadu

Berhari-hari bahkan berbilangan tahun

Saya masih menangisinya...

Yang memilih orang lain

Yang mengabaikan saya

Yang meninggalkan saya

Duh Gandrung..., gandrung...

Saya malu,

Akan perasaan cinta saya padanya yang menggebu-gebu

Padahal

Rasa cinta saya padaMu justru seperti nyala sentir

Sebentar nyala benderang, lalu mak pet

Seketika peteng dedet, gelap gulita

Duh Gusti...

Saya lupa, atau malah melupa

Pada nikmat kenyang selama ini

Pada setiap helaan nafas,

Pada rasa kantuk yang membuat saya lelap, melepas lelah

Pada segala nikmat dari Mu

pada CintaMu,

Saya bangga pada perasaan cinta saya, tapi melupa pada perasaan CintaMu

Menggandrungi makhlukMu

namun justru mengabaikanMu

Duhai, Tangis itu...

Atas bentuk kegandrungan yang keliru

seperti peluh, seperti keringat

Hasil gojlogan dariMu

Agar saya semakin kuat

semakin bersyukur

dan kembali kepada Gandrung yang benar

Duh Pangeran Kulo, ngapunten Gusti...

Jangan biarkan saya menyia-nyiakan titipan cinta dariMu

Jangan Kau biarkan gandrung itu sirna tanpa makna

Terinspirasi dari diskusi kami, Nizar, Mas Helmy dan Saya, tentang puisi-puisi Gus Mus (Mustofa Bisri) dalam bukunya Gandrung. Juga, terinspirasi dari sahabat-sahabat saya, pengalaman pribadi, pengalaman kita, rasa cinta yang pernah kita miliki, atau malah kini sedang menggerogoti hati. Jika itu benar cinta, pasti lah takkan menyakiti, pastilah akan menjaga, hanya perlu bersabar, hanya perlu menanti “sebentar” hingga pada saat yang tepat, gandrung itu diridhoiNya, bukan dilarang malah justru diperintahkanNya.

Siapapun, yang tengah gandrung pada seseorang, jangan sampai kita salah paham mengartikannya. Perasaan itu datang dariNya, dan kembali lagi padaNya, jika suatu waktu Ia mengambil rasa itu maka betapa pun sulitnya, meski diikhlaskan. Menggandrunginya berarti mendoakan yang terbaik untuknya, menjaganya, mengirimi Fatehah ketika merindunya, bukan mengikatnya untuk diri sendiri, untuk ego atau sekedar nafsu.

Menggandrunginya berarti juga semakin MenggandrungiNya pula, semakin ingat padaNya, dan semakin dekat padaNya, memohon, berdoa, tanpa melalaikan usaha dan kerja keras kita secara nyata di dunia.

Mari belajar memaknai Gandrung, ^_^

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post