Di ujung telpon, seorang perempuan bertanya: "Pak, benarkah menikah itu bahagia?". Saya kelabakan yang mau menjawab. Bagaimana tidak? hingga saat ini, saya mengerti dengan pendapat, selamat menikahagi, ingin dipertanyakan sebaliknya, perlu dipertanyakan komitmen awal, saat kita setuju memilih menikah dengan siapa pun.

Keputusan Saya. Tidak menjawab pertanyaan. Saya menantang ngurik-ngurik sesuatu dibalik pertanyaan perempuan ini. "Kok bertanya begitu?" Ia menjelaskan masalah keuangan, Sebagian besar hubungan Ayah dan Ibunya. Panjang kali lebar ia deskripsi. Kalau dipersingkat, hubungan Ayah dan Ibunya sering dinuansai pertengkaran. Ya Tuhan.

Siang perempuan ini menelpon Saya, malamnya saya nonton film Dear Zindagi. Film ini menarik menurut Saya. Menceritakan seorang wanita (Kaira / Alia Bhatt), yang cerdas, enerjik, berkali-kali pacaran, dan suka memutus pacarnya duluan. Cerita singkat, Kaira bertemu dengan Jug (Shakhruh Khan) saat menjadi pembicara dalam satu acara. Saat itu, Kaira berada di puncak depresi, ia tertarik dengan penjelasan Jug tentang kejiwaan.

Kendi psikoanalitis. Berkali-kali Kaira terngiang-ngiang kalimat Jug. Akhirnya, Kaira akhirnya bertemu Jug. Otomatis ia menjadi kliennya. Ia menceritakan semua hal yang terjadi pada dirinya. Jug luar biasa telaten mendengarkan keluh kesah Kaira. Setelah dirasa cukup, Kaira berhenti bicara. Kendi memberikan gambaran tentang Kaira, semacam pemantik agar ia menemukan kesimpulan tentang masalah yang terjadi. Dan sampailah Kaira pada ingatan saat masih menunggu 4 tahun, ada kejadian yang buktikan tentang dirimu dan kehidupannya. Ia berkesimpulan "ia tak dihargai" dan "kehidupan harus ditaklukkan atau dihindari sebisa mungkin".

Jug sebagai terapis yang juga pernah mengahadapi banyak permasalah hidup, mengarahkan Kaira agar menyapa kehidupan, ke semua orang, ke lautan, pohon-pohon, dan semua yang ada di alam semesta. “Sapalah dengan kasih, peluklah semuanya Kaira”, ucapa Jug. Selamat mencoba. Kendi diam, berikan keleluasaan. Selanjutnya .... nonton ya ... xixixi

Barangkali, film ini perlu ditonton. Bagi yang punya masalah dengan dirinya, juga dengan orang lain. Dan juga penting bagi orang tua, khususnya sisi parenting dalam film ini. Akhirnya, Saya mencoba mengambil salah satu pesan dalam pelem ini; "Kepada dirimu, cintailah cinta, karena ukuran cinta kita untuk orang lain, dan tentu saja dalam kehidupan ini".

Sekian terima kasih. Dan terima GAJI.