Selama PJJ lalu, pernah nulis buku dengan judul 'Lingkaran Utang'. Ini dari pengalaman dizholimi oleh si Sakauni sang penghutang pekel plus sok ngaya di medsos, buntutnya aku diblokir dari segala penjuru 😂

Ada juga kisah diutangin oleh sesembak, bertahun-tahun hingga kini. Datang dengan wajah penuh kesah, aku pun yang sok kaya banyak uang dengan rasa welas asih bersedia merelakan isi dompet penyambung hidup bersama keluarga. Tapi apa balasnya?

Janji dari gaji satu ke gaji selanjutnya, dari BOP/BOS periode satu ke periode sampai detik ini, dari gaji suami yang ini ke gaji yang itu, dari panen ini ke panen itu. Tak habis-habisnya. Aku hanya diberi makan janji yang tak pernah ditepati.

Aku ngamuk? Nggak juga, tapi aku pernah juga berusaha mengingatkan minimal untuk dia mencicil sebagian sisa shopping atau jalan-jalan yang ia siarkan langsung di medsosnya. Dan sekarang, sudahlah. Rela tidak rela, ikhlas tidak ikhlas. Aku tak pernah memikirkannya lagi. Kecuali yang non adab 😂

Dari beberapa teman, aku mendengar cerita hidup si sakauni yang semakin terjebak dalam lilitang utang, hidup rumah tangganya yang berantakan, anak yang sakit-sakitan. Menjanda, menanggung utang sana-sini. Kasihan.

Satu hari dia pernah menjawab pesanku, "Nanti aku bayar utangku di akhirat" yang aku jawab, "Bismillah, aku ikhlaskan utangmu padaku, semoga harimu selalu dalam kebaikan."

Ah, dilema utang. Rasanya kapok. Jika uang sudah di tangan orang lain, susah baliknya, apalagi saat kita butuh. Semoga kita terhindar dari jerat utang, apalagi sampai tak ingat bahkan pura-pura lupa jika pernah berutang. Minimal jika berutang, berilah kabar terbaik kita untuk mendapat maklum dari sang pengutang.

Semoga yang masih dalam lilitan utang, Allah mudahkan dalam melunasi. Niatkan yang kuat bisa membayar 💪