Sejak semalam, aku sudah pesan pada istriku. "Dik, tolong disiapkan pakaian adat ya." Jujur aku taktahu pakaian adat ini tersimpan entah di mana. Karena jarang kupakai jadi keberadaannya juga tak kuketahui.

Pukul 6, aku persiapan berangkat kerja. Kulihat pakaian adat sudah disiapkan oleh istriku. Lalu kupakai mulai baju, celana, dan selop. Eh, ternyata masih ada yang kurang. Blangkon sebagai penutup kepala ternyata belum disiapkan.

"Dik, blangkonnya kok belum ada?" tanyaku sambil mencari di tumpukan pakaian.

"Iya, tadi sudah kucari-cari juga belum ketemu," sahut istriku terlihat 😕. Ia masih sibuk mencari ke beberapa tempat. Hasilnya tetap saja nihil. Blangkon tetap saja tak ditemukan.

"Ya, sudah, tolong ambilkan saja pengganti blankon yang tergantung bersama topi-topi. Ada itu kenang-kenangan dari guru Kepulauan Riau."

Alhamdulillah, lengkap sudah seragam pakaian adat yang kupakai. Ada baju, celana, dan penutup kepala juga.

Pukul 6.50, aku sampai di sekolah. Bapak dan ibu guru yang sudah hadir di sekolah semuanya juga memakai pakaian adat. Untuk ibu-ibu memakai kebaya. Warna dan bentuknya seragam. Berbeda dengan bapak-bapak, pakaian adat yang dipakai tidak ada yang seragam. Masing-masing berbeda sesuai dengan kesenangannya.

Hari ini kami memakai baju adat karena bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-519 Kab. Demak. Di hari yang bersejarah ini, semua pegawai baik di sekolah maupun instansi pemerintah dianjurkan untuk memakai pakaian adat daerah. Sayangnya, pakaian adat yang kami pakai belum bisa kompak dan seragam.

Dirgahayu Kabupaten Demak. Selamat ulang tahun yang ke-519. Semoga semakin maju, makmur, dan bermartabat. Amiin.