Hujan deras mengguyur bumi sejak pagi. Maman berangkat ke sekolah dengan diiringi rinai gerimis. Dengan balutan jas hujan, dia memacu sepeda motornya. Jarak ke sekolah ditempuhnya kurang lebih 10 menit.

Pukul 7, pembelajaran dimulai. Maman masuk ke kelas 8. Anak-anak sudah menunggunya. Setelah berdoa, mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"Assalamualaikum. Anak-anak, bagaimana kabar hari ini?" Maman memulai pembelajaran dengan menanyakan kabar anak didiknya.

Di luar, hujan semakin deras. Kelas pun terasa gelap. Tak ada lampu yang terpasang di kelas itu. Suasana pembelajaran menjadi kurang kondusif. Anak-anak juga terganggu dengan derasnya air hujan yang turun membasahi bumi.

"Pak, mohon izin ke toilet," kata Sobri, anak yang terkenal bandel di kelas itu. Pak Maman hanya terpana. Tak kuasa untuk menolak. Takut anak didiknya malah ngompol di kelas bila dilarang izin ke toilet.

Pelajaran telah usai. Maman pun segera menuju ke ruang guru sambil diiringi derasnya hujan.

Di kelas, anak-anak menampakkan raut wajah yang bahagia. Keinginan untuk keluar kelas bisa segera terwujud.

Tak butuh waktu lama, anak-anak segera berlarian ke luar kelas. Berhujan-hujanan menjadi tujuannya. Tidak putra, tidak putri, semuanya menikmati permainan di bawah guyuran air hujan. Akibatnya bisa ditebak. Pakaian seragam menjadi basah semua.

Ketika pelajaran berikutnya akan dimulai, anak-anak tampak tidak siap untuk belajar. Mungkin mereka memang sengaja berbasah ria agar tidak ada pelajaran.

Benar saja, dengan kondisi badan basah kuyup, pembelajaran tidak bisa dilaksanakan.

"Pak guru, kita pulang saja. Pakaiannya basah semua."

Begitulah anak-anak. Mereka segera pamit pulang sambil membawa sepatunya di tangan.