Kali ini aku ingin cerita tentang muridku istimewa. Namanya Maskuri. Dia istimewa bukan karena kepandaiannya melainkan karena keuletannya.

Secara akademis, dia tergolong sedang-sedang saja. Tidak menonjol, tidak juga pintar. Hanya, dia rajin. Selalu mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Tugas dari guru juga selalu dikerjakannya meski hasilnya tidak pernah mendapatkan nilai maksimal.

Selain rajin, dia juga sopan dan patuh pada guru. Ketika teman-temannya berbuat onar, dia tidak mau terlibat. Dia hanya menonton dan melihat tingkah polah temannya.

Yang istimewa lagi, dia memiliki tanggung jawab yang tinggi pada diri dan keluarganya. Setiap pulang sekolah, dia menggunakan waktunya untuk berjualan. Ketika teman-temannya bermain, dia berkeliling dari kampung ke kampung sambil membawa dagangannya. Ya, dia berjualan cilok.

Kompor dan tempat penggorengan dia letakkan pada tempatnya di atas sadel motor. Begitu pula dengan ciloknya. Kemudian dia akan menjajakan jualannya keluar masuk kampung hingga jualannya habis.

Ketika berjualan, dia sering bertemu teman sebaya dan sepermainannya. Namun dia tidak merasa malu atau gengsi. Dia tetap teguh dengan tekadnya. Mencari uang demi mencukupi kebutuhan sekolah dan keluarganya.

Bahkan, dia harus menekan rasa malunya ketika harus berjualan di sekolah. Setiap Sabtu sore, ada latihan Pramuka yang diikuti oleh seluruh siswa. Dengan keberaniannya, dia minta izin tidak mengikuti latihan. Dia lebih memilih untuk berjualan cilok di sekolah. Ya, ketika temannya berlatih Pramuka, dia menunggui jualannya dan melayani pembeli yang ingin menikmati ciloknya.

Perjuangan dan pengorbanan yang sangat berat bagi seorang anak. Namun, di sisi lain terlihat karakter yang kuat untuk mampu bertahan dari permasalahan hidup. Ketika kutanya cita-citanya, dengan mantap dia ingin menjadi Bos. Keinginan yang luar biasa dan semoga bisa terwujud.

Tabik