Leck Murman

(WA: 081225243227) (FB: Leck Murman) Pak Leck menghabiskan masa kecil di Desa Sidokumpul, Kecamatan Guntur. Sebuah desa kecil di wilayah Kabupaten Dem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sisi Lain Mengarang Bebas

Sisi Lain Mengarang Bebas

"Anak-anak, hari ini pelajarannya mengarang ya. Silakan kalian siapkan bolpoin dan buka buku tulisnya. Buatlah karangan paling sedikit setengah lembar."

Bu guru dengan suara mantap menyuruh muridnya untuk mengarang. Tanpa memberi bimbingan bagaimana cara mengarang yang baik, ia percaya diri memberi instruksi. Masalah muridnya bisa atau tidak, ia tidak peduli.

"Bu guru, ini mengarangnya tentang apa?" tanya Badrun, siswa terpandai di kelas itu.

"Mengarang bebas saja. Mau menulis pengalaman berlibur juga boleh. Atau tema yang lainnya. Pokoknya mengarang!" jawab bu guru dengan tegas.

Sejurus kemudian, bu guru asyik duduk di kursi guru sambil memainkan gawainya. Ia membuka beberapa platform media sosial. Sesekali ia membalas respon dari teman-temannya.

Sementara itu, anak-anak sibuk dengan tugasnya. Lebih tepatnya merasa sibuk karena tidak tahu apa yang mesti ditulisnya. Mau mengarang tentang liburan, mereka bingung bagaimana harus memulai. Mau menulis tentang keluarga, mereka juga tidak tahu apa yang mesti ditulisnya.

Waktu terus berjalan. Anak-anak masih saja bengong. Tak tahu harus menulis apa. Tak terbayang sedikitpun rangkaian cerita yang mesti ditulisnya.

Akhirnya, mereka merasa bahwa mengarang menjadi tugas yang paling sulit. Tugas yang paling membebani. Mau mengingat teorinya juga tidak pernah diperolehnya.

Tiba-tiba, "Bu, ini mengarangnya dimulai dari kata apa?" kata Wulan, anak yang terkenal pandai Matematika. Dengan terpaksa ia bertanya kepada gurunya karena setelah beberapa saat ia seperti kosong pikirannya. Tak ada yang bisa ditulisnya.

"Baiklah, anak-anak. Pokoknya kalian tulis saja apa yang kalian bisa. Diingat-ingat kejadiannya, kemudian kalian tulis di buku." Begitulah bu guru menanggapi pertanyaan muridnya.

Tak ada penjelasan memadai seperti yang diharapkan muridnya. Gurunya sekadar menyampaikan instruksi tanpa menjelaskan cara.

Alhasil, anak-anak kembali menikmati kebingungannya. Setengah jam berlalu. Kertas yang ada di hadapannya masih tetap kosong. Bersih tanpa coretan.

"Aha!" Tiba-tiba seorang anak berteriak. Suaranya memecah kebuntuan. Sambil berteriak, ia menuliskan sesuatu di bukunya.

Seketika, teman-temannya penasaran. Mereka melongok dan melihat apa yang ditulis temannya. Sebuah frasa yang sangat fenomenal dan membikin mata berkaca-kaca.

"Pada suatu hari, ...."

Begitulah hasil penantian selama setengah jam untuk mengarang. Guru asyik dengan aktivitasnya. Murid menikmati kebingungannya. Akhirnya, mengarang tetap menjadi kegiatan yang tak pernah menghasilkan apa-apa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post