Sebuah nasihat bijak mengatakan bahwa tulislah yang ada di pikiran, jangan berpikir apa yang mau ditulis. Artinya, secara alamiah pikiran kita itu dipenuhi dengan berbagai ide dan gagasan. Entah kita sengaja atau tidak. Tugas kita adalah menuangkan ide yang ada dalam pikiran itu ke dalam tulisan. Memang tidak selalu pikiran kita itu berjalan linear dan lurus. Apalagi bagi orang awam. Pikiran akan berjalan seperti benang ruwet yang senantiasa bergerak tak beraturan. Kadang ke depan, ke samping, balik lagi ke belakang, begitu seterusnya. Begitulah gambaran ide yang tersimpan di pikiran kita.

Bagi penulis kawakan, ide yang ada di pikiran memang bisa tersusun dengan tertib, rapi, dan teratur. Alhasil, dalam menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan pun akan lancar dan tanpa hambatan. Namun, untuk mencapai kondisi seperti itu diperlukan latihan dan kebiasaan yang tidak bisa serta merta. Perlu perjuangan dan pengorbanan dalam waktu yang lama.

Selanjutnya, untuk menulis jangan terlalu banyak berpikir. Banyak penulis pemula yang terkendala ketika akan menulis. Salah satu penyebabnya adalah mereka terlalu banyak memikirkan apa yang mesti ditulis. Akibatnya, mereka hanya sempat berpikir dan berpikir. Lalu, kapan menulisnya.

Jadi, agar bisa menulis dengan lancar, perlu latihan secara konsisten dan berkelanjutan. Tidak mudah menyerah atau patah semangat. Satu lagi, segera mulai menulis. Tulislah apa yang ada di pikiran. Jangan hanya memikirkan apa yang mau ditulis.

Tabik