Mungkin para pembaca pernah mendengar sebuah kalimat kiasan penuh makna yang berbunyi "Guru kencing berdiri, siswa kencing berlari". Yah kalimat ini ada yang sudah paham maknanya, tapi saya yakin diantara kita justru banyak tak paham makna tersirat dari kalimat tersebut.

Membaca kalimat diatas, mungkin pembaca sedikit tergelitik, tapi begitu tahu artinya maka akan terdiam sejenak dan memaknai diri, haruskah kejadian itu terjadi, dan bagaimana posisi saya selaku pendidik?

Arti dan makna dari kalimat kiasan itu adalah “Apapun yang dilakukan oleh guru, pasti akan ditiru oleh murid, mentah-mentah, sehingga fungsi, peran dan perangai dari sang guru harus terkontrol dan terukur”.

Guru harus punya program kerja yang terencana untuk menjadikan dirinya hebat dan menjadi tauladan. Ia harus menjadi inspirator dan penggerak baik untuk dirinya sendiri, teman sejawat, lingkungan sekolah, ataupun komunitas profesi.

Tapi untuk mencapai itu, tak mudah bukan, perlu keberanian untuk tampil beda dari jalur normal. Ia pasti tak mau jadi guru biasa saja. Ia ingin menularkan ilmu dan pekerti baik bagi peserta didiknya, ia ingin melihat lingkungan tempatnya bekerja berubah ke arah yang lebih baik keadaan sebelumnya, ia ingin menciptakan kondisi belajar yang lebih menyenangkan dan semangat belajar muridnya pun ikut meningkat.

Guru tersebut berusaha untuk memperlihatkan kemampuan dan keahlian termasuk keterampilan dengan berkomunikasi baik dan berinovasi menciptakan hal-hal baru serta berkolaborasi dengan semua yang ada di sekolahnya, mulai dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru-guru hingga tenaga pendidikan yang ada disekolah itu.

Ia selalu ingin memaksimalkan potensi yang ada disekolah, termasuk potensi sumber daya manusia untuk berubah, menatap masa depan pendidikan yang lebih cerah dan maju. Ia butuh dukungan dan bantuan agar semua yang ia ingin lakukan disekolah tak mengalami hambatan, tantangan dan rintangan sehingga sekolah yang diharapkan menjadi rumah kedua bagi peserta didik akan segera terwujud.

Guru seperti inilah yang akan kita sebut guru hebat, mengapa demikian? Dari sekian banyak guru yang ada, masih ada saja guru yang berpikiran kreatif dan inovatif mengubah wajah sekolah menjadi sekolah yang bersahabat, hingga membuat semua komponen sekolah merasa memiliki sekolah ini dari hati kecilnya.

Lalu Bagaimana Hubungan Predikat Guru Hebat dan Prestasi Siswanya?

Ini bisa kita tebak sendiri. Bila ada guru hebat di sekolah itu, apalagi sifat, tehnik,trik metode termasuk model mengajar guru hebat ini menarik, pasti akan diadopsi oleh guru lainnya untuk ia terapkan, tentu ini akan menjadi modal utama dalam meningkatkan prestasi siswa.

Berbagai kegiatan lomba dan pertandingan tak akan diikuti hanya untuk meramaikan kegiatan tersebut, tapi ia akan melatih, mendampingi serta membimbing siswanya agar giat belajar dan berlatih, sebagai modalnya nanti menghadapi pertandingan atau perlombaan yang sesungguhnya.

Ia akan merancang model pembinaan termasuk meminta bantuan dana ke pengambil kebijakan di sekolah untuk memperlancar kegiatannya saat berusaha menumbuhkan semangat bertempur dari siswa binaannya.

Kerjasama semua komponen sekolah termasuk guru-gurunya harus satu persepsi untuk menjadikan siswa-siswi yang saat itu menimba ilmu pengetahuan di sekolahnya akan mempersembahkan prestasi dengan menjadi juara dari pertandingan dan perlombaan tersebut.

Guru harus selalu siap memberikan yang terbaik pada siswa-siswinya, bukan hanya datang mengajar di sekolah di jam kantor saja tapi guru tersebut harus menyediakan waktu, tenaga dan kesempatan untuk memberikan dan menularkan segala kemampuan dan keahlian kepada peserta didiknya, tanpa harus mendatangkan guru atau pelatih dari luar, karena disekolahnya banyak sekali guru hebat, yang selalu siap berkorban demi kejayaan peserta didik dan kejayaan sekolah pada umumnya.

Hal-hal yang ditularkan oleh guru hebat demi prestasi siswanya untuk lebih baik dan meningkat, tentunya akan menjadi modal terbaik untuk menjaga citra sekolah diluar, apalagi di saat bertanding atau berlomba dengan sekolah lain. Ilmu dan kata-kata hebat gurunya akan tertanam dalam pikiran dan akan menjadi penyemangat untuk berbuat yang terbaik dari yang baik, hingga siswanya akan mendulang prestasi demi prestasi untuk dibanggakan sekolah.

Perlihatkan hal positif dari guru-guru hebat yang bisa di contoh dan tiru oleh siswa-siswinya, dan pasti mereka merasa puas dengan pencapaian gurunya, “guruku hebat, guruku luar biasa, masa saya tak bisa mencontohnya”.

Siswa-siswi kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar, berlatih, hingga berdoa, karena ia akan merasa malu bila berlomba atau bertanding dalam sebuah kompetisi atau kejuaraan, ia tak menjadi juara. Ia pasti akan memberikan yang terbaik dan akan mempersembahkan prestasi tertinggi untuk sekolahnya.

Tetaplah menjadi guru yang di favoriti oleh siswa kita, berikan yang terbaik buat mereka, jadilah guru yang selalu ditunggu, dirindukan dan selalu dikenang oleh siswa-siswi kita bila tak berada di sekolah. Tetap menjadilah guru hebat, tauladan bagi rekan sejawat. Tetaplah beri prestasi terbaik bagi tempat kerja kita, terkhusus mari tingkatkan prestasi siswa kita.

Salam Perubahan, #MNGBC

Biodata Penulis

Mursalim Nawawi, S.Pd., M.Pd., Sering dipanggil Guru Besar Chaling (GBC), lahir di Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan pada Tanggal 05 Oktober 1976. Ia aktif menjadi penulis buku, baik buku tunggal maupun buku Antologi. Membuat Cerpen dan puisi sudah menyatu dengan jiwanya. Ia pun penulis lepas di beberapa media dan blog. Beliau aktif sebagai ASN Guru yang bertugas di SMA Rahmatul Asri Enrekang sejak tahun 2000-sekarang.

Menghubunginya cukup mudah, bisa melalui email aktif [email protected] atau melalui nomor HP/WA/Telegram aktif 085255734844. Bisa pula melalui Akun Messengger Facebook Chaling gbc atau akun Instagram IG chaling-mm93.