Mursalim Nawawi, S. Pd. M.Pd

Mursalim Nawawi. S.Pd., M.Pd di lahirkan di Sidenreng Rappang 05 Oktober 1976, Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan pada UPT SMA PPM RAHMA...

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antar Materi Modul 2.2. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) (T819,T.64)
PSE sangat di perlukan dalam menciptakan pembelajaran bermakna

Koneksi Antar Materi Modul 2.2. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) (T819,T.64)

Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan proses pembelajaran yang pernah saya pelajari baik metode maupun strategi.

Apersepsi yang saya lakukan untuk mengaitkan materi yang akan saya berikan dengan materi yang sudah dimiliki oleh anak. Memberikan penyegaran pada anak melalui ice breaking untuk mengembalikan kesegaran kefokusan siswa pada proses pembelajaran.

Namun, setelah mempelajari modul ini, ternyata apa yang sudah saya lakukan merupakan salah satu pembelajaran social emosional, akan tetapi masih pada langkah awal perlu adanya penambahan langkah yang lebih baik lagi. Antara lain perlunya saya melakukan kesadaran penuh pada diri saya maupun siswa agar dapat mencapai titik kefokusan dalam belajar sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk menfasilitasi seluruh siswa di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejateraan psikilogis [well-being], 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari antara lain:

Pertama adalah konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Kedua adalah tentang pemahaman konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) serta bagaimana mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.

Ketiga tentang kesejateraan psikologis [well-being]. Dengan memahami ketiga hal tersebut penerapan kompetensi social emosional baik pada siswa maupun pada guru dapat terlaksana dengan baik. Karena pembelajaran social emosional merupakan suatu system yang saling terkait.

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah pembelajaran dalam memahami, menghayati, mengelola emosi dan mencapai tujuan positif serta pembelajaran yang mengajarkan bagaimana kita merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain serta membangun dan mempertahankan hubungan yang positif atau terampil dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab. PSE sangat penting untuk dipelajari dan dipahami oleh setiap orang khususnya guru.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Sebagai guru, tentunya memiliki banyak aktivitas, bukan hanya di sekolah saja, namun kegiatan di rumah atau di lingkungan masyarakat. Dengan banyaknya kegiatan tersebut, tidak menutup kemungkinan guru akan berada pada situasi yang menegangkan, melelahkan dan sulit dalam mengendalikan diri serta emosi. Tidak terbayangkan bila situasi ini terbawa ke lingkungan sekolah atau kelas.

Di kelas, saat guru mengajar dengan kondisi emosi yang tidak stabil atau tidak terkontrol bahkan dalam kondisi guru memiliki banyak beban pikiran seperti stres, maka dapat saja timbul hal yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan. Misalnya, pada saat pembelajaran.

Jika guru masuk ke dalam kelas dalam kondisi lelah, banyak beban, peran dan tanggung jawab yang harus segera diselesaikan pada saat yang bersamaan, maka ketika dihadapkan pada kondisi kelas dimana saat pembelajaran berlangsung, salah seorang murid melakukan aktivitas lain yang menggangu murid lain dalam kelas, tentu dapat menimbulkan konflik.

Lalu, sebagai guru apa yang akan kita lakukan? Apakah sebagai guru kita akan marah? Apakah kita sebagai guru akan menegur murid tersebut dengan cara mempermalukannya di depan teman-temannya? Ataukah kita akan membiarkan murid tersebut asyik dengan dunia lainnya di saat murid lain sedang fokus pada apa yang sedang dipelajari? Tentunya, sebagai guru kita tidak akan memposisikan murid sebagai terdakwa. Jika demikian, langkah apa yang sebaiknya tepat dilakukan oleh guru untuk merespon kondisi tersebut?

Pembelajaran sosial emosional mengajarkan agar setiap individu dapat mengenal dan mengendalikan emosinya. Perlu bagi setiap orang untuk mengenal emosinya lebih dini agar mampu berpikir lebih jernih, bersikap lebih tenang, mampu membantu setiap orang dan berempati serta mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran kompetensi sosial emosional ini dapat dilatihkan oleh guru dan murid di sekolah dalam lingkup kegiatan rutin (di luar kegiatan akademik), terintegrasi dalam mata pelajaran, dan protokol (budaya atau tata tertib).

Agar mampu mencapai kesuksesan. Sebagai guru, kita dituntut untuk menggabungkan pembelajaran berdiferensiasi dengan pembelajaran sosial-emosional sebagaimana dalam kerangka CASEL yang menjelaskan pentingnya kolaborasi akademik dengan pembelajaran sosial dan emosional.

PSE yang diterapkan berbasis kesadaran penuh (mindfullnes) dengan Latihan STOP. Adapun teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sosial emosional seperti bernafas dengan kesadaran penuh, identifikasi perasaan, melukis dengan jari, membuat jurnal diri, membuat puisi akrostik, membuat kolase diri, memeriksa perasaan diri, menuliskan ucapan terima kasih, mengidentifikasi emosi, mindful eating, cari teman baru, mengenali situasi menantang, latihan menyadari kondisi tubuh (Body Scanning), kegiatan menulis surat, kegiatan role play komunikasi aktif, dan kegiatan menulis pengalaman bekerjasama dalam kelompok.

Modul Pembelajaran Sosial Emosional memiliki keterkaitan dengan modul pembelajaran sebelumnya. Pembelajaran social emosional merupakan langkah untuk mewujudkan well being sehingga pada komunitas sekolah akan terwujud sekolah yang nyaman, aman, dan akan tercapai kebahagiaan dan keselamatan anak setinggi-tingginya sesuai dengan yang diamanatkan KHD.

Untuk mewujudkan pembelajaran social emosional peran guru sangat penting. Guru dapat menumbuhkan nilai dan perannya dalam mengelola kompetensi social dan emosi anak sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang.

Hal ini merupakan langkah untuk mewujudkan visi terciptanya profil pelajar pancasila melalui proses pembelajaran tentang kesadaran diri, managem diri, kesadaran social, kemampuan berelasi serta pengambilan keputusan bertanggung jawab. Pembelajaran social emosional pun dalam pelaksanaannya dapat mengontrol kita untuk menciptakan budaya positif di sekolah dengan memandang perbedaan individu melalui pembelajaran berdeferensiasi.

Demikian yang dapat di tuliskan, Semoga jurnal ini bermanfaat.

Salam guru Penggerak

Tergerak, bergerak dan menggerakkan

Mursalim Nawawi. CGP Angkatan 7 kabupaten Enrekang

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

06 Mar
Balas



search

New Post