Mursalim Nawawi, S. Pd. M.Pd

Mursalim Nawawi. S.Pd., M.Pd di lahirkan di Sidenreng Rappang 05 Oktober 1976, Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan pada UPT SMA PPM RAHMA...

Selengkapnya
Navigasi Web
SABAR, JANGAN PATAH SEMANGAT, BERJUANG LAGI (T822,T.67)
Yang belum berhasil, kembali berjuang...

SABAR, JANGAN PATAH SEMANGAT, BERJUANG LAGI (T822,T.67)

Hanya kata seperti di atas yang bisa ku ucapkan pada teman mengajarku untuk menghibur hati mereka yang dilanda kekecewaan dan kegalauan usai melihat hasil pengumuman ASN PPPK. Apalagi saat penulis bertanya, "bagaimana hasil pengumuman kelulusan ASN PPPK yang kalian ikuti? "

Disekolah tempat penulis mengajar, dari 3 orang yang ikut seleksi ASN PPPK, 1 lulus dan 2 tidak. 1 yang lulus karena ia masuk prioritas P3 sedangkan yang 2 ikut tes seleksi dari jalur Pelamar umum. 

Maklumlah, setelah mereka selesai di bangku kuliah dan jadi sarjana, mereka sepertinya tak tahu mau kemana, melamar di sekolah negeri menjadi guru, sekolah negerinya full pengajarnya, akhirnya jalan satu-satunya adalah menjadi guru di sekolah swasta. 

Jadilah mereka guru honorer, sedangkan yang mau tinggal di kompleks membina anak santri santriwati menjadi guru yayasan. Perbedaan gaji disekolah swasta tentu sangat jelas terlihat. Terkadang dibayar bulanan bagi guru yayasan, sedangkan bagi guru honorer kalau keuangan membaik bisa Terima gaji bulanan, tapi kalau keuangan lagi sreg di bayar pertriwulan. 

Menjadi guru memang pekerjaan mulia, sehingga banyak lulusan perguruan tinggi tertarik untuk bergabung menjadi guru walau dasar ilmu pendidikannya sangat minim, bahkan jurusan mereka saat kuliahnpun tak menjadi soal, yang penting kerja dan menjadi guru. 

Beruntunglah ada banyak program pendidikan dari kementerian yang bisa menyelamatkan lulusan ini agar bisa terakomodir dan bisa menerima intensif bulanan dari pemerintah. Sebutlah pendidikan profesi guru (PPG), usai mengikuti pendidikan ini maka guru tersebut memiliki sertifikat mengajar dan berhak diusulkan untuk menerima uang sertifikasi guru. 

Kemudian dibuka lagi penerimaan ASN PPPK tanpa melihat umur, tapi lama pengabdian dari seorang guru, sehingga muncul istilah prioritas 1,2 dan 3 pada penerimaan ASN PPPK tahun ini. Sehingga guru-guru honorer merasa punya peluang yang sama untuk menjadi ASN atau pegawai pemerintah. 

Batas umur 35 tahun pun berlaku pada pendaftaran ASN PNS, membuat mayoritas tenaga honorer untuk bersaing di jalur ini kecil mengingat usia mereka diatas standar minimal saat mendaftar menjadi PNS. Sehingga salah satu jalan yang dibuka oleh pemerintah tanpa memperhitungkan umur bagi tenaga honorer adalah lewat jalur penerimaan ASN jalur PPPK. 

Kalian yang sudah mendaftar dan ikut seleksi tahun lalu dan tahun ini tentu sudah melihat hasilnya, ada yang beruntung lulus, ada pula yang gagal. Bagi yang beruntung lolos, ucap Alhamdulillah, sedangkan yang gagal atau belum beruntung, tetap sabar, jangan patah semangat dan terus berjuang. Ingat kata pepatah perjuangan tak akan membohongi hasil, kalau sekarang suram, yakinkan hati, esok hari itu akan berubah jadi indah dan yang bisa mengubah kesuraman menjadi keindahan itu adalah aku, akulah agen perubahan itu. 

Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Salam perubahan, #MNGBC

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mamtap ulasannya

09 Mar
Balas



search

New Post