PUASA SEJATI
“PUASA SEJATI”
Assalamu;alaikum warahmatullahi wa barakaatuh Gurusiana di seluruh NKRI Tercinta. Bersua kembali dengan artikel saya pada tantangan hari ke-4 mengisi rubrik kolom dengan judul : “Puasa Sejati”.
Dikisahkan pada suatu hari Imam Ahmad Ibnu Hanbal rahimahullāh sedang berpuasa. Menjelang berbuka dengan 2 potong roti kering, datanglah seorang pengemis ke rumah beliau untuk meminta-minta. Imam Ahmad merasa iba dengan pengemis tersebut. Apa yang dilakukan oleh Imam Ahmad?
Ternyata 2 potong roti kering yang beliau siapkan untuk berbuka puasa diberikan semuanya ke pengemis tersebut sehingga tidak ada makanan tersisa di dalam rumah beliau. Lantas beliau berbuka dengan apa? Beliau berbuka dengan segelas air putih dan keesokan harinya bersahurpun dengan segelas air putih. Luar biasa bukan? Begitulah sosok orang-orang yang puasanya telah mempengaruhi perilaku kesehariannya.
Dan puasa bagaimanakah yang akan mempengaruhi perilaku seorang hamba? Yaitu puasa yang bukan sembarang puasa yaitu PUASA SEJATI. Apakah PUASA SEJATI itu? Puasa sejati bukanlah hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi makna puasa lebih luas dari itu. Sebagaimana yang diisyaratkan oleh shahābat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang bernama Jābir bin 'Abdullāh radhiyallāhu 'anhu: "Jika engkau berpuasa hendaklah telingamu ikut berpuasa, lisanmu ikut berpuasa dan matamu ikut berpuasa." (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, 3/3)
• Apa itu puasa mata?
Yaitu menjaga mata ini dari melihat hal-hal yang diharamkan Allāh Subhānahu Wa Ta'āla.
• Apa itu puasa lisan?
Puasa lisan adalah menggunakan lisan ini dalam hal-hal yang diridhai Allāh Subhānahu Wa Ta'āla. Aneh sekali jika orang yang berpuasa tapi masih menggunjing orang lain, berbohong, mencaci orang lain.
• Apa itu Puasa telinga?
Yaitu kita berusaha untuk tidak memasukkan ke dalam telinga kita kecuali sesuatu yang baik. Maka jangan habiskan waktu berpuasa kita (dan juga ketika tidak berpuasa) untuk mendengarkan gosip/aib orang lain. Habiskan waktu kita untuk mendengarkan bacaan Al-Qurān, pengajian.
Makna keutamaan puasa
1. Mengajarkan kita menyembunyikan ibadah yang kita lakukan dengan begitu Lebih mudah untuk mendapatkan keikhlasan
2. Untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat dengan mengerem hal-hal yang bersifat maksiat / hal-hal negatif ( haram )
3. Niat baik saja tidak cukup untuk beribadah karena ibadah sudah ada SOP/ ilmu sesuai ajaran AlQur’an hadist Rasul
4. Membutuhkan pengorbanan ( untuk mendapatkan surga harus ada perjuangan ).
Demikian saja artikel saya pada kesempatan ini. Barakallahu fiikum. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh. See you …
Room corner, 16 April 2021 (4 Ramadhan1442 H)
MUSDAR, S.Pd.M.Pd
Guru IPA SMP N 1 Batang Kapas
Pesisir Selatan Sumatera Barat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yg bergizi pak sukses selalu
Ulasan bernas dalan menjadi referensi. Terima kasih sudah berbagi, memberi pencerahan dan meneguhkan
Keren Pak ulasannya. Sangat bermanfaat informasinya.
Puasa sejati. Luar biasa ulasannya. Terima kasih mendapat pencerahan. Salam sukses? Selalu sehat.
Tulisan yang yang memberikan pencerahan. Terima kasih Pak Musdar. Sukses untuk jenengan